Sejak kejadian 1 bulan yang lalu disaat itu juga dita mulai melupakan rasa kagum dan cintanya untuk fildan dan rasa cintanya untuk fildan mulai beransur hilang tanpa butuh waktu yang sangat lama, karena ia dulu hanya mengagumi bukan mencintai, Ia bersyukur rasa kagumnya untuk fildan tidak terlalu dalam. Sekarang yang dita inginkan hanyalah belajar dengan sungguh-sungguh agar cita-citanya sebagai seorang dokter bisa tercapai. kalaupun dia boleh memilih ia ingin mencintai orang satu kali saja tanpa ada perpisahan.
Sekarang fikri juga sedang berusaha memendam perasaannya sendiri, karena ia tidak ingin membuat persahabatan mereka berdua menjadi renggang cuma perkara cinta. Entah nanti ia bisa melupakan dita ataupun malah sebaliknya ia sekarang hanya bisa berusaha.
***
Dita tiba disekolah dengan wajah yang sedikit lebih fresh daripada hari-hari sebelumnya karena kata mamahnya neneknya yang ada di banyuwangi mau berkunjung kerumah mereka hari ini.
"Assalamualaikum calon bidadari-bidadari surga Aamiin." Ucap dita saat ia sudah ada didekat ketiga sahabatnya itu.
"Waalaikumsalam." Jawab semuanya. "Ada apa nih kaya ada yang sedang bahagia disini?" Ucap nisya sambil menyenggol tangan lena yang ada disampingnya itu.
Lena leni langsung mengikuti arah pandang nisya tadi dan ia benar ternyata sahabatnya lagi bahagia. "Iya nih ada apa ya?" Ujar leni sambil mengetuk ngetukkan jari-jari tangan didagunya.
Dita yang seperti menyadari tatapan dari ketiga sahabatnya itu ia langsung terkikik geli. "Nenek aku yang berada di banyuwangi mau kesini." Jawab dita sambil tersenyum bahagia.
"Wah makanya sahabat kita ini bahagia ya." Ujar lena.
"Ya iya kan nenek yang ia tunggu-tunggu kedatangannya akan mengunjunginya." Jawab nisya sambil tersenyum.
Tett..tett..
Bel masuk kelas telah berbunyi dita dan ketiga sahabatnya itu langsung memasuki kelas mereka. Saat mereka mau memasuki kelasnya ia sempat berpapasan dengan fikri serta kedua sahabatnya itu."Fik?" Panggil dita saat menyadari fikri hanya diam saja tanpa menoleh sedikit pun kearah nya.
"Ya?" Jawab fikri.
Dita menyadari ada yang berbeda dengan sahabat masa kecilnya itu. Fikri terlihat begitu dingin terhadapnya sekarang ada apa ini? Dita bertanya tanya kepada dirinya apakah ia melakukan kesalahan sampai sahabatnya itu bersikap seperti orang tidak saling mengenal.
"Fik kamu kenapa sih?" Tanya dita.
"Sudah waktunya masuk kelas aku duluan assalamualaikum." Fikri langsung meninggalkan dita yang masih bengong memikirkan perubahan yang ada pada dirinya itu.
"Waalaikumsalam." Jawab dita saat ia sudah tersadar dalam lamunannya itu.
Dita langsung memasuki kelasnya dengan wajah yang sedikit murung ketiga sahabatnya itu menatap dita dengan ekspresi bingung karena tadi dita terlihat senang bahagia terus wajahnya berubah menjadi muram.
Bel istirahat sudah berbunyi semua murid berhamburan meninggalkan kelasnya untuk menuju ke kantin yang ada di sekolah.
Dita hanya memesan satu es campur untuk diminumnya, tetapi bukannya diminum es campurnya dita hanya mengaduk aduknya saja tanpa ada rasa ingin meminumnya.
Ketiga sahabatnya saling menatap seperti ada yang berbeda di diri dita saat ini tetapi apa?
"Ta kamu kenapa sih?" Leni langsung memberanikan dirinya untuk bertanya kepada dita.Bukannya menjawab dita malah menitikan air matanya itu. Ketiga sahabatnya malah tambah bingung melihat dita tidak menjawab pertanyaan mereka malah menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Sepihak ✔
Teen Fiction"Dulu aku ingin menjadi seseorang yang spesial dalam hidupmu, tetapi saat aku tahu kamu menjauhiku aku hanya ingin menjadi temanmu.." ~Dita Rahma Asfiya Putri~ "Saling mencintai belum tentu bisa hidup bersama.." ~Alfikri Rahmaditia...