14. Useless

44.3K 6.4K 1.7K
                                    

Karena pd penasaran aku up dulu aja ya, nanti direvisi lagi hehe


[B] [a] [b] [y] - [B] [o] [s] [s]

.
.
.

Setelah puas berbincang ditelepon, Grace melakukan apa yang ia katakan pada Wendy, membuatkan susu untuk Hani. Sambil menggendongnya, Grace memberikan susu yang sudah dituangkan dalam botol dot. Hani meminumnya dengan lahap, mungkin karena lelah bermain juga. Bahkan 1 botol susu formula habis dengan cepat.

Huaaaaaaa

Hani mulai merengek, menggerak-gerakkan badannya seolah tidak nyaman digendongan Grace. Selalu saja seperti ini, beberapa menit setelah minum susu Hani selalu saja menangis tanpa sebab. Grace juga tidak tau mengapa, ia hanya berusaha menenangkan Hani dengan segala cara.

Tapi tangisannya sulit sekali dihentikan, terkadang Hani sampai tertidur karena saking lelahnya menangis tanpa henti. Ini terus terjadi sejak beberapa hari yang kebelakang.

Grace membaringkan tubuh Hani yang sudah tenang tertidur diatas kasur. Ini hanya kecurigaannya saja, tapi ia perlu memastikan sesuatu, ia pun melepas pakaian Hani. Benar saja, bercak ruam dipunggung Hani semakin melebar. Ruam yang awalnya ia temukan di sela-sela paha Hani kini menyebar sampai ke punggung.

Asalnya ia kira hanya iritasi popok, masa iya sampai ke punggung? Sudah sering ia baluri minyak telon untuk mengeringkan ruamnya. Bahkan pakaian Hani juga ia cuci sendiri karena takut deterjen yang dipakai tidak cocok dengan kulit Hani. Tapi tetap saja ruamnya membesar.

Harusnya ia segera melapor pada Johnny tapi ia pikir ini hanya iritasi biasa dan bisa ia tangani sendiri. Keponakannya sering juga seperti ini, tidak lama kemudian ruamnya sembuh jika sering dibaluri minyak telon. Tapi sepertinya ini bukan sekedar iritasi biasa.

Grace meraih ponselnya, mencari kontak telepon Johnny. Setelah ditemukan tangannya malah ragu menekan tombol panggilan. Ia takut Johnny marah mengetahui Hani terluka karena cerobohan dirinya.

Ia memberanikan diri, mau dimarahi atau ditendang dari rumah ini ia harus memberitahu Johnny, jika tidak Hani akan terus menderita.

Teleponnya dijawab.

"Halo pak. Yang saya ingin bicarakan itu tentang Hani" kata Grace setengah mati takut diamuk bosnya.

"Kenapa dengan Hani?" Tanya Johnny diujung telepon.

"Sebelumnya saya mau minta maaf dulu pak, karena kecerobahan saya Ha-"

"Cepat katakan Hani kenapa?!" Suara Johnny menegas.

"Bapak ingat ruam yang ada dipaha Hani ketika kita pertama kali bertemu di supermarket? Ruamnya semakin menyebar ke punggung dan sekitar badan lainnya. Saya pikir itu iritasi popok atau deterjen pakaian, semuanya sudah saya ganti tapi ruamnya masih menyebar. Saya minta maaf pak" jelas Grace.

Tidak ada respon dari Johnny, Grace mulai dag dig dug ser. Apa Johnny sangat marah padanya?

"Saya sangat minta maaf pak, saya pikir saya bisa mengatasinya sendiri karena melihat bapak begitu sibuk dan takut membuat bapak khawatir, saya takut menambah beban bapak, ternyata saya salah. Harusnya saya segera melaporkan ini pada bapak. Saya mohon maaf tidak bisa merawat Hani dengan baik" lirih Grace, suaranya bergetar, antara takut dan menyesali diri.

Baby Boss - Johnny Suh [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang