40. Yes you!

31.6K 4.1K 3.7K
                                    

Punten
Saya kembali

Permintaan kalian saya kabulkan alias aku double up🥳

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Permintaan kalian saya kabulkan
alias aku double up🥳

-

[B] [a] [b] [y] - [B] [o] [s] [s]

.
.
.

Sebelum kabar penyerangan Willis

Willis baru selesai mandi, dengan kepala tertutup handuk sehabis keramas, ia berjalan menuju kulkas, mencari minuman segar. Dia masih tinggal di apartemen Jennie, ia sudah menganggap ini rumahnya sendiri. Ditambah lagi Jennie yang sudah pindah ke rumah Jiyong, membuatnya semakin leluasa disini.

Tet tet tet tet terenetnet

Suara kode pintu terbuka, siapa yang datang? Jennie atau Johnny?

"Lo bawa pesenan yang gue minta, Jo?" Tanya Willis masih berada didapur, tidak memperhatikan siapa yang datang. Dirinya sibuk mencari sesuatu yang bisa ia makan di dalam kulkas.

Tidak ada sautan, membuat Willis heran, apa Jennie yang datang ya? Karena tidak sebarang orang bisa seenaknya masuk kesini.

"Jennie?" Tanya Willis menoleh ke arah pintu, alisnya menyerngit, tidak ada siapa pun disana, bahkan ruang tengah juga kosong. Lalu siapa tadi yang masuk?

Willis ngeri, takut diprank makhluk ghaib, tapi masa iya ah siang-siang gini, pikir Willis.

Tiba-tiba sebuah pisau diarahkan ke lehernya, seseorang muncul dibelakangnya dengan menahan tangan dan badannya agar tidak melawan.

"Tebakan anda salah, ini saya, malaikat pencabut nyawa anda" katanya.

Willis sedikit menoleh, mencoba melihat siapa yang mengancamnya, rupanya seorang pria dengan pakaian serba hitam. Ia tidak melihat wajah si pelaku karena tertutup masker dan topi yang sewarna juga dengan bajunya.

"Dari pihak lo?" Tanya Willis sekuat tenaga menjauhkan pisau itu dari lehernya.

"Anda tau sendiri" katanya sedikit mengejek.

"Saya beri pilihan, ikut secara suka rela atau saya seret dengan tangan dan kaki terikat?" Tanya pria tersebut.

"Harusnya gue yang bertanya gitu" Willis menyikut perut si pelaku, membuatnya meringis kesakitan dan saat itulah Willis melepaskan diri.

Sementara pelaku meringis kesakitan, Willis buru-buru ke ruang tengah mengambil arlojinya. Ditekannya salah satu tombol di arloji itu selama mungkin, mengaktifkan kode bahaya.

Si pelaku tidak terima targetnya melawan, ia pun kembali menghampiri Willis, mencoba melumpuhkannya. Aksi kejar-kejaran diruangan pun tak terelak-elakan. Willis yang tidak terlalu pandai berkelahi terus melempar-lemparkan benda ke arah si pelaku untuk melukainya, namun itu tidak berhasil menghentikannya, dia terus mengejar Willis.

Baby Boss - Johnny Suh [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang