32. Plan

37.4K 4.3K 2.6K
                                    

[B] [a] [b] [y] - [B] [o] [s] [s]


.
.
.

Grace mengangkat tangannya tinggi-tinggi, tubuhnya menggeliat meregangkan otot-otot yang terasa pegal. Matanya meremang menerima cahaya pagi yang hangat. Ia memandangi matahari yang mengintip dari sela-sela gorden, pagi telah tiba, dan semalam apa yang telah ia lakukan?

"Gue udah gila" gumam Grace mengingat kejadian itu.

"Aaak!" Teriak Grace saat menatap ke sebrangnya, sudah ada Johnny yang terduduk dengan tubuh dibalut jas dan rambut ditata rapih keatas, siap pergi ke kantor.

"Bapak ngagetin saya! Ngomong kek kalau ada orang disini!" bentak Grace panik sambil membungkus tubuh polosnya rapat-rapat dengan selimut, takut Johnny melihatnya.

Percuma, karena Johnny sudah melihat semuanya.

"Kenapa liatin saya terus?" Tanya Grace sinis karena Johnny terus menatapinya dengan senyuman tidak nyaman, seperti bersalah mungkin?

'Jangan-jangan pak Johnny dari tadi liatin gue mulu pas lagi tidur?'

"Gimana tidur kamu? Nyenyak?" Tanya Johnny lembut, tangannya terulur merapikan beberapa anak rambut Grace yang menghalangi wajah cantiknya.

Yang ditanya hanya mengangguk, namun matanya menatap curiga dengan tingkah sang bos?

'Ini gak ada hal yang terselubungkan?'

"Saya sudah menyiapkan sarapan, mau makan disini atau didapur?" Tanya Johnny lagi.

"Emang bapak bisa masak?" Grace mempertanyakan.

"Bisa"

Grace tidak percaya.

"Jangan pikir karena saya kaya terus saya gak bisa masak ya. Gak semua orang kaya gak bisa masak" balas Johnny.

Grace masih tidak percaya. "Delivery ya?" Tuduh Grace.

"Bawel! Ayo saya gendong ke dapur!" Johnny kesal sendiri karena sang gadis tidak percaya kalau dirinya adalah bujang yang kompeten.

"Ngapain gendong-gendong?!" Grace memasang badan menolak ajakan Johnny.

"Kamu gak sakit jalan sendiri?" Tanya Johnny heran dengan penolakan Grace.

"Sakit kenapa?" Grace menyentuh jidatnya, apa semalam ia demam?

Johnny menyentuh pipi kiri Grace, terasa hangat, mengelusnya sebentar kemudian tangannya semakin menurun hingga ke leher, tepat dibercak keunguan yang tercetak jelas dileher dan sekitar tulang selangka Grace, hasil perbuatannya. Johnny yakin masih banyak lagi bercak seperti ini dibalik selimut itu, karena ia menandai setiap inci tubuh Grace.

"Saya semalam kasar, apa kaki kamu kerasa sakit? Kamu masih bisa jalan?" Tanya Johnny sambil menggaruk tengkuk lehernya, canggung juga ternyata merecall peristiwa semalam.

Grace tidak bisa menjawab, wajahnya memerah matang, ia malu jika membicarakan kejadian itu.

"Maaf, saya tidak mengontrol diri saya" gumam Johnny merasa bersalah karena Grace terus saja menunduk.

"Atau mau ke dokter? Saya gak masuk kerja dulu dan nemenin kamu hari ini ke RS" kata Johnny.

"Eh gak usah pak! Saya baik-baik aja kok!" Balas Grace panik.

Makin malu aja dia kalau harus ke rumah sakit abis nganu sama Johnny, keliatan banget cupunya, pikir Grace.

"Bener?" Johnny memastikan.

Baby Boss - Johnny Suh [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang