Setiap manusia tidak luput dari sebuah kesalahan tetapi dibalik itu semua manusia juga berhak memperbaiki kesalahannya.
~Dita Rahma Asfiya Putri~
Dita masih berfikir salah apakah dia kepada Fikri kenapa laki-laki itu seolah-olah menjauh darinya kalau memang ia punya salah ia ingin Fikri jujur kepadanya tanpa menjauh dan seperti orang yang tidak saling mengenal sama sekali, Fikri yang dulunya suka banget mengajak Dita bicara tetapi sekarang tidak fikri berubah cuek kesemua orang apalagi lebih cuek kepadanya.
***
Lita yang menyadari adiknya tidak keluar dari kamarnya sejak pulang sekolah tadi ia langsung menuju ke kamar Dita untuk melihat keadaannya. "Assalamualaikum." Lita langsung saja masuk ke kamar adiknya itu setelah ia beberapa kali mengucapkan salam tidak dibalas.
Terlihat didalam kamar Dita sedang menangis sambil memeluk boneka beruang yang dibelikan mamanya waktu lalu. "Astagfirullah alhazim dek kamu kenapa?" Lita langsung mendekat kearah adiknya itu.
Dita menangis tergugu didalam pelukan kakaknya itu. "Kamu kenapa cerita sama kakak." Kata Lita sambil menguraikan pelukannya itu.
"Kak apakah setiap manusia tidak berhak untuk memperbaiki kesalahan mereka?" Tanya Dita sambil menatap kakaknya dengan air mata yang terus membasahi kedua pipinya itu.
Lita masih berfikir tentang pertanyaan adiknya itu, karena Lita tau adiknya tidak akan berani melukai hati semua orang jika itu tidak menyangkut keluarganya. "Kamu melakukan kesalahan apa?" Tanya Lita sambil menatap dua manik mata adiknya itu.
"Kak, fikri menjauh dariku, tetapi aku tidak tau apa salahku kenapa Fikri menjauh." Ucap Dita.
Lita masih mencerna pernyataan adiknya itu karena ia sangat mengetahui gimana seorang laki-laki yang menjauh tanpa sebab bisa perkara laki-laki itu mencintai gadis itu juga bisa perkara tidak ingin membuat gadis itu berharap lebih kepadanya. "Kamu menyukai Fikri?" Tanya Lita sambil menatap adiknya itu.
Dita hanya diam membisu saat mendengar pertanyaan kakaknya itu karena Dita juga bingung dengan perasaannya kepada Fikri karena ia bingung ini perasaannya sebatas sahabat atau perasaan cinta. karena Dita jujur beberapa hari ini ia merindukan sosok Fikri yang selalu menyapa nya dan mengajak nya bicara ia juga merindukan perhatian Fikri kepadanya.
"Kamu suka sama Fikri ya?" Lita masih mengulangi ucapannya tadi karena Dita hanya diam tanpa ada niatan untuk bicara.
"Assalamualaikum." Suara salam dari lantai bawah membuat dita lebih mudah untuk menghindar dari pertanyaan kakaknya karena ia juga masih bingung dengan apa yang ia rasakan saat ini.
"Kayanya itu nenek deh kak, aku kebawah duluan ya kak." Ucap Dita yang langsung beranjak dari atas kasurnya itu.
"Kakak tau ta gimana perasaan kamu." Gumam Lita sambil menatap adiknya yang sudah semakin tak terlihat dari hadapannya.
Lita tau perasaan adiknya gimana karena ia juga pernah seperti adiknya itu yang dijauhi oleh orang yang ia sangat cintai, bukan lah hal yang mudah dijauhi oleh orang yang berharga dalam hidup.
Saat sudah jauh dari kamarnya Dita langsung menghapus sisa-sisa air matanya yang tadi sempat membasahi kedua pipinya itu. Ia langsung menjawab salam dan berlari untuk membukakan pintu utama karena bi Sumi pembantu rumah tangga dirumah mereka sekarang sedang ke supermarket untuk membeli kebutuhan masak untuk nanti malam karena hari ini adalah hari spesial untuk keluarga mereka.
Dita langsung memeluk neneknya yang sudah ada didepannya itu, rindu yang Dita rasakan selama ini akhirnya terbayar juga Dita tidak pernah ketemu neneknya sudah lama banget sejak ia masih kelas 3 SD dan sekarang akhirnya ia bisa menatap neneknya secara langsung. Tiba-tiba air mata Dita menetes ia sangat bahagia ini merupakan tangisan kebahagiaan bagi Dita.
"Nenek Dita rindu sama nenek." Ucap Dita yang langsung memeluk neneknya itu dengan sangat erat.
"Cucu nenek sudah besar sekarang ya." Ucap neneknya itu sambil membalas pelukan dari cucu yang sangat ia rindukan itu.
Lita langsung berlari kearah neneknya ia langsung ikutan memeluk neneknya. Setelah puas membagi kerinduan mereka langsung melepas pelukan mereka.
Dita menatap luar tetapi tidak ada tanda-tanda kedatangan orang yang juga ia nantikan selama ini. "Kakek nggak ikut?" Dita langsung membuka pembicaraannya saat ia melihat kesana kemari tidak ada kakeknya.
Neneknya tersenyum mendengar perkataan cucunya ternyata cucunya itu juga sangat merindukan nenek dan kakeknya. "Kakek tidak ikut karena harus ke sawah setiap hari." Jawab neneknya itu sambil mengelus kepala Dita yang tertutup jilbab.
Meskipun sudah tua tetapi kakeknya masih semangat untuk pergi ke sawah setiap harinya. Sebenarnya sudah Dina dan Fatan suruh untuk berhenti pergi ke sawah tetapi kakeknya tetap tidak ingin berhenti katanya ia akan merasa badannya pegal-pegal kalau tidak ke sawah.
Assalamualaikum
Maaf sedikit, karena aku lagi sibuk, hehe.
Aku tunggu vote dan komennya karena votment itu gratis makanya jangan lupa vote dan komennya. Aku juga akan menerima saran-saran dari kalian semua.Wassalamualaikum
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Sepihak ✔
Teen Fiction"Dulu aku ingin menjadi seseorang yang spesial dalam hidupmu, tetapi saat aku tahu kamu menjauhiku aku hanya ingin menjadi temanmu.." ~Dita Rahma Asfiya Putri~ "Saling mencintai belum tentu bisa hidup bersama.." ~Alfikri Rahmaditia...