Liburan

171 16 4
                                        

Kini keluarga Hazel dan Arsya berada di salah satu bandara besar di Jawa barat. Mereka menunggu jam penerbangan tiba.

Jam keberangkatan tiba—segeralah dua keluarga itu berjalan menuju pesawat yang sudah di booking lewat online.

Hanya memakan waktu beberapa jam perjalan menuju Negara yang biasa dijuluki Negara singa—kebetulan orang suruhan Ayah Hazel sudah menunggu di tempat penjemputan. Dua keluarga tersebut langsung masuk kedalam mobil terpisah.

Sesampainya di salah satu Hotel di Singapura, Hazel tersenyum puas saat melihat view Hotel yang sudah keluarganya pesan.

"I like the view"

"You do?" Sahut Arsya

Mata Hazel berbinar "yes"

"Your my best view" Arsya tersenyum ke Hazel

"Geleuh" Hazel melirik Arsya dengan sinis membuat Arsya tertawa

/'/

Hazel dan lainnya langsung meluncur ke tempat wisata yang cukup terkenal di Negara singa itu. Hazel tak lupa membawa kamera polaroid nya.

"Aca Azel mau foto-foto gak?" Tanya bunda Hazel

Hazel langsung menyerahkan kamera polaroid nya ke bunda "tolong fotoin ya Bun"

"Oke"

Hazel dan Arsya saling tersenyum namun jarak mereka sedikit jauh karena canggung "kok jauh-jauh an gitu sih? Deketan atuh" ujar Bunda Hazel

Hazel dan Arsya saling berdekatan namun pose mereka masih saja kaku membuat mamah Arsya berdecak kesal "kunaon si kaka teh, rangkul atuh"

Kini para orang tua lainnya ikut menyuruh rangkul.

Arsya merangkul Hazel perlahan. Hati keduanya berdegup kencang—sebelumnya mereka tidak pernah saling merasakan seperti ini

Bunda Hazel memberi aba-aba lalu menangkap momen tersebut—bunda Hazel sangat handal dalam mem-fotoi seseorang bisa dibilang bunda Hazel bunda yang gaul.

Hasil dari foto itu langsung keluar, Bunda Hazel mengambil lalu memberi kepada Mamah Arsya "lucu ya mereka"

Ayah Hazel dan Papah Arsya tersenyum melihat hasil foto yang diberi unjuk sang mamah.

"Ayo foto lagi" ujar Bunda dari kejauhan

Hazel mendongak—berbicara pada Arsya namun mata nya sedikit silau karena pantulan cahaya "kerja sama yuk"

"Kerja sama apa?"

"Buat hasil foto yang bagus"

"Caranya?"

"Jongkok" titah Hazel

Arsya langsung mengikuti perintah Hazel. Hazel langsung memeluk Arsya dari belakang "sekarang berdiri"

Arsya langsung paham maksud Hazel. Ia berdiri lalu memegang kaki Hazel agar tidak jatuh dari gendongan nya.

"Ah gemoi" ujar Liza

"Nah gitu dong" seru Mamah Arsya

Hazel berteriak "ayo foto Bun" jarak nya sedikit jauh dan tempatnya cukup ramai jadi harus sedikit berteriak

"Sip" bunda Hazel memfokuskan kamera

Cekrek

"Lagi Bun!"

Cekrek

/'/

Makan malam mereka sangat berbeda dari malam biasanya. Mereka menggunakan baju cukup formal lalu dialuni alunan musik

"Aku dengar-dengar di hotel ini ada Ballroom untuk wedding" ujar Mamah Arsya

"Oh iya? Boleh tuh kita melipir kesana" ucap bunda Hazel

"Emang siapa yang mau nikah bun?" Tanya Liza

"Kakak kamu" jawaban Bunda Hazel membuat Hazel membulatkan matanya, membuat Arsya memberhentikan makannya, dan membuat Rasya yang sedang minum tersedak 

"Maksudnya?" Tanya Hazel

"Kamu mau nikah kan sama Aca" Ucapan bunda Hazel lagi-lagi membuat Rasya yang sedang minum kembali tersedak

"Kenapa si dek dari tadi minum gak tenang banget" sungut mamah nya

Rasya masih batuk-batuk sambil mengontrol nafasnya.

"Gapapa kak nikah aja sekarang biar aku punya adik kecil lagi" ucapan Aeron memang tak pernah betul. Tak salah kalau dia di cap salah satu anggota keluarga Hazel yang paling berpikir pendek

"ngomong nya gitu sih bun" Hazel jadi tidak selera makan ia langsung melepas garpu dan sendok dari genggaman nya

Arsya mengunyah pelan makanan yang ada di mulutnya

Suasana sempat hening lalu Papah Arsya membuka suara berupaya mencairkan suasana "bercanda Azel. Si bunda lagi bercanda, iya kan Bun?"

Bunda Hazel diam tak menanggapi

"Nanti mau pada ikut gak ke ballroom?" Tanya Ayah Hazel

"Gak" ucap Arsya dan Hazel kompak

"Enggak" ucap Rasya

"Mau!" Ucap Liza dan Aeron

/'/

Para orang tua, Aeron dan Liza pergi ke Ballroom milik hotel ini membuat Hazel pindah ke kamar Arsya sebentar karena iseng di kamar yang cukup besar sendiri.

Hazel membawa hasil dari kamera polaroid nya ke kamar Arsya "makasih ya ca mau kerjasama"

Arsya mengambil salah satu hasil polaroid yang dimana mereka sedang berpose— Arsya menggendong Hazel "bagus ide nya"

"Iya dong"

Rasya melirik sebentar ke dua remaja  yang sedang membahas soal foto lalu matanya beralih ke layar handphone lagi

"Aku bagi dua foto ya"

"Ambil aja"

"Menurut kamu kita udah deket belum?" Tanya Arsya

"Udah walaupun kadang masih suka canggung diantara kita" ucap Hazel

"Kalau saat-saat ini ada yang nyatain perasaan ke kamu, kamu terima gak?" Tanya Arsya lagi

"Kalau saat-saat ini sih, enggak aku terima soalnya masih trauma sama yang kemarin" jawab Hazel

"Kalau gitu trauma nya jangan lama-lama ya" ujar Arsya

After Meet YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang