Enam tahun kemudian......
Suara langkah kaki dari sebuah sepatu terdengar makin dekat di telinga perempuan baju Jingga. Kepalanya mendongak keatas. Matanya membulat saat melihat dua orang yang sangat ia kenal berjalan menghampirinya
Laki-laki dan perempuan didepannya itu duduk berhadapan dengan Mila
“Apa kabar?” Ucap Hazel yang membuka perbincangan“kok..lo masih hidup?” ucap mila dengan mata yang melebar
“ka..kalau lo masih hidup buat apa gue disini?” lanjutnya
“kasus perencanaan pembunuhan dengan hukuman divonis seumur hidup. Lupa sama hasil sidang waktu itu?” ujar Arsya dingin
“harusnya kalau korbannya gak mati bisa dong hukuman gua diubah jadi gak seumur hidup?!” ujar Mila dengan tak terima
“pengacara lu aja angkat tangan sama kasus lu” ucap Arsya
Mila berdecak kesal “sial”
“gue emang selamat disini tapi anak gue meninggal karena lo” ucap Hazel dengan melayangkan tatapan tajam
“seriously? Hahaha kalau begitu rencana gue berhasil” ujar Mila puas
“tapi gue mau ngenalin lu sama Zea-“ ujar Hazel
“Zea?” Mila membeo
Hazel bangkit dari duduk nya lalu berjalan ke ambang pintu dari ruang besuk lapas Mila
Hazel berjalan ke tempat semula sambil menggendong anak perempuan nya
“seharusnya dia anak kedua kami. tapi karena kejadian yang gak diinginkan itu, Zea jadi anak tunggal” tutur Hazel
Mata Mila memberikan tatapan tidak suka ke Zea. Zea yang ditatap seperti itu memicingkan matanya
“Zea, yang didepan kamu itu tante jahat. Kamu ingat baik-baik ya mukanya” ujar Hazel seraya berbicara pada anaknya
Arsya dibuat melongo dengan ucapan istrinya itu. bisa-bisanya istrinya berbicara seperti itu ke anak yang tidak mengerti apa-apa
Mila memicingkan matanya ke Hazel lalu berdengus kasar “jadi kalian kesini buat memperlihatkan kebahagiaan kalian?”
“ya memang itu tujuan gue” celetuk Hazel
Mila yang mendengar pernyataan menjengkelkan dari Hazel—memutar bola matanya malas dengan tangan yang bersedekap
/”/
Matahari baru saja terbit sempurna dan udara pagi masih terasa sejuk. Biasanya keluarga kecil ini masih memejamkan matanya diatas kasur namun kali ini mereka sudah berada di perjalanan menuju Bandara
“perlengkapan buat Zea gak ada yang ketinggalan kan?” tanya Arsya pada Hazel
“semua aman, sayang” ucap Hazel
Telepon Arsya tetiba berdering. Arsya mendengus saat melihat nama dari sang penelpon “iya ini lagi dijalan,”
“iya sorry macet-“
“dikit lagi nyampe kok. Lu semua tunggu aja gak usah khawatir-“
Sambungan telepon mati. Hazel menoleh ke Arsya “siapa?”“Shafa-“
Hazel ber-oh dengan tangan yang menggendong Zea
/”/
“aku tidur ya. Masih ngantuk soalnya” ujar Arsya di kursi pesawat
Hazel mengangguk dengan tangan yang masih menggendong Zea
Arsya mulai memejamkan matanya. Bibir Hazel terangkat keatas. Ia memberikan senyum ke arah suaminya itu lalu mata nya beralih menatap putrinya yang ikut memejamkan mata. Ia mengecup kepala anaknya itu dengan hangat

KAMU SEDANG MEMBACA
After Meet You
Fiksi RemajaHazel mengidolakan Arsya di sosmed. Tapi tidak disangka seorang Arsya Darren yang memiliki banyak penggemar kaum hawa- merupakan teman kecil Hazel yang sudah terpisah selama sepuluh tahun lamanya. Cerita dimulai ketika Hazel bermalam di rumah Arsya...