Part 19 {Rencana Liburan}

46 1 1
                                    

Hari ini adalah hari terakhir mereka melakukan Ujian Semester 1 didepan ruang 1 Dita lagi ngobrol bersama ketiga sahabatnya itu, sambil menunggu bel Ujian. Karena ruangan mereka juga belum dibuka, dibukanya juga pas pengawasnya sudah berada disana.

"Liburan tahun ini kamu mau kemana ta?" Tanya Nisya karena kan sebentar lagi liburan pasti Dita sahabatnya itu mau liburan.

Dita tersenyum mendengar ucapan Nisya. "InsyaAllah aku bakalan ke Bandung dan ke Banyuwangi jenguk kakek dan nenek, sekalian nganterin nenek pulang ke Banyuwangi."

Iya, nenek Dita yang tinggal di Banyuwangi memang belum kembali kesana lagi karena kata Ayahnya Dita biar neneknya disini sampai puas untuk menghilangkan rindunya yang telah lama tidak bertemu dengan cucu kesayangannya.

"Wah sama dong aku juga mau ke  Bandung tetapi aku di Bandung selama 2 minggu." Jawab Nisya.

"Apalah daya kami yang kakek nenek tinggalnya di luar negeri." Ucap Lena sambil menampilkan wajah lesu nya.

Lena dan Leni kakek neneknya memang tinggal di Luar Negeri semuanya, karena dulu Ibu nya tinggal di Perancis, trs Ayahnya tinggal di Australia kalau Ibunya aslinya orang Indonesia kalau Ayahnya asli orang Australia.

Nisya menatap kearah Kedua sahabatnya yang sedang menampilkan wajah lesu nya. "Sabar,  bukannya malah enak ya bisa jalan-jalan ke Luar Negeri setiap harinya."

Lena, Leni langsung menatap kearah Nisya. Apa katanya tadi enak? "Kami bosan kalau liburannya setiap tahun di Luar Negeri saja." Ucap Leni sambil mengerucutkan bibirnya.

Dita dan Nisya tertawa mendengar ucapan si kembar yang sekarang terlihat kesal.

***

Tett..tett..

Suara bel masuk ruangan ujian telah dimulai Dita langsung masuk keruangannya Dita sudah terbiasa masuk ruangan sendiri setelah 2 hari ujian yang lalu ia terus minta dianterin Nisya sampai kedalam ruangannya, tetapi sekarang Dita memberanikan diri untuk masuk ruangan sendirian karena bagaimana pun juga Dita nanti saat akan ujian pasti harus satu ruangan lagi dengan Fikri bukan hanya kali ini saja pastinya.

Dita menatap kearah Fikri sekilas sebelum ia hanyut dalam lamunannya. Setiap hari mereka memang begini selalu saja diam tanpa ada yang membuka percakapan antara mereka berdua, apakah pertemannya dengan Fikri memang harus berakhir seperti ini? Berakhir dengan tidak saling bertegur sapa, dulu mereka yang kerap kali berbicara sekarang seperti orang yang tidak pernah kenal. Dita meratapi semua yang telah terjadi antara dirinya dan Fikri ia takut ini bakalan berlanjut sampai mereka sudah dewasa.

"Ta."

Dita langsung tersadar dari lamunannya saat seseorang menepuk bahu nya pelan. "Astagfirullah, Ayu kamu ngagetin aku saja."

Ayu terkekeh pelan mendengar ucapan Dita. "Salah siapa dari tadi ngelamun mulu."

"Hehe, maaf." Dita tersenyum seraya menampilkan deretan gigi putihnya.

"Kamu lagi mikirin apa sih ta?"

Dita menggelengkan kepalanya pelan, "Tidak, aku nggak lagi mikirin apa-apa."

Ayu sedikit tidak percaya dengan jawaban Dita, karena Ayu tau pasti tentang Dita karena kalau nggak ada apa-apa tidak mungkin.

"Ta kamu lagi mikirin Fikri ya?" Bisik Ayu tepat ditelinga Dita.

Dita kaget kok Ayu bisa tau kalau dia lagi mikirin Fikri, Jangan-jangan Ayu punya indra ke enam? Dita berfikir terlalu jauh tentang Ayu.

"Aku tau Ta, kalau kamu pasti lagi mikirin Fikri.. karena bagaimanapun juga Fikri itu sahabat masa kecil kamu yang tiba-tiba menjauh tanpa sebab."

Dita bernafas lega setelah beberapa menit yang lalu ia berfikir yang tidak-tidak tentang Ayu. "Gimana ya Yu, aku masih bingung dengan semuanya."

Ayu tersenyum sembari membisikkan sesuatu tepat ditelangi Dita. "Aku tau Ta ini berat, kamu yang sabar ya Ta.. aku percaya pasti kamu bisa."

"Terimakasih Yu."

Dita dan Ayu langsung berhenti berbicara setelah pengawas sudah memasuki ruangan mereka, ini merupakan hari terakhir ujian. dan sebentar lagi juga hari yang sudah ditunggu-tunggu semua murid tiba yaitu libur panjang.

Semua murid terlihat mengerjakan soal ujiannya dengan sungguh-sungguh.

***

Beberapa jam kemudian akhirnya waktu mengerjakan soalnya telah habis, semua anak berhamburan keluar dari ruangannya.

"Merdeka."

Beberapa siswa sekaligus Firman teriak merdeka karena ujian nya telah selesai hari yang menegangkan bagi semua siswa akhirnya berakhir, yang akan digantikan dengan hari yang menyenangkan yaitu libur panjang.

"Jangan terlalu senang dulu belum tentu nilai kalian bagus." Celetuk guru yang mengawasi ujian mereka tadi.

'Haha' tawa mereka pecah setelah melihat ekspresi wajah Firman yang menampilkan wajah kecutnya

"Dengerin tuh." Ucap Fikri kepada Firman dan temannya yang lain.

"Tetapi gue percaya kok kalau nilai gue bagus karena gue tadi pas ujian Matematika sedikit melihat jawaban lo Fik."

Fikri melototkan matanya kaget setelah mendengar pernyataan dari Firman.

Fikri tidak bisa membendung kemarahannya lalu ia langsung melemparkan buku kearah Firman. "Auu sakit Fik."

"Rasain."

"Canda Fik tadi, mana mungkin gue bisa melihat jawaban lo dari belakang, orang lo menutupi rapat kertasnya." Jawab Fikri sambil menampilkan deretan gigi putihnya.

"Bercanda lo nggak lucu Fir."

Setelah pengawas pergi dari ruangan Dita juga langsung beranjak dari duduknya untuk meninggalkan ruangan yang menyiratkan banyak luka.

"Mau kemana ta?"
Saat Dita sudah ada didepan pintu ruangan tiba-tiba Firman menyapanya.

Dita berbalik menghadap kearah Firman sekilas sebelum ia menjawab. "Pulang."

Firman mendelik mendengar jawaban Dita, nihh anak kenapa sih? Kok singkat banget jawabannya. Pikir Firman dalam hati.

"Singkat banget jawabann lo Ta? ini pasti virus dingin Fikri nular ke lo Ta."

Semuanya tertawa mendengar penuturan Firman yang secara tiba-tiba, sedangkan Fikri dan Dita hanya memasang wajah datarnya sambil menatap kearah Firman sinis.

"Waww, kalian janjian ya? Kok pada natap gue begitu."

Pletak..
Fikri langsung melemparkan buku nya kembali kearah Firman, sampai mengenai bahu Firman.

"Ya Allah penganiayaan ini namanya."

"Rasain." Ucap Dita sebelum ia beranjak pergi meninggalkan ruangan.

"Fikri melakukan penganiayaan ke gue kok malah didukung sih Ta, kalian memang pasangan yang serasi sama-sama muka datar." Celoteh Firman panjang kali lebar.

Setelah Dita keluar dari ruangannya, Fikri juga langsung keluar malas mendengar celotehan nggak jelas dari Firman.

Firman yang menyadari Fikri dan Dita sudah tidak ada didalam ruangannya. "Yah malah keluar."

"Ditinggalin kan? Makanya jangan cari masalah mulu Fir." Celetuk Ayu.

Cinta Sepihak ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang