Semakin menjadi

120 15 9
                                        

Arsya membuka pintu kamar Hazel. Ia terdiam di ambang pintu sambil melihat Hazel yang sedang memejamkan matanya di kamar yang penerangannya hanya sebatas lampu tidur itu. Arsya mengehela nafas nya berat lalu berjalan pelan memasuki kamar

Arsya duduk di pinggir kasur lalu menyingkirkan helaian rambut yang menutupi wajah Hazel “Maaf”

Arsya mencium kening Hazel lalu membaringkan tubuh nya disamping Hazel. Ia memeluk Hazel. Malam ini Arsya berharap semoga besok pagi Hazel mau memaafkannya

/”/

Pagi-pagi sekali Hazel sudah siap dengan seragam dan atribut sekolahnya. Hazel menggendong tasnya lalu melirik ke arah Arsya yang sedang tidur pulas diatas kasurnya. Kalau saja kejadian kemarin tak terjadi, Hazel pasti sudah
membangunkan Arsya sedari tadi

Setibanya Hazel diruang makan, Hazel duduk di kursi makan lalu menyendoki nasi dan lauk kedalam piringnya. Disana sudah ada keluarga kecil Hazel dan Mba Ani yang baru saja menghampiri mereka untuk menaruh roti bakar buatannya di meja

“kalau piring warna hijau itu isinya meses sama keju. Kalau yang di piring putih isinya cuma meses” ujar Mba Ani ke penghuni meja makan

“oke mba,” ujar Hazel dan yang lain

“oh iya mba,” Hazel menggantungkan ucapannya disaat mba ani sudah menunggu pertanyaan dari Hazel

Tadinya Hazel ingin bertanya ke mba ani soal jam berapa Arsyanya itu pulang kerumah. Namun seketika rasa segan menyerang karena ia mengingat kejadian kemarin “gak jadi deh, mba”

“Arsya gak dibangunin, Zel?” tanya Bunda

“ehm. Itu bun. Dia pulang larut semalam soalnya ada job gitu. Hazel gak tega banguninnya” Dusta Hazel

“pulangnya jam berapa memang?” tanya Ayah Hazel

Mampus, umpat hazel dalam hati

“ehm..duh aku gak engeh jam, yah” dusta Hazel

“semalam Arsya pulang jam berapa, mba?” tanya Ayah Hazel pada mba Ani

Mata Hazel langsung terarah ke mba ani. Menunggu jawaban keluar dari mulut mba ani karena sejujurnya ia ingin tahu

“setengah satu, yah” ujar Mba Ani membuat Hazel bergumam dalam hati

selama itu pulangnya? Apa Arsya sekalian ngedate sama si nenek sihir Mila?, gumamnya dalam hati

/”/

Usai upacara berakhir Hazel dan kelima temannya berjalan ke kantin lalu membeli jajanan berupa makanan ringan. Tentunya makanan yang mereka beli akan mereka makan di saat jam pelajaran berlangsung

“ini semua jadi berapa, bang?” tanya Kila dengan kedua tangan yang penuh dengan makanan ringan dan kelima temannya juga sudah meraih makanan itu masing-masing

“ini ceritanya kalian mau larisin dagangan bang jul?” ujar sang penjual setelah melihat keenam perempuan itu meraup banyak dagangannya

Dan tak lupa dengan minuman

“yoi bang” sahut Xaverra

“buru bang itung. Mrs. Indy dikit lagi masuk kelas” ujar Hazel

/”/

Pintu lift terbuka. Arsya keluar dari lift lalu berjalan ke kamar hotel yang bertempat di paling ujung. Arsya menempelkan kartu akses punyanya lalu masuk kedalam kamar tersebut

“nu,”

“lu dimana nu?”

Arsya mengelilingi kamar hotel milik Keanu itu namun sang pemilik kamar tidak terlihat batang hidungnya.
Arsya yang berfikir Keanu pergi langsung membaringkan tubuhnya dikasur lalu menyalakkan televisi

After Meet YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang