Chit Chat sama teh iis

159 13 3
                                    

Hazel masuk ke kamar Arsya dengan muram. Biasanya Hazel menyapa Arsya namun kali ini tidak

"Azel kenapa?" Tanya Arsya

"Aku mau pulang ke Jakarta" jawab Hazel lirih

Arsya membulatkan matanya "serius?"

Hazel mengangguk lemas

Arsya melihat Hazel yang mulai memasukkan skincare yang sebelum nya ia taruh di meja Arsya kedalam tasnya

Arsya mendengus berat "Biasanya ada skincare berderet di meja tapi sekarang gak ada"

Hazel tersenyum tipis. Sebenarnya ia belum siap berpisah dengan Arsya namun bagaimana lagi, bunda nya sudah menyuruh mengemas barang nya.

Handphone Hazel berdenting. Ia langsung melihat layar handphone nya

"Kalau udah di rumah, dibalas chat nya. Jangan sombong" ujar Arsya setelah mengirim pesan ke Hazel

"Iya"

Handphone Hazel bergetar, tanda panggilan masuk. Dilihat nya panggilan tersebut dari Arsya.

Hazel menatap Arsya meminta penjelasan

"Kalau aku nelpon di angkat" jawab Arsya

"Kamu juga sebaliknya. Okey?"

"Siap 86!" ucap Arsya sambil hormat kearah Hazel

Hazel tertawa kecil

/'/

Alarm Hazel berbunyi. Hazel langsung membuka matanya lalu bergegas ke kamar mandi.

"Makan dulu jangan asal jalan wae" ucap Mamah Arsya sambil mengolesi sebuah roti dengan selai

"Iya" Arsya duduk di meja makannya dengan seragam dan tasnya

"Ke Singapura jadi pah?" Tanya Rasya sambil mengunyah roti nya

"Oh jelas jadi dong. Makanya si bunda sama ayah lagi ke Jakarta buat ngambil pasport" jelas papah Arsya

"Loh bunda Hazel udah berangkat ke Jakarta?" Tanya Arsya

"Dari subuh" jawab mamah Arsya

Keluarga kecil Arsya yang sedang sarapan mengalihkan pandangannya ke arah tangga

Hazel langsung terdiam saat semua mata tertuju padanya

"Telat sayang. Bunda kamu sama yang lain udah jalan dari subuh" ucap Mamah Arsya saat melihat Hazel terdiam mematung di tangga dengan koper dan tas ransel nya

"Kok bunda ga bangunin Azel" lirih
Hazel lalu kakinya berjalan menghampiri yang lain

"Mamah kamu ke Jakarta cuma ambil pasport sama surat-surat penting buat ke Singapur habis itu kesini lagi" ujar mamah Arsya

"Ke Singapur liburan, Tante?" Tanya Hazel

"Iya dong"

"YES!" Sorak Hazel

Papah, mamah Arsya dan Arsya tersenyum tapi tidak dengan Rasya.

Ia benci liburan apalagi hingga keluar negeri.

"Pah, mah. Ade gak ikut" ucap Rasya

"Semua harus ikut Rasya" ucap mamah nya dengan lembut

"Ade banyak tugas. Dikit lagi ujian Nasional" tentu saja itu bukan alasan Rasya yang sebenarnya

"Gue yang tiga bulan lagi ujian Nasional santai aja. Gausah alesan" cerca Arsya

"Sya, refreshing itu perlu. Papah gak mau tahu pokoknya kamu ikut" ucap papahnya dengan nada serius—tidak seperti papah Arsya biasanya

Suasana hening, Hazel memakan roti yang dibuat Mamah Arsya

"Rasya berangkat dulu" Rasya beranjak dari kursi makannya dan salim dengan orang-orang yang berada di ruang makan

"Eh nanti dulu aku belum selesai makan" ucap Arsya yang masih menyantap Nasi goreng nya

"Aku jalan kaki aja" ujarnya lalu meninggalkan rumah

"Haduh lieur sama si ade.  Maunya menyendiri terus. Apa tuh kak sebutan nya" ujar Mamah Arsya yang meminta Arsya menjawab

"Introvert"

"Nah eta"

"Udah mah biarin. Tiap anak kan sifat nya lain-lain. Yang penting Rasya gak macam-macam" ujar papah Arsya lalu beranjak dari kursinya "papah berangkat dulu"

"Arsya juga mah berangkat dulu"

/'/

Hazel turun dari tangga, berharap ada yang bisa diajak bicara kali ini. Ia langsung menghampiri teh Iis di singgasana nya

"Teteh"

"Eh ada si neng. Kenapa?"

"Bosan banget nih teh. Ngobrol yuk"

"Mau ngobrol soal apa? Kak Aca?"

Hazel tersenyum "boleh"

Kini Teh Iis dan Hazel tengah di pinggir kolam ikan milik keluarga Arsya

"Teteh kan udah lumayan lama kerja disini, kalau lagi pulang ke kampung teteh, teteh suka ingat sama Kak Arsya sama Tuan" ujar Teh Iis yang membuka cerita

"Kenapa gitu?"

"Mereka berdua teh suka ngeramein ini rumah. Makanya kalau pulang ke kampung suka ingat mereka"

"Hehe iya mereka seru. Aku aja yang baru berapa hari rasanya gak mau pulang gimana teteh" ujar Hazel

"Kak Azel tahu kan, kak Arsya sekarang banyak penggemar nya? Duh anak tetangga teh suka ngomongin kak Aca, kadang teteh disuruh ngasih makanan ke aca, suruh salamin-"

Hazel tertawa kecil "terus teh?"

"Kak Aca selalu terima apa yang dikasih anak tetangga, gak pernah dikasih ke orang lagi atau di buang. Teteh salut pokoknya sama Kak Aca apalagi kalau kak Aca menang main Basket" ujar Teh Iis

"Tapi pernah gak teh, penggemar nya sampai mau masuk kesini?" Tanya Hazel

"Pernah tapi ini jaman Kak Aca  SMP ceunah. Jadi si kakak teh Habis pulang turnamen,  baru aja masuk kamar gak lama ada segerombolan cewek teriak gini Arsya!! Buka dong pager nya aku mau ngucapin selamat"

Hazel tertawa kecil. Otak nya membayangkan kejadian yang di ceritakan oleh Teh Iis "terus teh,"

Teteh langsung ngomong ke kak Aca terus kak Aca nya keluar kamar ngeliat dari teras terus bilang gini ke teteh  teh bilangin ke awewe di luar kalo teteh pacar aku. Yaudah teteh sampein terus pada pergi"

"Senang dong teh jadi pacar satu menit Aca?" Tanya Hazel sambil terkekeh

"Ya seneng atuh biar cuma satu menit" teh Iis tertawa kecil

"Teh ada gak beberapa hal tentang Aca yang orang lain gak tahu?" Tanya Hazel lagi

"Oh jelas ada"

"Apa?"

/'/

Arsya masuk ke dalam kamarnya lalu membantingkan tas nya disembarang tempat. Ia langsung mengganti pakaian nya dengan pakaian rumahan

Hazel keluar dari kamar Mandi dengan rambut yang dibungkus handuk. Ia langsung diam mematung saat melihat pemandangan yang tak seharusnya ia lihat

Ternyata six pack yang pernah Arsya pameri di sosmed beneran nyata.

Hazel Masih membulatkan matanya ke arah abs Arsya dan otot di lengannya, Arsya menaikkan alisnya bingung melihat ekspresi Hazel

"Eh kaget. Maaf gak sengaja" Hazel langsung menutup mata nya lalu keluar dari kamar Arsya

Hazel mengumpat dirinya. Ia benar-benar bodoh karena matanya tertangkap basah menatap anggota tubuh Arsya yang diidamkan kaum Hawa

Arsya tersenyum miring mengingat tingkah polos Hazel

After Meet YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang