Pembagian

110 13 3
                                    

Hari jumaat tepat nya saat laki-laki yang muslim beribadah, Hazel menyuruh lima temannya untuk mengumpul di belakang kelas sambil membawa satu paper bag

"Setelah ujian kenaikan kelas gue pindah rumah" ujar Hazel

"Kemana?" Tanya Shafa

"Bandung"

"Anjir lu pindah sekolah?"

"Ah terus gue duduk sama siapa"

"Zel tanggung banget"

"Pasti karena Arsya?"

"Pertanyaan bagus. Gue pindah karena kerjaan Bokap. Murni banget alasan pertama gue pindah rumah karena itu, jadi kalau pas nanti gue pindah terus ada yang bilang gue pindah karena Arsya tampol aja kepalanya. Okey?" Tutur Hazel pada kelima temannya

"Tapi tetep aja Zel, gue masih gak nyangka lu pindah" ujar Shafa lalu memeluk Hazel membuat suasana haru dari keenam geng yang bisa dibilang paling rusuh dikelas itu

"Kalau dari lama kenapa baru bilang?" Tanya Kila

"Karena lupa mulu" ucapan Hazel membuat kelima temannya kesal

"Jahat banget asli"

"Cukup tau kita, zel"

Hazel menginterupsi untuk temannya diam lalu detik selanjutnya Hazel mulai berbisik "deketan deh"

"Hah?"

"Buat lingkaran kecil" titah Hazel

Kelima temannya mengikuti perintah Hazel lalu Hazel mengeluarkan kartu undangan pernikahan

"Zel?"

"Serius?

"Secepat ini?"

"Ssstt" Hazel menaruh jarinya didepan bibirnya

"Gue mohon dengan sangat untuk jaga rahasia ini. Yang diundang cuma orang terdekat jadi, please kalian harus datang" ujar Hazel

Kila membuka surat undangan itu. Dilihatnya terdapat nama Hazel dan Arsya ditambah dengan lokasi tempat pernikahan Hazel

"Kenapa gak di Jakarta aja, Zel?" Tanya Aurel saat membaca lokasi bertempatan di Bandung

"Karena Hotel itu punya papah Arsya" jawab Hazel

"Kalau kalian bingung transport nya, gabung aja sama geng komplek gue. Keberatan gak?" Ujar Hazel

"Engga!" Pekik Kila membuat yang lain mengerutkan dahinya tapi tidak dengan Naura

"Ade ape nih?"

"Kila lagi gebet anak palem?" Tanya Hazel to the point

"Em..engga kok" jawaban Kila terdengar ragu membuat Hazel tambah curiga

"Jujur aja sih" ujar Hazel

"Enggak, Zel. Gue cuma seneng aja karena anak komplek lu ganteng-ganteng" ujar Kila membuat Hazel ber-oh

"Valid sih, apalagi bian" ujar Aurel sambil tersenyum tak jelas

"Raka sumpah manis banget" ujar Shafa

"Iya sumpah Raka"

"Kayaknya humoris deh Raka"

"Lu pada gatau aja kalau Raka lagi gesrek" jawab Hazel dengan nada yang terselip rasa kesal

Selama Raka mengejar Hazel, Raka selalu minus dimata Hazel. Mengapa sekarang teman-teman nya seperti meributkan Raka?

"Kayaknya surprise ulang tahun gue kemarin kayak ajang take me out buat lu pada, deh" ujar Hazel

"Ada berkah nya juga dibalik surprise yang di buat Arsya. Bilang makasih ya ke Arsya" ujar Xaverra

"intinya gua harap disini gak ada yang cepu. Seharusnya gue gausah terlalu ngingetin ini terus sih, karena kalau kalian benar teman gue pasti pakai ucapan sekali langsung ngerti" tutur Hazel

"Iya Hazel. Rahasia 1000%aman" ujar Shafa

/'/

Hazel membawa paper bag ke lantai tiga rumah nya—dimana teman-teman komplek nya sudah menunggu disana

"Mau bagi-bagi in sembako ya, zel?" Tanya Malin saat melihat Hazel membawa satu paper bag—sebelumnya mereka memang sudah dijanjikan kalau Hazel akan membagikan sesuatu

"Iya isinya serpihan otak Malin. Ada yang mau?" Ujar Hazel membuat yang mendengar memberikan reaksi jiji

"Ogah ah isinya mesum semua"

"Sistem pencernaan gua gak menerima semacam otak bodoh" ucapan Raihan membuat Malin memasang muka kesal

"Otak lu aja sebelas dua belas sama otak udang" ujar Malin pada Raihan

"Bangke," umpat Raihan

"Sstt. Udah...udah. sekarang kalian ambil satu-satu dari paper bag ini" titah Hazel

Mereka mengambil satu-satu secara bergantian terkecuali Malin dan Gerry yang mengambil dengan rusuh

Setelah mereka melihat kartu undangan, mereka terdiam sejenak.
Hazel yang melihat reaksi kelima belas temannya itu langsung mencairkan suasana

"Bagus kan kartu undangan nya? Jangan lupa datang ya" ujar Hazel

"Zel,"

"Secepat ini?" Tanya Raka dengan ekspresi terkejut pastinya

"Dua hari lagi, hyung"

"Bukan main, gercep banget"

"ehm, Selamat Zel. Kita bukannya gak seneng cuma kaget aja kalau lu sold out secepat ini" ujar Maya

Hazel memberikan seulas senyumnya "iya tahu kok. Gue udah bisa memprediksi reaksi kalian saat gue bagikan ini"

"Cuma gue tolong banget buat sembunyiin ini dulu sampai saat nya tiba. Karena yang gua undang cuma orang-orang tertentu" sambung Hazel

"Kenapa harus di sembunyiin, Zel?" Tanya Sayyid

"Karena gue takut di keluarin dari Angkasa sebelum ujian kenaikan kelas. Kalau gue gak ikut ujian bakal susah buat keluar dari sana" jelas Hazel

"By the way lu jadi keluar dari angkasa pas kenaikan kelas?" Tanya Lulu

"Iya. Gue pindah ke Bandung"

"Gue kira gak jadi, Zel" ujar Gerry

Terlihat di muka mereka seperti ada perasaan sedih membuat Hazel tak siap untuk pindah ke Bandung

Untuk menutupi rasa sedihnya Hazel tersenyum "jangan lupa datang ya sama titip geng gue. Kata nya mereka mau nebeng sama kalian"

Raka dan yang lain mengangguk dengan wajah yang masih terlihat sedih

After Meet YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang