1 Minggu Kemudian
Hari yang ditunggu-tunggu oleh dita dan ketiga temannya itu telah tiba, dimana sekarang dita sedang mengecek barang bawaannya apakah ada yang kurang atau tidak. Setelah dilihat lihat sudah tidak ada yang ketinggalan dita langsung menuju ke lantai bawah untuk melihat papanya sudah siap nganter apa belum. Ya, papa, mamanya dita sudah pulang sejak dua hari yang lalu.
"Assalamualaikum ma, papa dimana?" Tanya dita saat sudah di lantai bawah.
"Papa lagi siap-siap." Jawab dina kepada anaknya itu.
Dita sambil menunggu papanya yang sedang bersiap-siap dia sudah tidak sabar sampai mondar mandir kesana kemari entah sudah berapa kali dita mondar mandir nggak jelas itu. Entah mengapa dita seperti ingin sekali cepat cepat tiba ditempat perkemahannya.
"Ta ngapain sih mondar mandir terus dari tadi?" Tanya lita yang ada didekat adiknya itu. "Papa lama banget kak, kan aku nggak mau telat." Ujar dita sambil mengerucutkan bibirnya itu.
"Papa, ayo berangkat." Ujar dita menuju papanya yang baru turun dari lantai atas. "Iya sebentar, papa minum dulu kopinya." Ujar fatan, yang sekarang sedang menyeduh kopinya itu.
"Ayo pah." Ujar dita sambil menarik tangan papanya itu saat sudah selesai minum kopi.
"Iya ayo." Ujar fatan.
"Ma, kami berangkat dulu ya. Assalamualaikum." Ujar fatan, dan dita langsung menyalimi kedua tangan dina dan dibalas ciuman dikening dita.
"Hati-hati dijalan." Teriak dina yang sekarang sudah berada di teras depan rumah.
"Iya mah, assalamualaikum."
Diperjalanan menuju tempat perkemahan sabtu minggu itu dita hanya menatap luar jendela menikmati udara segar yang tercipta, dia sempat teringat dengan teman-temannya yang ada dikota banyuwangi itu. Entah sudah berapa lama dita tidak pergi ke banyuwangi semenjak dita kelas 3 sekolah dasar, seharusnya dia ikut papa dan mamanya yang kemarin baru dari banyuwangi untuk menjenguk keadaan kakek dan neneknya. Setiap penyesalan pasti diakhir.
Ternyata sudah banyak orang yang sudah datang dan mengantri untuk absen. Dan benar saja ditempat perkemahan itu tenda putra dan tenda putri terpisah, gimana nasib firman sekarang? Yang tidak bisa ketemu nisya selama 1 hari satu malam.
Dita dan papanya lalu keluar dari mobil. "Tenda kamu dimana?" Tanya fatan kepada anaknya itu, sambil membawakan barang bawaan dita.
"Sini pah, biar dita aja." Ujar dita sambil mengambil alih barang bawaannya itu dari tangan papanya.
"Nggak usah biar papa yang bawa, kamu sekarang absen dulu sana." Ujar fatan menyuruh anaknya itu untuk absen.
Setelah absen dita langsung menghampiri papahnya yang sudah mau pulang itu.
"Jangan lupa makan dan minum obatnya." Ujar fatan dan dibalas anggukan kepala oleh dita. Ya dita mempunyai penyakit mag apalagi kalau telat makan pasti langsung kambuh penyakitnya itu, maka dari itu dita membawa obatnya agar tidak kambuh.
"Papa pulang dulu, assalamualaikum." Ujar fatan
"Waalaikumsalam." Dita langsung mencium punggung tangan papanya itu.
Dita langsung menuju tendanya untuk melihat apakah ketiga sahabatnya itu sudah tiba apa belum.
"Assalamualaikum." Teriak seseorang yang sudah berada di belakangnya itu. Dita jengah sendiri setelah melihat siapa yang ada dibelakangnya? Siapa lagi kalau bukan sahabat fikri yang cintanya ditolak sama nisya.
"Waalaikumsalam, kenapa?." Jawab dita.
"Nisya sudah datang belun." Ujar firman.
"Belum." Ucap dita membenarkan kata kata firman itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Sepihak ✔
Teen Fiction"Dulu aku ingin menjadi seseorang yang spesial dalam hidupmu, tetapi saat aku tahu kamu menjauhiku aku hanya ingin menjadi temanmu.." ~Dita Rahma Asfiya Putri~ "Saling mencintai belum tentu bisa hidup bersama.." ~Alfikri Rahmaditia...