1. Kamu mau jadi ibunya?

108K 9.5K 2K
                                    

[B] [a] [b] [y] - [B] [o] [s] [s]

.
.
.

Derap langkah kaki bergema diseluruh koridor. Semakin lama suaranya semakin keras. Pertanda si pemilik kaki tengah berlari secepat mungkin.

Tanpa permisi, seorang wanita masuk ke dalam ruangan yang bertuliskan tim design. Badannya membungkuk. Napasnya berderu. Mencoba menghirup sebanyak mungkin udara untuk mengisi paru-parunya yang terasa sesak.

"Telat lu Grace" sahut pria yang bertubuh mungil dengan headphone melingkar dilehernya. Dia adalah Ten, rekan kerja satu divisinya.

"Gue masih punya 10 menit buat persiapan rapat" balas Grace sambil mengecek jam yang ditangannya.

"Rapatnya gak jadi"

"Hah? Apa?! Gak jadi?!" Grace kaget setelah mati-matian berlari kemari dan saat sampai, rapat yang sudah ia bersiapkan sedari malam sampai ia rela tidak tidur dibatalkan.

Grace langsung membaringkan tubuhnya di lantai. Tidak peduli itu kotor atau tidak. Saat ini tubuhnya terlalu letih untuk berdiri.

"Kenapa lo gak ngasih kabar ke gue?! Gue gak bakal lari-larian kayak orang gila tadi!"

"Beritanya juga baru nyampe tadi. Pak bos tiba-tiba gak masuk. Semua rapat dimundurin"

"Emang pak bosnya kenapa? Sakit?"

"Gak tau, lo tanya sendiri sonoh ke orangnya"

"Lo kok gak tau sih? Kan lu biang gosip, pak bos gak masuk harusnya lo tau dong alesannya kenapa"

"Sialan emang lo ya!" Ucap Ten sambil mengacak-ngacak rambut Grace di lantai.

"Anjir Chitta! Jangan berantakin rambut gue!" Teriak Grace ditengah pergulatannya.

"Ya ampun, Jungwoo masih kecil. Gak boleh liat" sahut Jungwoo di pintu kaget melihat Grace tergelatak di lantai dengan rambut berantakan ulah Ten.

"Gue belum naik ke atas nih, jadi masih boleh diliat" balas Ten menantang.

"Kamu gak boleh tiduran di lantai, Grace. Kotor" sahut Taeil, ketua divisi design. Ia datang bersama Jungwoo setelah membeli kopi dan kudapan.

"Eh pak Taeil. Pagi pak" sapa Grace langsung mendudukan dirinya melihat atasannya ikut muncul.

"Kalau mau tiduran bawa tiker sama selimut di ruangan sebelah biar gak sakit. Sekalian sama bantal juga kalau perlu" ucap Taeil.

"Ide bagus pak" sahut Grace setuju. Dia kaum mageran yang suka rebahan.

"Malesnya jadi difasilitasi dong pak?" Ucap Ten tidak setuju.

"Mau aku ambilin gak Mput?" Jungwoo menawarkan diri. Jungwoo memang sering memanggilnya Mput.

"Jangan! Jadi keenakan dong ini anak" cegah Ten.

Taeil hanya tersenyum kecil melihat anggota divisinya selalu ribut. Tidak pernah akur, bagaikan anjing dan kucing, terutama Grace dan Ten.

"Udah udah, kita balik lagi kerja" ajak Taeil.

"Tapi pak bos-" ketiganya mengajukan keberatan atas ajakan Taeil.

"Meskipun pak bos gak masuk dan rapat diundur. Kerjaan kita harus tetap jalan. Jangan sampai keteteran karena gak diawasi" nasehat Taeil bijak.

"Iya pak" sahut ketiganya berjalan lesu ke kubikelnya masing-masing.

"Grace rambut kamu rapihin dulu" Taeil mengingatkan penampilan berantakan Grace.

"Iya pak" jawab Grace dengan lemas menyisir rambutnya dengan tangan.

Baby Boss - Johnny Suh [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang