Didalam kamar serba pink itu terlihat sunyi dan senyap hanya dentingan jam dinding yang terdengar, yang punya kamar masih betah bergelung didalam selimut. Entah apa yang gadis itu impikan biasanya tepat jam 3 dia sudah bangun dari mimpi indahnya tetapi ini sudah jam 3 lebih seperempat..
Kring..kring..
Suara deringan ponsel membuat Dita terbangun dari alam mimpinya, Dita masih mengumpulkan kesadarannya, lalu ia segera mengambil ponselnya dan melihat siapa yang menghubunginya pagi-pagi begini. Ternyata Nisya yang menelponnya dari tadi sampai 10 panggilan tak terjawab.
"Halo Assalamu'alaikum." Sapa Dita setelah ia angkat telponnya itu.
Terdengar disana Nisya menangis sesegukan, entah apa yang terjadi dengan sahabatnya itu. Bukannya menjawab salam nya Nisya malah menangis histeris..
"Kenapa sih Sya? Ada apa?"
Hikss..hikss..
Nisya masih tetap menangis tanpa ada niatan untuk menjawab pertanyaan darinya.
"Firman Ta, Firman." Hanya itu yang ia dengar dari ucapan Nisya.
"Firman kenapa?"
"Fir..man dan Fikri kecelakaan, hikss..hikss."
Deg..
Ponsel yang ada ditangan Dita tiba-tiba terjatuh dari genggamannya, ia tidak tau apa yang harus ia lakukan tetapi pikirannya saat ini kalut sungguh ia tidak percaya Fikri kecelakaan, kabar yang ia dapatkan sungguh sangat menyakitkan.
Tok..tok..
Ketukan pintu dari luar kamar Dita terdengar sampai dalam, entah siapa yang terus menerus menggedor-gedor pintu kamarnya itu dengan tak sabaran.
"Dita sayang cepat buka pintunya, kamu pasti sudah bangun kan sayang?" Suara teriakan Mama nya terdengar sampai gendang telinga Dita.
Dita berjalan dengan lesu kearah pintu, sesekali ia mencoba menyeka air matanya yang keluar membasahi kedua pipinya.
Fikri kecelakaan..
Hanya itu yang ada dalam pikirannya saat ini.
"Ma." Setelah pintu kamar terbuka. Dita langsung memeluk Mama nya dengan sangat erat, ia tidak bisa lagi membendung tangisannya.
Dina tau apa yang ada dipikiran anaknya saat ini, ia juga kaget saat mendengar kabar kalau Fikri kecelakaan.
"Ma, ayo kita ke Rumah sakit sekarang Ma." Rengek Dita dihadapan Mama nya.
Dina mengusap-usap puncak kepala anaknya dengan sayang. "Nanti setelah sholat subuh kita berangkat kesana sama Papa juga."
Senyum Dita mengembang, tetapi tidak berangsur lama ia masih teringat ucapan Nisya tadi.
Gimana keadaan Fikri sekarang?
Banyak pertanyaan yang memenuhi pikiran Dita saat ini, hanya Fikri yang ia pikirkan tidak ada yang lain.
***
Jam sudah menunjukan pukul setengah 6 pagi Dita segera bersiap-siap untuk berangkat ke Rumah sakit bersama dengan Mama, Papa, dan Kakaknya.
Setelah selesai bersiap-siap ia segera turun kebawah, dan ternyata semuanya sudah siap dari tadi. Entah kenapa hatinya terasa tidak enak sejak tadi, ia takut terjadi hal buruk dengan keadaan Fikri.
Nisya Alfira❤
"Assalamu'alaikum Ta, aku sudah dalam perjalanan ke Rumah Sakit aku sekalian pamitan kepada Firman dan kalian semua kalau hari ini aku akan berangkat ke Bandung.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Sepihak ✔
Teen Fiction"Dulu aku ingin menjadi seseorang yang spesial dalam hidupmu, tetapi saat aku tahu kamu menjauhiku aku hanya ingin menjadi temanmu.." ~Dita Rahma Asfiya Putri~ "Saling mencintai belum tentu bisa hidup bersama.." ~Alfikri Rahmaditia...