Fikri Pov
Setelah pulang dari persami tadi aku langsung membersihkan badanku yang terasa sangat lengket itu, habis mandi aku langsung menunaikan sholat dhuha.
Aku kembali teringat disaat aku menatap wajah teduh dita, disetiap kami bersama direlung hatiku seperti bergemuruh. Perasaan apakah ini? Kenapa setiap aku bersama dita aku selalu merasakan nyaman. Apakah aku mencintai dita, tetapi aku tahu kalau dita hanya menganggapku sebagai sahabat masa kecilnya saja tidak kurang dan tidak lebih.
Lelah sangat terasa ditubuhku aku langsung saja memejamkan mataku untuk mengurangi rasa lelah.
"Fikriii."
Baru saja memejamkan mata kedua sahabatku itu sudah ada dikamarku. Pasti mamah nih yang nyuruh mereka untuk langsung masuk kedalam kamar."Ihh kenapa sih, ngantuk aku mau tidur." Ujarku sambil memejamkan mataku kembali.
"Masih pagi juga malah tidur." Jawab firman sambil mengguncang guncangkan badanku.
"Rejekimu dipatok ayam nanti, kalau tidur mulu." Ujar beni.
"Bodoamat."
"Yaudah lah aku juga ikutan tidur kalau begitu." Ucap beni yang langsung ikut berbaring diranjang sebelahku.
"Kalian ini aku mau ngomong malah tidur semua."
"Jangan banyak ngomong sini ikut tidur aja." Ujarku sambil menepuk nepuk bantal yang ada disebelahku.
Lalu firman langsung ikut berbaring dan memejamkan matanya itu, aku kira ia tetap akan berbicara ternyata ia juga sudah ikutan terlelap seperti beni, aku hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalaku karena sifat koyol kedua sahabatku itu.
Aku juga langsung ikut memejamkan mata, karena lelah dan juga rasa kantuk memenuhi seluruh tubuhku.'Allahuakabar,, allahuakbar.'
Suara adzan membangunkanku dari alam mimpi, sebelum mengambil wudhu dan bersih-bersih aku lebih dulu membangunkan kedua sahabatku itu."Ben, fir bangun sudah adzan dzuhur." Ujarku sambil mengguncang-guncangkan tubuh mereka berdua.
"Iya, bebeb nisya aku bangun nih." Jawab firman yang sepertinya sedang bermimpi tentang nisya.
"Ya ampun nih anak malah jawabannya ngelantur." Jawab beni yang sudah bangun.
"Gantian kamu aja ben yang bangunkan sana aku mau mandi dan ambil wudhu." Pesanku kepada beni.
Setelah aku selesai bersih-bersih dan ambil wudhu, sekarang gantian mereka berdua kalau firman tidak sabar menunggu beni yang lagi mandi itu ia langsung saja turun ke lantai bawah untuk mandi dikamar mandi bawah dekat dapur.
'Assalamualaikum warahmatullah.'
Setelah menunaikan sholat dzuhur aku dan yang lain langsung menuju ke meja makan untuk makan bersama-sama karena nyoya besar sudah memanggil untuk makan siang."Sudah sholat kan?" Tanya mama kepada kami bertiga.
"Alhamdulillah sudah tan." Jawab beni sambil tersenyum.
Beni memang begitu kalau didepan mamah selalu bersikap manis seolah-olah ia itu seperti anak yang nurut dan pendiam tetapi aslinya berbeda.Setelah selesai makan siang kami langsung kembali ke kamarku lagi, guna untuk ngobrol serta main games.
"Tadi kamu mau ngomong apa fir?" Tanyaku membuka topik pembicaraan antara kita bertiga.
"2 hari lagi ulang tahun nisya." Ucap firman.
"Terus?"
"Aku ingin memberikan surpries untuk nisya, tapi aku bingung mau ngasih surpries seperti apa." Ujar firman.
"Belikan boneka, bunga, atau apalah gitu yang bagus." Ucap beni yang sudah ikutan menimbrung diantara kami berdua.
"Kalau begitu hari ini anterin aku beli kado untuk nisya ya." Ucap firman sambil mengedip ngedipkan matanya penuh harap.
"Gimana ya." Ucapku sambil berfikir.
"Pokoknya ayo sekarang berangkat." Ujar firman langsung menarik tanganku dan tangan beni agar turun dari ranjang.
Hari ini aku dan kedua sahabatku itu berada di sebuah pusat belanjaan yang berjualan gamis serta khimar yang ada di mall.
"Ini bagus nggak ya buat nisya." Ujar firman sambil menunjukan sebuah gamis warna abu-abu serta khimar dengan warna senada.
Aku hanya menggelengkan kepalaku tanda bahwa aku tidak tahu, bagaimana bisa ia mengajak kami berdua untuk nemenin beli hadiah untuk nisya mana kami tau selera perempuan."Yah kalian payah." Ujar firman dengan ekspresi kesalnya itu.
"Salah siapa ngajak kami berdua." Jawab beni.
Aku melihat ghamis yang ada dipaling pojok sendiri ghamis dengan warna merah muda yang dipadukan dengan warna putih tulang, aku tertarik dengan ghamis itu karena aku ingat betul kalau dita sangat menyukai warna merah muda. Aku langsung saja mengambil ghamis itu untuk kuberikan kepada dita.
"Mbk tolong bungkus ghamis serta khimarnya ya mbk." Ujarku kepada pelayang yang melayani pelanggan.
"Iya mas, tunggu sebentar ya." Ujar pelayan tadi yang langsung mengemas ghamis pesananku itu.
"Ini mas ghamisnya totalnya 400 ribu." Ujarnya.
"Untuk pacarnya ya mas?" Tanya pelayan itu kepadaku. Dan aku hanya tersenyum tipis kepada pelayan itu tanpa kata-kata.
Aku langsung memberikan uang seratus ribuan berjumlah empat lembar.
Setelah itu aku langsung menuju ke tempat firman dan beni yang lagi sibuk memilih milih ghamis.
"Sudah ketemu yang cocok belum?" Tanyaku kepada firman.
"Aku bingung milih yang mana." Jawab firman sambil menunjukan beberapa potong ghamis dengan warna yang berbeda-beda.
"Kamu tau warna kesukaannya nggak sih?" Tanyaku.
"Yang aku tahu warna kesukaannya nisya itu antara hitam dan coklat, tetapi kalau hitam nggak cocok deh." Ujar firman.
"Gini aja daripada susah-susah lebih baik kamu belikan ghamis dengan warna hitam dan coklat." Jawab beni dan aku langsung mengangguk setuju.
"Bener juga." Ujar firman yang langsung mengambil ghamis dengan warna coklat dan hitam itu. Setelah itu ia langsung menyuruh pelayannya itu membungkusnya.
"Mbak tolong bungkus gamis warna ungu itu mbak." Ujar beni sambil menunjukkan gamis yang ia maksud.
Aku dan firman hanya menatap beni tidak percaya, buat siapa gamis itu? Itu yang ada dibenakku sekarang karena mana mungkin untuk mamahnya karena model gamisnya aja cocok untuk anak muda tetapi kalau bukan untuk mamahnya terus untuk siapa??
"Untuk siapa gamisnya itu ben?" Tanya firman.
"Nanti tau sendiri." Ujar beni.
Seperti teka-teki aja, aku kan juga ingin tau untuk siapa gamis itu karena aku tau beni belum pernah menyimpan perasaan untuk seorang wanita hanya sekarang ini ia mau membelikan gamis untuk wanita selain keluarganya.
"Mampir ke toko boneka ya sebentar." Ujar firman setelah kami keluar dari tempat aneka gamis tadi.
"Terserah kamu fir." Ujar beni malas.
Setelah membeli boneka kami langsung menuju parkiran untuk pulang kerumah karena kami hari ini lagi memakai montor.
~Assalamualaikum~
Maaf baru bisa update karena author lagi sibuk mengerjakan tugas sekolah.
Jangan lupa vote dan komennya ya kakak..~Wassalamualaikum~
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Sepihak ✔
Teen Fiction"Dulu aku ingin menjadi seseorang yang spesial dalam hidupmu, tetapi saat aku tahu kamu menjauhiku aku hanya ingin menjadi temanmu.." ~Dita Rahma Asfiya Putri~ "Saling mencintai belum tentu bisa hidup bersama.." ~Alfikri Rahmaditia...