Part 24 {Muhammad Arka Pratama}

49 4 2
                                    

Muhammad Arka, adalah orang yang paling dirindukan Dita selama ini orang yang selalu menemani Dita waktu kecil.

Kepindahan Dita ke Banyuwangi merupakan hal yang ditunggu-tunggu oleh Arka, Arka sangat senang saat mendengar kabar dari kedua orang tua nya kalau adik yang ia tunggu-tunggu kedatangannya bakalan berkunjung ke tempat nya, tetapi siapa sangka kalau bukanlah hanya berkunjung saja tetapi akan tinggal didesa ini bersama dengan Nenek dan Kakek.

Arka sekarang sedang duduk manis didalam ruang tamu rumah Kakeknya bersama dengan kedua sepupunya dan Ayahnya, mereka semua menunggu kedatangan Dita sekeluarga.

"Dita memutuskan ingin pindah ke Pondok." Ucap Kakek Abraham.

Uhukk..uhukk..

Arka sampai tersedak minumannya, ia kaget sungguh kaget.

Apa yang dibicarakan Kakeknya tadi? Tolong sadarkan Arka Ya Allah, kalau memang ini hanyalah mimpi.

"Kamu nggak papa Ka?" Tanya Ibunya sambil menepuk-nepuk punggung Arka pelan.

Arka menatap Kakeknya dalam, Kakek Abraham yang merasa diperhatikan lalu ia langsung menatap cucunya. "Dita pindah sekolah disini Ka, sebenarnya waktu itu Dita hanya ingin pindah ke Mts tetapi Dita merubah pikirannya ia ingin Mondok ditempat kamu Mondok sekarang ini."

Ya, Arka memang sudah di Pondokkan sejak ia memasuki Sekolah dasar. kedua orang tua Arka memutuskan menyekolahkan Arka diPondok sampai Arka sudah lulus SMA. Sekarang Arka masih kelas 2 SMP jadi masih kurang 4 tahun lagi Arka keluar dari Pondok dan melanjutkan kuliahnya.

"Kakek minta tolong sama kamu Ka, tolong jaga adikmu kalau berada di Pondok. Meskipun Dita sangat cerewet tetapi kamu tau sendirikan Ka? Dita tidak gampang akrab sama orang banyak." Jelas Kakek Abraham ke Arka.

Tidak disuruh pun Arka juga bakalan menjaga adik kesayangannya itu. "Insya Allah Kek."

***

"Assalamu'alaikum."

Suara salam yang terdengar sangat cempreng itu memasuki kendang telinga mereka semua yang ada didalam ruang tamu.

"Assalamu'alaikum, dimana sih Kakek dan Kakak-kakakku." Gerutu gadis itu didepan halaman rumah Neneknya.

"Waalaikumsalam, Dita nya Kakak." Jawab Arka langsung membawa Dita kedalam pelukannya.

"Kakak Dita rindu sama Kakak." Dita malah menangis didalam pelukan Arka.

Arka tersenyum menatap kearah adik kesayangannya ini, "heii kok nangis?"

"Kakak sih nggak pernah datang ke Malang, jenguk aku." Gerutu Dita kesal, bukannya melepaskan pelukan dari Arka ia malah lebih erat memeluk Arka.

"Kan Kakak sekolah di Pondok Ta, jadi ya nggak mungkin Kakak bisa ikut Nenek ke Malang."

"Ohh gitu ya, rindu nya cuma sama Dita saja sama Kak Lita nggak rindu nihh?" Lita menatap kearah Dita yang masih memeluk Arka, manja nya Dita kumat kalau sudah berada didekat Arka.

Arka menepuk dahinya pelan, gimana bisa ia melupakan keberadaan Kakak nya ini? Pasti gara-gara manja nya Dita ia jadi lupa sendiri kalau sekarang mereka sedang berada dihalaman rumah Nenek dan satu lagi ia sampai lupa menyambut yang lainnya ia terlalu fokus kepada Dita nya ini.

"Hehe, Arka juga rindu sama Kakak. tapi lebih rinduan sama Dita sih Kak sebenarnya." Ujar Arka tanpa merasa bersalah sama sekali.

Lita memukul bahu Arka pelan, adiknya ini memang lacknat pikir nya..

"Assalamu'alaikum, Ana yang paling cantik dan gemesin datang Nenek, Kakek." Suara cempreng gadis cantik yang seumuran Arka datang memasuki halaman rumah Nenek dan Kakek nya, rumah keluarga Abraham bakalan ramai setiap harinya karena Ana juga bakalan ikut pindah sekolah di Pondok sama Arka dan Dita. Entah kenapa anak itu nggak mau ikut Mama dan Papa nya pindah di Surabaya malah memutuskan pindah ke Banyuwangi bersama Nenek dan Kakek nya dan satu lagi karena disini juga ada Dita maka dari itu Ana memutuskan ikut Nenek dan Kakek nya Ibu dan Ayah dari Papa nya ini. Keluarga Ana dulu tinggal di Bali tetapi disaat Ayah nya memutuskan pindah ke Surabaya anak ini malah nggak mau ikut malah lebih memilih tinggal bersama Nenek dan Kakeknya. Rumah keluarga Abraham bakalan ramai dengan kecerewetan Dita dan Ana, tetapi Dita dan Ana bakalan jarang berada dirumah pastinya.

"Ya Allah yang sabar ya Kek, Nek menghadapi kedua anak ini." Ujar Lita sambil menatap kearah Dita dan Ana bergantian yang ditatap hanya tersenyum tanpa dosa.

"Uwaww, ini adik ku kan?" Bukannya menjawab ucapan Lita, si Ana malah memutar balikan badan Dita.

"Yaiyalah adik kamu, kamu kira siapa?" Balas Arka sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Bisa gila sendiri Arka menghadapi kedua gadis ini yang satunya selalu manja terhadap dirinya, yang satunya lagi suka heboh sendiri.

"Kakek sampai pangling loh melihat penampilan baru dari cucu Kakek ini." Kakek Abraham langsung memeluk Dita erat sambil mengusap puncak kepala Dita dengan sayang.

"Kek Ana nggak dipeluk?"

Haha..

Suara tawa menggelegar dihalaman rumah Kakek dan Neneknya, semua orang hanya menatap kearah Ana dan Dita, yang Dita nya malah menggoda Ana. Yang Ana nya malah kesal sendiri dengan sikap Dita.

Entah kenapa mereka semua malah asik mengobrol di halaman rumah bukannya malah masuk kedalam rumah malah tetap santai-santai mengobrol sambil bercanda.

"Ayo silahkan masuk semuanya." Ujar Dita mempersilahkan semua orang untuk masuk kedalam rumah, bukannya tuan rumah nya yang mempersilahkan masuk ini malah dibalik tamu nya yang mempersilahkan masuk.

"Astaghfirullah Kakek lupa menyuruh kalian masuk kedalam, dan ini malah kebalik Dita sayang seharusnya Kakek yang menyuruh kalian masuk bukan malah kamu yang mempersilahkan kami masuk." Ujar Kakek Abraham sambil tertawa pelan melihat kelakuan cucu nya ini.

Ana dan Dita langsung nyelonong masuk tanpa permisi, mereka lelah berdiri.

Semua orang hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan kedua bocah itu.

***

"Ta, kamu cantik banget sayang memakai cadar seperti ini,, Ibu sampai pangling loh tadi melihat penampilan kamu." Puji Mama nya Arka, sekarang mereka sedang duduk di ruang tamu sambil menikmati teh dan camilan yang ada diatas meja.

Dita, Lita, dan Ana memang memanggil nama Mama nya Arka dengan sebutan Ibu karena perintah dari Mama nya Arka sendiri.

"Adik nya Arka gitu loh Ma." Ucap Arka bangga.

Lita memukul bahu Arka pelan, apa tadi katanya adik nya? Bukannya Dita adiknya Lita? Sejak kapan berubah jadi adik kandungnya Arka? Tolong sadarkan Arka sekarang Ya Allah agar halu nya nggak kemana-mana.

"Bukannya Dita adik kandung nya Kak Lita ya Ka?" Ucapan polos itu keluar dari mulut Ana.

Semua nya tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan polos Ana. "Nah ini baru adikku." Lita langsung memeluk Ana.

"Ma, aku sebenarnya adik nya siapa sih? Kok mereka berdua pada rebutin aku." Ucapan itu keluar dari mulut Dita.

"Ya adik nya mereka lah sayang." Jawab Dina sambil tersenyum kearah anak kedua nya ini.

"Adik nya Arka Bu."

"Adik nya Lita ya Ma?"

"Adik nya Arka."

"Adik nya Lita."

"Arka."

"Lita lah."

"Semua nggak ada yang benar Dita itu adik nya Ana.. Dita kan cantik, baik itu sama dengan Ana." Jawab Ana dan tanpa rasa bersalah Ana langsung mengajak Dita pergi meninggalkan ruang tamu.

Cinta Sepihak ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang