Bucin

139 15 8
                                    

Arsya berlari menuruni tangga. Mba Ani yang melihat Arsya dari ruang tamu-memanggil “Kak Arsya,”

Arsya mengabaikan panggilan dari Mba Ani lantaran Hazel yang butuh pertolongan pertama karena gadisnya itu sedang terkulai lemas di atas kasurnya. Arsya mencampurkan air minum panas dengan air biasa lalu mengambil kotak obat di laci kaca

Mba Ani menepuk bahu Arsya saat melintas di depannya
“kak. Ituloh ada temannya,” Ujar mba ani sambil menunjuk kearah perempuan yang sedang duduk manis di sofa

Arsya menautkan alisnya. Bagaimana bisa perempuan agresif ini berada dirumah Hazel?

Mila beranjak lalu menghampiri Arsya “bicara sebentar, boleh?”

“mending lu pulang,”titah Arsya dingin

“Mila udah jauh-jauh loh datang kesini” ujarnya dengan menunjukkan muka sok kecewanya

“yang suruh lu datang kesini, siapa?” Ujar Arsya dengan melayangkan tatapan tajamnya

Arsya tak peduli dengan gender di depannya itu. Wanita seperti Milla memang tidak bisa diajak bicara baik-baik. Semakin kita bersikap baik—semakin agresif juga wanita itu

Arsya tidak suka dengan wanita agresif. Arsya akui waktu itu ia khilaf menerima cinta Mila

“maaf kak. Kak Azel, sakit?” keluar juga ucapan yang sedari tadi Mba Ani tahan. Bukan bermaksud untuk menguping pembicaraan kedua remaja itu. mba ani yang dari tadi berdiri didekat mereka cuma ingin bertanya soal kotak obat yang dibawa Arsya

“iya. Mual gitu katanya padahal udah dimuntahin” ujar Arsya

“mual? Muntah?” beo Mba Ani lalu dijawab dengan anggukan

“kalian udah-“ Mba Ani mengantungkan ucapannya. Takut-takut tebakannya salah

“udah apa sih mba?” tanya Arsya dengan mengerutkan keningnya

Mila hanya memperhatikkan dua orang didepannya dengan tatapan tak mengerti

“itu loh. Ekhem..ekhem” Mba ani tersenyum tak waras sambil menaik turunkan alisnya

Arsya mengernyit. Ia tidak mengerti maksud mba Ani sama sekali

Mba ani terkekeh sambil memukul pelan bahu Arsya “ah pura-pura gatau aja, kak Arsya”

“berhubungan?” tebak Mila

“nah,” Mba Ani menjentikkan jarinya namun dengan cepat ia menyadari kebodohannya

“eh-“ mba ani menutup mulutnya dengan tangannya sambil melirik Mila. Kalau Mila bisa tahu yang sebenarnya karena kebodohannya, bisa-bisa Mba Ani kena semprot satu keluarga

“Sudah. Malah berkali-kali” ucap Arsya dengan gamblang membuat keduanya menutup mulutnya terkejut

“kalian kan baru bertunangan. Kok…gimana bisa?” Ujar Mila dengan raut tak percaya. Mengingat Arsya seorang laki-laki bukan dari kalangan berandal

Arsya tersenyum miring. Mungkin dengan cara ini wanita yang mulai menguntit nya lagi akan menjauh

/”/

Hazel berkali-kali mengganti posisi tidurnya. Ia berusaha memejamkan matanya namun kepalanya malah makin pening

Arsya masuk kedalam kamar dengan membawa air minum yang sudah ia ganti. Gara-gara perempuan jelmaan iblis tadi air minum untuk Hazel tidak hangat lagi.

Arsya menaruh kotak obat dan gelas di nakas terlebih dahulu lalu menghampiri Hazel dengan wajah pucat nya “zel, bangun dulu”

Hazel yang memunggungi Arsya- Membalikkan badannya lalu mengganti posisinya menjadi duduk bersandar

After Meet YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang