Hazel menghampiri Adik laki laki Arsya—Rasya sedang membuat sebuah minuman
"Hai"
Rasya membalas dengan senyum tipis.
"Kamu kelas berapa sekarang?" Tanya Hazel
"Kelas enam Sd kak"
"Wah dikit lagi ujian dong. Semangat ya"
"Makasih kak" jawab Rasya lalu membawa minuman yang sudah dibuat nya ke ruang keluarga
Hazel duduk di sebelah Rasya dan tak lama Liza dan aeron menghampiri "kaka gak bosen disini?"
Hazel menggeleng "kenapa? Kamu bosan?"
Liza mengangguk lemas "aku ingin belajar"
"Pulang aja sana kalau gak betah" sambar Aeron
"Pelajari aja buku yang kamu bawa" ujar Hazel
"Udah aku pelajari semua sampai halaman terakhir. Aku nyesal bawa buku Bahasa Inggris doang harusnya aku bawa buku matematika juga" jawab Liza
Rasya membulatkan mata saat mendengar pernyataan Liza. Cewe macam apa Liza.
"Caper" sambar Aeron
Liza langsung memukul badan Aeron. Matanya sudah memicing.
"mau pelajari buku kelas enam?" Rasya menawarkan
Liza langsung mengangguk semangat "mau!"
Sebenarnya Rasya terkejut akan reaksi Liza namun Rasya tipikal orang yang mudah mengatur ekspresi dingin nya "mau pelajaran apa?"
"Matematika"
Rasya mengangguk. Lalu berjalan menuju kamarnya.
"Stres" ucap Aeron sambil menggelengkan kepalanya
"Kak, tarik omongan aku yang bilang aku bosan disini" ucap Liza
"Kenapa emang?"
"Kak Rasya mau pinjami buku pelajaran nya. Akhirnya aku gak gabut lagi" ujarnya sambil tersenyum puas
Hazel mendengus berat lalu tersenyum "semangat belajar pelajaran kelas enam cantik"
/'/
Arsya datang ke kamar dengan raut wajah yang kusut. Seragam yang ia kenakan dengan wajahnya saat ini lebih kusut wajah nya.
"Kenapa ca?" Tanya Hazel yang menyadari ekpresi Arsya
Arsya menggeleng lemas lalu mengambil baju di lemari dan masuk ke kamar mandi.
Hazel mengerutkan dahinya
/'/
Makan malam saat ini tidak ada yang membuka suara. Arsya masih saja bersikap dingin. Papah Arsya yang menyadari memilih diam.
Usai makan malam, masing-masing kembali ke kamar. Hazel memperhatikan tingkah Arsya yang sibuk bermain ponsel.
Arsya men-scroll Roomchat dengan wajah dingin lalu menarik selimut dan memejam kan matanya. Waktu saat ini masih terlalu sore untuk Arsya tidur. Jam masih menunjukkan pukul 8 malam.
Hazel yang berniat bertanya akan keadaan Arsya — lebih memilih mengurungkan niatnya saat ini.
Hazel beranjak dari kasurnya lalu berjalan keluar dari kamar Arsya. Ia mencari seseorang yang mengerti akan Arsya.
Hazel mengetuk pintu Rasya. Tak lama pemilik kamar tersebut membuka pintu
"Kenapa kak?"
"Lagi belajar ya?"
"Enggak,"
"Ada yang ingin kakak tanyai. Boleh masuk gak?" Ucap Hazel lagi
Rasya membuka pintu nya lebar—mempersilahkan Hazel masuk.
Dilihatnya Aeron tengah bermain game online di handphone nya. Matanya tengah serius menatap layar handphone
"Kenapa kak?" Tanya Rasya yang duduk di bangku kecil miliknya
Hazel duduk di bangku belajar milik Rasya "Aca kalau tiba-tiba diam itu artinya apa ya sya?"
"Gak ngomong sama sekali?" Tanya Rasya
Hazel mengangguk.
"Lagi patah hati" jawab Rasya mantap
Hazel ber-oh sambil mengangguk.
"Itu aja?" Tanya Rasya dengan intonasi khas dinginnya
Hazel terdiam. Sebenarnya banyak yang ingin ia tanyakan ke Rasya. Namun Hazel tersadar akan realitanya. Hubungan nya dengan Arsya hanyalah teman.
Hazel menggeleng cepat lalu tersenyum "kalau gitu makasih ya"
Hazel beranjak lalu membuka pintu kamar Rasya.
"Kalau ada yang ingin ditanya lagi tentang kak aca, tanya aja" ujar Rasya
Hazel membalikkan badannya lalu tersenyum "iya Rasya"
KAMU SEDANG MEMBACA
After Meet You
Teen FictionHazel mengidolakan Arsya di sosmed. Tapi tidak disangka seorang Arsya Darren yang memiliki banyak penggemar kaum hawa- merupakan teman kecil Hazel yang sudah terpisah selama sepuluh tahun lamanya. Cerita dimulai ketika Hazel bermalam di rumah Arsya...