mau nikah umur berapa?

158 16 2
                                    

Hazel benar-benar lelah dengan perjalan hingga ia bangun terlalu sore diatas kasur nya. Hazel bangun bukan karena tidur yang cukup melainkan mendengar ketawa Arsya yang diketahui sedang Video call dengan beberapa temannya

"Kacau nih si Aca punya pacar gak bilang-bilang" ujar sang penelpon

"Aing teh jomblo dibilang. Kalau udah punya mah langsung bilang ke kalian" jawab Arsya

"Hazel siapa hayo?" Ujar sang perempuan dibalik telepon

"Temen" ujar Arsya dengan raut wajah tak bisa diartikan

"Bohong si bedul teh. Liat lobang idung nya kembang kempis" ujar laki laki di balik telepon sambil tertawa

"Doain aja" ujar Arsya senyum-senyum tak jelas

"Eleuh-eleuh fakboi kelas kakap. Kemarin deket sama si Gita sekarang sama Rapunzel"

"Yah bunga patah hati nih. Liat aja tuh mukanya"

"Apaansi. Gajelas maneh" ujar sang perempuan yang memang wanita sendiri di kelompok video call Arsya

"Engga ya bung. Bunga mah mana demen sama aca. Iya kan?" Ujar Arsya

Wanita itu hanya tersenyum

Suara botol minum milik Hazel jatuh ke lantai membuat Arsya menoleh ke asal suara

Hazel mengambil dengan cepat botol minum nya lalu membuka tutup botol nya untuk minum.

"Udahan dulu ya, masih jetlag nih" alibi Arsya tentunya ia ingin berbincang dengan Hazel

"Eh itu temen si mamah udah balik ke Jakarta belum?" Tanya laki-laki di balik telepon tentunya yang ia singgung adalah keluarga Hazel

"Belum"

"Ah lama banget. Aing teh gasabar  mau main ke rumah maneh. Kumaha kabarna basecamp kami?" Tanya nya

"Baik. Udah tenang aja, aing out dulu ya" Arsya langsung mematikan sambungan telepon nya lalu mengalihkan pandangannya ke Hazel

"Habis mimpi dalam mimpi ya zel" ujar Arsya

"Maksud nya?" Tanya Hazel sambil menautkan alisnya

"Itu bangunnya lama banget sampai sore"

"Capek tau bukan mimpi dalam mimpi" ujar Hazel "oh iya ca tadi video call bareng bunga juga, ya?" Sambung Hazel

"Iya"

"Oh"

"Cemburu kamu?"

"Ngaco"

Arsya terkekeh

"Yaudah sana mandi. Bau" ujar Arsya sambil memegang hidung nya

"Rese"

/'/

Selesai mandi, Hazel berjalan keluar dari bilik Arsya. Kakinya menuruni tangga dan dilihatnya Arsya sedang memakan sebuah dessert box sambil menonton serial kartun di televisi

Hazel duduk disamping Arsya lalu ikut menonton serial tersebut

"Mau gak?" Arsya menawarkan

Mata Hazel yang kecokelatan berbinar seketika saat melihat Arsya memakan dessert box dengan varian cokelat

"Mau!" Pekik Hazel

"Eits jangan yang ini. Sebentar aku ambilin dulu" ujar Arsya lalu berjalan menuju kulkas

Hazel berdecak kesal "apa harus kue nya di bawa juga? Aku gak akan makan juga, kali" ujar Hazel saat melihat Arsya membawa kue nya sekalipun ke kulkas

Arsya membawa dua plastik yang berisi empat dessert box "gitu doang marah si Azel. Nih pilih mau yang mana"

Hazel benar-benar dilema pasalnya keempat kue tersebut bervarian coklat. Mungkin yang membuat beda jenis cokelat nya, seperti cokelat hazelnut, coklat Cadbury dan semacamnya.

Arsya tertawa kecil melihat wajah bingung Hazel "kalau kata aku cokelat Hazelnut aja"

Hazel langsung mengambil cokelat Hazelnut karena cokelat Hazelnut termasuk cokelat favoritnya

Hazel membuka tutup dessert box lalu menyicip sedikit "yampun enak banget"

"Aku rasa yang bikin bidadari" timpal Arsya

"Kamu beli dimana?" Tanya Hazel

"Endorse" ujar Arsya sambil menyengir

Hazel mengerucutkan bibirnya "aku jadi mau beralih profesi menjadi selebgram"

"Jangan nanti aku kalah saing"

Liza turun dari tangga ia pun langsung membulatkan matanya saat melihat sebuah dessert box terpampang di meja "Aaaaaaa MAU!"

"Ini dessert box kesukaan aku" ujar Liza

"Ambil aja" ujar Arsya

Liza langsung mengambil salah satu dessert box tanpa memilih seperti Hazel tadi. Ia membuka tutupnya lalu mengambil sendok dan menyuapi kedalam mulut nya

"Yaampun enak nya sampai mau meninggal" ujar Liza dengan mata berbinar

"Liza udah pantas kayaknya gantiin posisi aku" ujar Arsya sambil terkekeh

"Lebay kamu, za" cibir Hazel

"Tapi emang seenak itu kak. Sumpah. Tolong banget pembuat kue ini harus endorse Liza, Liza sanggup untuk mukbang semua varian rasa kuenya karena rasa kuenya kayak mo mati gitu" tutur Liza lalu kembali menyuapkan sesuap kue ke mulut nya

"emmmm, sumpah gaes seenak itu. Kalian wajib beli kalau gak lo bakal nyesel selama hidup lo" sambung Liza dengan gestur khas selebgram dan berbicara ke dua orang yang dihadapan nya saat ini

Tawa Hazel dan Arsya pecah seketika

/'/

Makan malam mereka berjalan dengan khidmat hingga yang terdengar hanya bunyi sendok yang beradu dengan piring dan jarum jam

Setelah Arsya menghabiskan makannya ia langsung bersuara "mamah sekarang sibuk banget. Ikut papah terus ya?" Tanya Arsya

"Iya karena ada urusan penting" jawab mamah Arsya lalu menyuap sesendok makanan ke mulutnya

"Urusan apa tuh mah?" Tanya Arsya lagi

Hening sebentar hingga papah Arsya menjawab "jadi keluarga papah sama keluarga ayah Hazel ada bisnis gitu dan ini serius makanya mamah sampai ikut papah kerja"

Hazel dan Arsya mengangguk mengerti.

"Bunda kira-kira kita kapan pulang ke Jakarta. Aku pingin sekolah" keluh Liza

"Sebentar ya za, urusan nya belum selesai. Setelah ujian kenaikkan kelas kita pindah ke Bandung" ujar Bunda

"Bunda kenapa gak langsung bilang sama Hazel sampai Hazel tahu sendiri dari mamah Aca" ujar Hazel

"Maaf ya bunda saking sibuk nya jadi jarang ngobrol sama kamu" ujar bunda

"Iya gapapa bun-"

"Kalian mau menikah umur berapa?" Tanya Mamah Arsya dengan tatapan ke arah Arsya dan Hazel

"Dua puluh empat" jawab Arsya

"Aku gak pernah patokin umur berapa nya sih Tante, asal lulus sekolah dulu" jawab Hazel

"Kalau saat-saat ini zel?" Tanya bunda

"Kan saat ini belum lulus bun" ujar Hazel

"Tapi kalau nikah nya sama aca sekarang mau dong pastinya?" Tanya bunda dengan tatapan jahil

"Aku udahan aja deh makannya" ujar Hazel dengan merajuk sambil melepas sendok dan garpu dari tangannya

Para orang tua tertawa melihat tingkah Hazel di sambung oleh Arsya dan adik-adik mereka

After Meet YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang