Senin penuh kejutan

133 13 3
                                    

Setelah beribadah Arsya memakai seragam putih abu nya. Tangannya sibuk mengancing seragamnya sedangkan matanya menatap kasur yang sebelumnya ditiduri oleh perempuan berbola mata coklat itu.

Arsya senyum-senyum sendiri mengingat Hazel yang biasanya sibuk nyerocos di kasur yang kini dipenuhi dengan bantal dan guling atau tidak memakai skincare yang banyaknya membuat Arsya menggelengkan kepalanya

/'/

Keluarga Arsya hari ini sarapan dengan soto ayam buatan teh iis. Rasanya tidak usah diragukan lagi buktinya para keluarga kecil ini menambah satu piring

"Teh iis pasti reinkarnasi koki. Masakannya gak pernah mengecewakan kayak seller shopee" ujar Arsya sambil mengunyah makanannya

"Kali ini aku setuju sama kak Aca" sahut Rasya

"Kalau kantor papah gak ada kantinnya udah papah bawa nih soto" Ujar sang papah lalu menggigit kerupuk yang dipegang sebelumnya

"Heh! eta soto oge buatan mamah. Masa teh iis doang yang di puji" ujar Mamah Arsya tak terima karena ia merasa ikut bantu membuat masakan ini walaupun hanya memasukan rempah-rempah

"Engga cuma teh Iis yang reinkarnasi koki, mamah juga kok. Enak. Masakannya enak" ujar Rasya yang niatnya hanya menghibur mamahnya sebetulnya ia sangat terpaksa

"Ini juga si papah segala ngomong mau bawa soto ke kantor. Pulang kantor mamah masakin buatan Mamah!" Sungut mamah pada suaminya

"Maksud papah gak gitu mah" ujar papah yang nyalinya terlihat mulai ciut

"Udah cantik, pinter masak, sempurna banget deh teh Iis" ujar Arsya lalu menyuap sesendok nasi kedalam mulutnya

"Eleuh-eleuh ieu budak meni pikasebeleun. pagi-pagi mau kena sandal terbang?!" Sungut mamah dengan sandal yang sudah berada di tangan nya seraya ingin melempar ke arah Arsya

Papah dan Rasya hanya bisa menahan tawanya. Mereka tidak ada niatan untuk menengahi keduanya karena menurut mereka tontonan seru telah dimulai

"Mamah belum aja aku aduin ke kak Seto" sahut Arsya

"Kak Seto pasti di pihak mamah. Budak kieu memang harus kena sandal terbang" sahut mamah tak mau kalah

"Hem enaknya soto buatan teh Iis" ledek Arsya pada mamahnya dengan tidak secara langsung itu sambil menghirup mangkuk yang berisi soto

"Terus ca... terus!" Ucap mamahnya lalu sandal lantai milik mamah Arsya terbang dengan indah ke arah Arsya membuat Arsya yang tersambit itu meng-aduh

"Ampun mah"

"Berangkat sana. Malas mamah liat muka kamu" ujar mamah Arsya yang mulai baper itu

"No have akhlak dasar" cerca Rasya pada kakaknya

"Yee kakak mah punya akhlak. Coba tanya mamah—mah kakak punya akhlak kan?" Ujar Arsya pada mamahnya yang kini memalingkan wajahnya dari Arsya

"Teuing!" Ucap mamah nya dengan ketus

Arsya terkekeh melihat mamahnya yang terkadang seperti anak-anak itu. Baginya sifat mamahnya itu menggemaskan maka dari itu Arsya suka menjaili sang mamah

Arsya bangkit dari kursinya lalu menggendong ransel nya

Arsya mencium tangan papah nya lalu mamahnya "maaf ya mamah cantik. Mamah yang paling sempurna kok dari semua wanita di dunia ini" Arsya mencium pipi mamahnya

"Aku berangkat dulu" sambungnya

/'/

Hazel memberhentikan langkahnya saat salah satu teman kelasnya membanting laptop nya sendiri ke arah Hazel

After Meet YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang