Part 2 {Teringat}

205 9 1
                                    

Setelah pulang sekolah jam 1 siang, karena hari ini masih hari pertama masuk jadi jam pulang sekolah jadi lebih siang.dita langsung membersihkan diri buat mandi, setelah mandi dia langsung menuju ke meja makan buat makan siang karena dita tadi sudah melaksanakan sholat dzuhur bersama-sama dimushola yang berada di sekolahnya.

"Sudah mandi?" Tanya dina saat melihat anaknya yang baru turun dari lantai atas.

"Sudah mah, dita laper." Jawab dita sambil menunjukkan gigi putihnya itu. "Yaudah ayo, sudah ditunggu kak lita di meja makan." Lalu dita langsung menuju meja makan dan sudah diikuti mamahnya dari belakang.

Makan siang kali ini hanyalah ada dita, mamahnya, dan kakaknya karena papahnya lagi ada dikantor. Dan makan siang hari ini dirumah dita hanya dipenuhi dengan keheningan.

"Ta, kamu kenal dengan fikri?" Tanya lita yang langsung membuyarkan keheningan yang tercipta.

"Fikri??" Ucap dita yang langsung dibalas anggukan kepala oleh lita.

"Iya fikri kata kakaknya dia satu sekolah dengan kamu." Kata lita lagi, dan dita masih mencoba mengingat ingat kembali siapa itu fikri.

"Iya kak aku ingat, dia kelas 7 E." Ucap dita saat sudah mengingat tentang fikri.

"Fikri siapa sih yang kalian omongin dari tadi?" Dina langsung buka suara saat dari tadi hanya diam menyimak pembicaraan kedua anaknya itu.

"Adiknya angel mah, katanya satu sekolah dengan dita, dan katanya dia sangat cuek." Jawab lita. "Dia apa dulu sd nya sekolah di sd nusa bangsa??" Tanya dina lagi.

"Iya mah benar, kok mamah tau? Tanya lita. "Iya tau lah, kan dulu adik kamu pernah les dirumahnya tante kamu itu tante rani. dan tante rani kan menjadi guru di sd nusa bangsa." Jawab dina lagi.

"Apa fikri itu anak pendiam itu ya." Ucap dita setelah sekian menit hanya diam mendengarkan.

"Iya, dia Alfikri." Ucap dina lagi. "Iya mah bener namanya fikri kan juga alfikri." Saut lita.

Setelah selesai makan, dan juga selesai mengobrol dita langsung meninggalkan meja makan buat menuju kamar kesayangannya itu.
Dita langsung menuju ke balkon sambil membaca novel terbarunya itu, dibalkon kamarnya dita hanya melamun.

"Fikri.." gumam dita pelan.
Nama itu yang sekarang masih memenuhi pikiran dita, terlihat dari kedua matanya yang menurut dita terlihat tidak asing lagi, tetapi kenapa namanya terasa baru pertama kali terdengar ditelinga dita.

"Apakah fikri, fikri teman masa kecilku dulu." Gumam dita sambil mengingat-ingat kembali tentang sahabat kecilnya itu.

Flasback on

"Ama aku sama mamah dan papah di ajak pindah dari kota ini." Ucap anak laki-laki berumur 5 tahun.

"Pindah? kamu akan meninggalkan aku al." Kata itu lalu keluar dari mulut seorang gadis kecil yang duduk disebelah anak laki-laki itu.

"Maafkan aku ama, aku harus ikut mamah dan papah." Jawab anak laki-laki itu yang diketahui namanya al.

"Jangan tinggalkan aku al." Ucap anak kecil yang diketahui namanya ama.

"Al, ayo sebentar lagi kita akan menuju ke stasiun." Ucap mamahnya al. "Sebentar mah." Jawab al.

"Ama aku harus pergi." Ucap al. "Jangan, jangan pergi al." Teriak ama sambil mengejar perginya mobil yang membawa sahabatnya itu.

"Sayang sudah, nanti kalau al sudah besar al bakalan main kebandung lagi."
"Al mah, dia pergi ninggalin ama." Ucap ama sambil menangis dipangkuan sang ibunda.

Cinta Sepihak ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang