Part 27 {Paperbag?}

41 1 1
                                    

Dita sedang duduk diatas ranjang yang berada didalam kamar sambil fokus membaca Novel kesukaan Nisya. Kenapa kok Novel kesukaan Nisya? Karena Nisya sempat memberikan Novel ke Dita katanya buat kenangan, meskipun Novel itu Novel kesukaannya tetapi Nisya rela memberikannya untuk Dita dan Dita juga memberikan Novel kesukaannya untuk Nisya.

"Ta.."

"Iya Kak ada apa?" Tanya Dita sambil menatap kearah Ana yang memanggilnya.

"Aku pinjam jilbab instan kamu dong Ta, aku kebayakan membawa Jilbab segi empat dan Khimar saja." Jelas Ana.

"Kakak ambil saja dilemari, aku bawa Jilbab instan banyak kok." Ujar Dita sambil menunjuk kearah lemari pakaiannya.

Ana langsung mengambil Jilbab yang dicarinya, kedua mata Ana jatuh kearah Paperbag berwarna pink yang ada diatas tumpukan baju.

Ia ambil paperbag tadi lalu dibukanya, dan betapa kagetnya dia saat melihat isi paperbag tadi.

Ana menatap kearah Dita yang masih setia membaca Novelnya. "Ta ini punya kamu? Kamu beli gamis lagi ya? tapi kok warnanya selalu warna pink sih Ta kamu belinya, sudah banyak loe gamis kamu yang warna pink."

"Aku nggak beli gamis baru Kak, aku terakhir beli gamis juga beberapa minggu yang lalu saat di Malang." Jawab Dita yang masih fokus dengan Novelnya.

Ana langsung mengeluarkan gamis itu dari dalam paperbag nya. "Tapi bagus juga Ta gamisnya, buat Kakak saja ya."

"Bagus ya Kak, gamisnya." Puji Devi sambil memegang ujung gamis itu.

"Ini pasti mahal banget Kak harganya, warnanya juga cantik banget." Ujar Nia.

"Iya ini kan warna kesukaan Dita warna Pink." Jawab Ana.

Deg..

Dita langsung menatap kearah Ana yang sekarang sedang membawa paperbag serta gamis nya. Dita segera mengambilnya dan meletakkannya kembali kedalam Paperbag.

"Dari siapa sih Ta? kok kaget gitu." Tanya Ana sambil menatap kearah adiknya.

"Fikri." Jawab Dita cepat.

Fikri?

Siapa itu Fikri? Kenapa seperti berharga sekali untuk Dita pikir mereka bertiga.

"Siapa Fikri Ta? jangan bilang kamu disana pacaran terus kamu putus sama Fikri Fikri itu lalu kamu ingin melupakan Fikri makanya kamu pindah kesini." Pertanyaan beruntun Ana berikan kepada adik sepupunya.

Dita menggelengkan kepalanya tanda itu tidak benar. "Astaghfirullah nggak Kak."

"Lh terus siapa Fikri?" Tanya Ana lagi.

Dita hanya diam saja tanpa mau menjawab pertanyaan dari Kakak sepupunya.

"Kalau bukan pacar kamu jadi siapa sebenarnya Fikri itu?" Tanya Ana lagi.

Hufft..

Dita menghembuskan nafasnya gusar, bukannya ia tidak ingin menjawab tetapi ia ingin melupakan Fikri lebih cepat. "Fikri Sahabat aku waktu kecil, yang ada di Bandung." Jawab Dita sambil menundukan kepalanya mengingat masa dimana ia pertama kali bertemu Fikri setelah bertahun-tahun tak bertemu.

"Kok perhatian sekali sama kamu Ta Fikri tadi, sampai memberikan kamu gamis sebagus ini." Ujar Devi, ia sungguh tak percaya dengan ucapan Dita.

"Kamu nggak tau maksud Fikri memberikan gamis ini untukmu Ta?" Tanya Ana masih mengintrogasi adiknya.

Dita hanya menggelengkan kepalanya tanda tidak tau.

"Fikri itu suka sama kamu makanya dia sampai rela memberikan gamis ini untukmu." Jelas Ana sambil menatap kedua manik mata adiknya. "Kamu juga mencintai Fikri kan Ta? Jujur saja sama Kakak."

Cinta Sepihak ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang