Terdengar ketukan pintu kamar keluarga Hazel, Hazel langsung membuka pintu
"Eh aca kenapa?"
"Papah ngajakin berenang. Ajakin bunda Hazel sama yang lain mau ikut berenang gak?" Ujar Arsya
"Sebentar"
"Ca, udah diajakin belum?" Teriak papah Arsya dari samping kamar Hazel
"Udah pah"
Hazel menghampiri Arsya lagi "pada mau tuh, tapi aku gak mau sekarang" ucap Hazel
"Kenapa?"
"Enakan sore biar view nya bagus" Tempat penginapan dua keluarga ini memiliki view yang bagus termasuk kolam renang nya yang bertempat diluar ruangan atau bisa dibilang outdoor
"Senjaan sambil berenang gitu?"
"Tuh paham"
"Sekalian ngopi juga ya zel"
"Asam lambung ah ngopi mulu"
"Anak senja kan biasanya gitu zel"
"Aku anak bunda ca bukan anak senja"
"Iya juga ya"
Papah Arsya menghampiri Hazel dan Arsya "gimana? Pada mau ikut?"
"Iya tapi aku gak ikut om" jawab Hazel
"Loh kenapa?"
"Aku renang sore aja sekalian lihat senja hehe" jawab Hazel
"Aku juga pah, nanti sore" tambah Arsya
"Awal yang ngajakin berenang sekarang tuh saha? Kamu kan" ujar Papah Arsya dengan kesal
Arsya tersenyum lima jari "Sekarang beda situasi bos"
"Dasar"
/'/
Hazel dan Arsya memutuskan pergi ke tempat wisata yang dekat dari kediamannya agar bisa berjalan kaki. Mereka di arahkan oleh orang suruhan Ayah Hazel agar mereka tidak tersesat di negeri orang.
"Ini tempat yang saya rekomendasikan. Pasti sudah tidak asing kan?" Ucap anak buah Ayah Hazel bernama—Adi
"Saya suka" Jawab Hazel lalu matanya berbinar melihat bianglala Raksasa atau yang biasa di sebut Singapore flyer
"Ayo naik" ujar Arsya
/'/
Kini Arsya, Hazel dan Pak Adi berada di taksi online yang Pak Adi pesan—setelah mereka berjelajah ke beberapa tempat wisata "kak Hazel kenapa tidak langsung pulang saja ke hotel?" Tanya pak Adi
Hazel sebelum nya menyuruh Pak Adi men-setting arah tujuan ke salah satu streetfood bukan menuju hotel "kalau pak Adi keberatan, bapak bisa kok tidak ikut kami" jawab Hazel
"Bukan gitu maksud saya" ujar Pak Adi
"Kalau pak Adi capek langsung ke hotel aja, gapapa" ujar Arsya
"Nanti kalau kalian tersesat gimana?" Ucap pak Adi
"Ada google maps pak" jawab Hazel
Pak Adi menimang-nimang ucapan Hazel dan Arsya
"Gak usah khawatir sama Hazel, kan ada saya, pak" ujar Arsya
"Nanti saya bantu bicara ke ayah biar Pak Adi gak kena tegur ayah" ucap Hazel
"Maaf ya kak Hazel sebelumnya" ujar Pak Adi dengan nada bersalah sambil menoleh ke belakang kursi penumpang
"Santai pak Adi"
/'/
Hazel dan Arsya berjalan kaki mengitari Streetfood. Hazel mengambil beberapa gambar dengan handphone dan kamera polaroid samanya dengan Arsya
"Beli minum yuk, haus nih" ajak Hazel
Arsya mengangguk lalu mencari minuman yang terlihat segar. Saat Hazel sedang memesan—ada laki-laki asing merangkul Hazel lalu mengusap punggung Hazel. Arsya yang menyadari langsung mensingkirkan tangan tersebut dari pundak Hazel dengan kasar
"She is my wife. Go!" Ujar Arsya sambil menatap laki-laki tersebut dengan tajam lalu memelintir tangan laki laki asing tersebut
Arsya melepaskan pelintiran nya lalu mendorong laki-laki itu dengan kasar
Laki-laki asing tersebut tersenyum ke Hazel sebentar membuat Hazel menunduk takut.
Laki-laki tersebut tersenyum miring ke Arsya lalu pergi begitu saja.
Kejadian tersebut menjadi pusat perhatian para pengunjung disana
" Waw you're the first person to dare to him. Are you tourist?" Tanya sang penjual minuman yang berarti kaulah orang pertama yang berani padanya. Apakah kamu turis?
"Yes we are tourist" jawab Arsya
"Where do you come from?" Tanya ibu penjual minuman lagi
"Indonesia" jawab Hazel
"Bali?" Tanya sang penjual minuman dengan membulat kan matanya takjub
"No, we are live in Bandung"
"Bandung?" Sang penjual minuman berfikir sejenak seperti asing nama kota itu. Yang ia tahu dari Indonesia adalah Bali
"Bandung is city the full of love" Ujar Arsya
"Wow, no wonder you are undergoing a young marriage" ucap ibu penjual minuman dalam arti tidak heran Anda menjalani pernikahan muda
Arsya dan Hazel terdiam sebentar mencerna ucapan sang penjual minuman. Arsya jadi menyesal akan perkataan dia adalah istriku ke Hazel saat ada yang mau melecehkan Hazel tadi
Sang penjual minuman itu memberi dua minuman yang sudah di pesan Hazel
"thank you mam" ujar Hazel lalu Hazel dan Arsya berjalan pergi
Sang penjual minuman itu tersenyum sumringah "Be careful, young couple!" Ujar nya dalam arti Hati-hati pasangan muda
/'/
Hazel masuk kedalam kolam dengan perlahan lalu ia tersenyum melihat langit dengan warna khas senja. Tentu saja Hazel tidak mengabaikan momen ini, ia memerintahkan Liza untuk menangkap momen nya bersama senja.
Begini jika digambarkan momen tersebut, kolam renang di hotel ini berada di puncak lantai sehingga pemandangannya terdapat langit, awan dan gedung pencakar langit.
"Udah siap belum kak?" Tanya nya dari tepi kolam renang sambil memegang handphone dan mengalungkan kamera polaroid Hazel
Hazel mengacungkan jempolnya pertanda dirinya sudah siap
"oke"
Hazel mulai berpose dengan rambut di cepol dengan kacamata yang sudah bertengger di hidungnya.
Rasya berjalan menghampiri Hazel membuat mata Hazel beralih. Rasya datang dengan telanjang dada hanya dengan celana renang miliknya. Liza yang melihat penampilan Rasya saat ini hanya bisa menutup matanya.
Arsya masuk ke dalam kolam lalu menghampiri Hazel "bener kata kamu view nya gokil"
"Mau foto gak ca?"
"Ayo"
"Liza kita udah siap!" Teriak Arsya
Liza menutup matanya sedikit dengan satu tangannya. Ia merasa tidak seharusnya melihat pemandangan ini "oke!"
Cekrek
Hazel berpose menghadap ke Arsya samanya juga dengan Arsya "tanpa kamu pemandangan ini gak ada artinya" ucap Hazel dalam hati lalu tersenyum
Arsya membalas senyuman Hazel seakan mengetahui perkataan Hazel dalam hati

KAMU SEDANG MEMBACA
After Meet You
Teen FictionHazel mengidolakan Arsya di sosmed. Tapi tidak disangka seorang Arsya Darren yang memiliki banyak penggemar kaum hawa- merupakan teman kecil Hazel yang sudah terpisah selama sepuluh tahun lamanya. Cerita dimulai ketika Hazel bermalam di rumah Arsya...