Suara burung berkicauan menandakan kalau hari sudah pagi, disebuah kamar terlihat dita masih terlelap dalam selimut tebalnya. Setelah sholat subuh tadi dita langsung melanjutkan tidurnya itu.
"Dita, sayang bangun." Teriak mamahnya dari luar kamar anaknya itu. Setelah sekian lama tidak mendapatkan jawaban dari anaknya itu dina langsung membuka knop pintu kamar dita. "Yaampun sayang ini sudah pagi, kok masih tidur aja sih." Ucap dina sambil membuka tirai nya dan langsung menyikap selimut yang masih menutupi tubuh mungil anaknya itu.
"Mah dingin.." Ucap dita sambil menggigil kedinginan.
Dina langsung mengecek suhu tubuh anaknya itu. "Ya ampun sayang badan kamu panas." Ucap dina langsung memanggil bi sumi untuk membawakan air hangat untuk mengompres dita.
"Ini nyah air hangatnya." Ucap bi sumi sambil memberikan ember plastik sedang kearah majikannya itu.
"Terimakasih ya bi." Ucap dina sambil mengambil alih ember plastik itu.
"Neng dita sakit ya bu?" Tanya bi sumi. "Iya bi badannya panas banget." Ucap dina yang sudah mengompres kening dita dengan air hangat.
"Oh iya bi, saya minta tolong ya kamu kasih tau lita kalau dita sakit, dan suruh lita untuk membuat surat ijin untuk dita yang nggak bisa masuk sekolah." Ucap dina yang langsung dibalas anggukan kepala dari bi sumi.
"Yaudah kalau begitu nyah, saya permisi dulu." Dan langsung dibalas anggukan kepala dari dina.
***
Sekarang lita sudah sampai didepan sekolah dita untuk memberikan surat ijin kalau adiknya lagi sakit itu.
"Assalamu'alaikum lit." Suara salam terdengar dikedua telinga lita, dan ia langsung menghadap orang yang memberikannya salam itu. "Waalaikumsalam, loh kamu ngapain disini jel?" Jawab lita.
"Aku kesini nganter adik aku, kamu sendiri ngapain?" Tanya balik angel. "Ini nganter surat ijin untuk adik aku yang nggak masuk, karena sakit." Ucap lita, dan angel hanya manggut manggut saja.
"Kak aku masuk dulu ya." Pamit fikri. "Gini aja lit kamu titipin aja ke fikri." Ucap angel. "Emang nggak ngrepotin?" Tanya lita yang merasa nggak enak itu. "Biar saya aja kak, emangnya siapa ya namanya kak kalau boleh tau." Ucap fikri sopan.
"Namanya Dita dia kelas 7 D, sebelumnya makasih ya sudah membantu kakak." Ucap lita sambil memberikan amplop berisi surat ijin itu kepada fikri. "Iya kak sama-sama, kalau begitu saya permisi dulu assalamu'alaikum." Pamit fikri langsung meninggalkan kakak serta sahabat kakaknya itu.
Fikri langsung menuju kelas 7 D yang sekarang terlihat sangat berisik karena masih jam set 7 lebih seperempat.
"Assalamu'alaikum." Ucap fikri saat sudah ada di depan pintu kelas 7 D. "Waalaikumsalam." Jawab semuanya.
"Ada apa ya?" Tanya Leo yang notabenya ketua kelas 7 D. "Gini saya mau mengantarkan surat ijin." Ucap fikri.
"Siapa yang nggak masuk fik?" Tanya tina temen sekelas dita, yang sangat mengagumi fikri sejak pertama masuk. "Ini dita sakit makanya ijin tidak masuk sekolah." Ucap fikri sambil memberikan surat ijin nya itu kepada leo. "Yaudah kalau begitu, assalamualaikum." Pamit fikri dan langsung dibalas salam dari semua murid yang ada dikelas itu.
Semua murid jadi cengo sendiri melihat fikri yang tiba-tiba memberikan surat ijin tidak masuknya dita.
"Dita sakit apa ya?" Tanya nisya kepada kedua sahabatnya itu lena dan leni makanya nama mereka sama karena mereka itu kembar.
"Dan yang aku heranin itu 1 kok tumben banget fikri mau dititipin surat ijin." Ucap lena yang merasa terheran-heran itu. Karena mana mungkin si dingin fikri mau memberikan surat ijin, biasanya fikri kalau dititipi surat pasti yang disuruh nganter kekelas pasti beni sahabat satu-satunya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Sepihak ✔
Teen Fiction"Dulu aku ingin menjadi seseorang yang spesial dalam hidupmu, tetapi saat aku tahu kamu menjauhiku aku hanya ingin menjadi temanmu.." ~Dita Rahma Asfiya Putri~ "Saling mencintai belum tentu bisa hidup bersama.." ~Alfikri Rahmaditia...