k u c i n g

131 15 4
                                        

Hazel melirik beberapa pajangan di kamar Arsya. Ia bangkit lalu mendekati pajangan dikamar Arsya seperti medali dan piala

Piala itu dapat dipastikan karena menang sebuah turnamen Bola basket dan futsal karena terdapat patung sedang memegang bola basket dan bola futsal di trophy nya

Mata Hazel tergerak ke medali milik Arsya. Hazel meraih satu demi satu medali milik Arsya

"Sejak kapan Arsya taekwondo?" Gumam Hazel saat melihat medali berwarna emas tersebut

"Ah iya sejak kelas satu SD" gumam nya lagi setelah memutar kembali ingatannya

Hazel tersenyum melihat seluruh Piala dan medali Arsya yang terpajang di sebuah rak khusus. Seketika ia bangga memiliki teman seperti Arsya.

Semenjak bertemu Arsya, Hazel tidak merasa kesepian setelah ditinggal Zaky. Mungkin kalau Hazel tidak bertemu Arsya ia masih bergulung di selimutnya sambil mendengarkan lagu sedih dengan kasur yang sudah banjir air mata.

Pintu kamar terbuka membuat Hazel menoleh ke arah pintu

"Ada yang habis belanja, nih" cibir Hazel setelah melihat paper bag bermerek dan satu plastik putih ditangan Arsya

Arsya berjalan menghampiri Hazel sambil membawa satu paper bag "nih buat kamu"

"Ulang tahun Azel emang bulan ini tapi bukan sekarang" ujar Hazel sambil meraih sebuah paper bag

"Buka aja dulu" ujar Arsya

tangan nya mulai mengeluarkan isi dari paper bag tersebut. Detik selanjutnya Hazel membuka mulut nya takjub pasalnya dua hodie yang dibelikan Arsya ini sudah masuk kedalam daftar barang yang ingin Hazel beli

 Detik selanjutnya Hazel membuka mulut nya takjub pasalnya dua hodie yang dibelikan Arsya ini sudah masuk kedalam daftar barang yang ingin Hazel beli

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Makasih Aca ganteng" ujar Hazel sambil menangkup pipi Arsya lalu mencubit dengan gemas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Makasih Aca ganteng" ujar Hazel sambil menangkup pipi Arsya lalu mencubit dengan gemas

Arsya tersenyum dengan pipi yang dimainkan saat ini oleh Hazel

Setelah Hazel melepas tangan nya dari pipi Arsya, Arsya mengedarkan matanya seolah mencari sesuatu

Hazel mengikuti ekor mata Arsya "tadi Nindy ngasih kucing gak ke kamu?" Tanya Arsya

"Ngasih kok. Tuh kucing nya" Hazel menunjuk pet carrier di pojok kamar

Arsya langsung berjalan menghampiri pet carrier tersebut lalu mengeluarkan kucing nya dari sana dengan setengah berjongkok "hai, udah makan belum?" Ujar Arsya seraya berbicara dengan kucing abu-abu nya

"Baru aku kasih freshmilk yang ada di kulkas" jawab Hazel

Arsya berdiri lalu mengambil plastik yang dibawanya tadi. Ia mengeluarkan Whiskas dan wadah yg berguna untuk menaruh makanan kucing

Hazel menggendong kucing tersebut dengan susah payah pasalnya kucing nya itu sangat aktif

"Ca kucing nya gak bisa diem" keluh Hazel yang kualahan itu

Dirasa makanan kucing nya sudah siap disantap, Arsya langsung menggendong kucing nya "tatap mata aing! Jangan bandel!" Ujar nya sambil memelototi kucing nya

Hazel memegang wadah yang dimiliki kucing itu sambil melihat isinya "cing sok maem"

Arsya melepas tangan nya dari kucingnya lalu membiarkan kucing nya itu menyantap whiskas

/'/

Seperti biasanya kedua keluarga ini makan bersama. Setelah usai, Bunda mengangkat bicara

"Bunda ada kabar gembira loh buat Liza, Aeron dan Hazel"

"Apa tuh, Bun?" Tanya Liza

"Lusa kita pulang ke Jakarta" ujar bunda dengan riang

Liza bersorak senang tapi tidak dengan Hazel dan Aeron. Bagi Aeron pulang ke Jakarta sama dengan masa libur belajar telah usai. Ia sangat tidak siap bertemu dengan Ujian Nasional yang sudah hampir di depan mata

Mata Hazel terlihat sendu lalu menatap Arsya yang duduk tepat di depan nya

Arsya kini menatap Hazel sehingga dua mata mereka saling bertemu. Mereka menatap dengan tatapan seolah tak siap untuk berpisah

"Kayak nya Kak Azel sama Kak Aca sedih gitu. Takut gak ketemu lagi ya?" Celetuk Liza saat melihat dua orang remaja di dekat nya itu saling menatap satu sama lain

Mata Hazel dan Mata Arsya langsung mengedarkan ke arah lain "buwung apa tu man?" Ujar Arsya yang salah tingkah itu sambil menatap langit-langit

Yang lain hanya tertawa melihat  Hazel dan Arsya sedang salah tingkah karena omongan Liza

"Tante, om, disini ada yang pelihara kucing ya?" Tanya Liza pada mamah papah Arsya

Papah Arsya menggeleng

"Gak ada yang berani pelihara kucing disini. Kalo ada, Tante goreng kucing nya sekalian sama yang punya" ujar mamah Arsya yang terdengar meninggikan intonasi nya

"Kok di ruang tv ada bulu kucing" sambung Liza

Arsya dan Hazel saling lihat-lihat an. Tatapan mereka seolah mengandung arti
Hazel menatap Arsya dengan mengerutkan dahinya "gimana ini?"

Arsya menatap sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu "duh gatau si Liza ada ada aja si"

"Oh jangan jangan kamu ya, ca" ujar Mamah Arsya

"Mah menuduh tanpa bukti tuh fitnah" dalih nya

"Pasti kamu umpetin"

"Umpetin dimana? Liza lihat bulu kucing jam berapa?"

Liza berfikir sejenak "jam tiga"

"Noh jam tiga kan Aca belum pulang sekolah. Yang Liza liat bulu kemoceng kali" dalih Arsya

Arsya seperti nya jago dalam hal ini. Wajahnya saja tidak tergambar kalau ia sedang berbohong

"Biarin aja sih mah kalau ada yang pelihara kucing disini. Kucing kan lucu" sambar papah Arsya

"Nanti kalau buang air di sembarang tempat terus bulu nya terbang-terbangan gimana, papah" balas Mamah tak mau kalah

"Nanti kan dilatih"

"Terserah" ujar mamah Arsya yang sudah malas itu lalu beranjak dari kursinya

Teh iis datang sambil membawa makanan kucing dilihat nya mamah sedang menaiki anak tangga sedangkan yang lain masih di meja makan

"Kak aca ini makanan kucing dari kak Nindy-" ujar teh Iis lalu menaruh makanan whiskas di meja makan

"Kata kak Nindy kucing nya dikasih makan tiga kali sehari aja" sambung Teh iis

Ucapan teh Iis membuat Arsya dan Hazel membulatkan matanya. Orang-orang yang di meja makan pun menoleh ke arah Arsya dengan tatapan minta penjelasan. Arsya merasa sia-sia sudah berdebat dengan mamahnya tadi

Mamah Arsya yang masih berada di tangga itu langsung menatap Arsya dengan tatapan horor "apa benar yang diomongin teh iis, Arsya Darren?"

Arsya berdiam sambil menunduk

"Jawab Arsya!"

"I..ya mah"

"KADIEU SIA ACA!" Mamah Arsya turun kembali dari tangga lalu menghampiri Arsya namun Arsya menghindar dengan berlari

After Meet YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang