Bukhh..
"Maafkan aku." Ucap gadis kecil. Saat nggak sengaja menabrak seorang anak laki-laki."Iya nggak papa, kamu bukannya anak yang kemarin kan?" Tanya anak laki-laki itu. Dan gadis kecil itu hanya menggukan kepalanya saja.
"Nama kamu siapa?" Tanya anak laki-laki itu.
"Nama aku Dita Rahma Asfiya Putri, bisa dipanggil dita. Kalau kamu namanya siapa?" Tanya dita lagi.
"Kenalin aku Rahmad Ali, biasa dipanggil al." Jawab al sambil memperkenalkan dirinya itu.
"Kita sekarang teman ya al." Ujar dita kepada al.
"Teman." Jawab al.
Al langsung menjulurkan jari manisnya kearah dita dan dita langsung membalas uluran jari manis al itu."Aku boleh manggil kamu ama?" Tanya al kepada dita.
"Boleh." Jawab dita sambil menganggukan kepalanya itu.
Ingatan itu telah kembali dari diri fikri, ingatan yang sempat ia lupakan selama bertahun-tahun, kenangan yang baginya sangat indah itu.
"Dita."
Fikri langsung terbangun dari tidurnya setelah memori ingatannya itu mulai kembali lagi.
Kecelakaan itu sangatlah fatal dimana fikri harus mengalami benturan keras dikepalanya, dan dokter menyatakan kalau fikri mengalami amnesia. Sampai orangtuanya mengganti identitas fikri."Dita adalah ama ku." Gumam fikri pelan.
Hari ini masih tengah malam jarum jam menunjukan pukul 12 malam tepat. Dan fikri langsung memutuskan untuk ambil air wudhu buat melaksanakan sholat malam.'Terimakasih ya allah engkau telah mengingatkan kembali tentang siapa sebenarnya dia.'
***
"Kamu kenapa fik?" Tanya dira saat melihat wajah anaknya yang terlihat berseri-seri itu saat turun dari lantai atas.
"Aku ingat semuanya ma." Jawab fikri langsung memeluk mamanya erat.
"Kamu ingat siapa dita sebenarnya?" Tanya dira memastikan.
"Iya ma, aku ingat dia ama." Ucap fikri.
"Tumben kamu jam 6 sudah mau berangkat aja?" Tanya angel saat menuruni anak tangga.
"Mau ketemu orang yang dia sayang jel." Ujar dira menggoda fikri itu.
"Waww gitu, sudah ingat nih." Ucap angel.
"Ma aku berangkat dulu ya." Pamit fikri. "ini bekalnya dibawa sekalian bekal untuk dita." Ujar dira memberikan 2 tuperware yang berisikan makanan.
"Yaudah kalau begitu ma, fikri berangkat dulu assalamualaikum."
"Waalaikumsalam." Jawab semuanya.
Setiap perjalanan menuju sekolah fikri selalu tersenyum, tersenyum yang terlihat manis bagi semua kalangan perempuan. Senyum yang langka yang hanya diketahui oleh orang-orang tertentu.
"Tumben wajah lu bersinar-sinar begitu fik?" Tanya firman.
Sahabat fikri satu ini selalu aja ada dimana-mana kaya kenayang kata beni. Dan fikri hanya diam saja tidak menjawab pertanyaan firman itu, firman merasa heran banget melihat perubahan fikri yang datarnya kaya tembok itu bisa tersenyum semanis gula.
"Assalamualaikum." Salam dari beni membunyarkan lamunan fikri.
"Waalaikumsalam." Jawab mereka berdua.
"Ganggu orang lagi bahagia aja lu datang datang." Oceh firman.
"Kenapa emang?" Tanya beni yang sedikit nggak conect.
"Tuh si fikri dari tadi mukanya berseri-seri banget apalagi sambil tersenyum semanis gula." Ujar firman.
"Masa sih? Kalau semanis gula berarti dikerumuni banyak semut dong fikri." Ujar beni.
"Ini apa nih fik, tumben bawa bekal 2 lagi pasti buat gue kan satunya." Ujar firman saat melihat 2 paperbag yang ia bawa itu. Lalu dibalas anggukan kepala sama beni.
"Apasih bukan buat kalian pastinya." Jawab fikri.
"Terus buat siapa?" Tanya mereka berdua secara bersamaan.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam." Jawab mereka bertiga.
"Ehh bebeb nisya dan dita sudah datang." Jawab firman.
"Mana buku aku fir?" Tanya nisya lagi. Belum firman menjawab nisya sudah bertanya lagi. "Jangan bilang lupa lagi."
"Tebakan bebeb nisya salah." Jawab firman sambil menggoda nisya itu. "Lh trs mana?" Tanya nisya.
"Ini novel serta buku bebeb nisya, terimakasih ya." Ujar firman sambil memberikan novel serta buku itu kepada nisya.
"Dan ini coklat silverquen untuk bebeb nisya." Ucap firman sambil menyodorkan silver quen itu kearah nisya.
"Tumben baik?" Tanya nisya.
"Apasih yang enggak buat kamu." Jawab firman sambil tersenyum kearah nisya.
Kayanya firman memang sudah jatuh cinta sama nisya sampai-sampai rela membelikan cokelat kepadanya.
"Ta, ini buat kamu." Ujar fikri sambil memberikan paperbag yang berisikan makanan untuk dita.
"Terimakasih fik." Jawab dita menerima paperbag itu.
Semua menjadi cengo sendiri melihat fikri memberikan bekal makan siang untuk dita, banyak pasang mata yang menatap mereka kagum, dan ada juga yang merasa iri kepada dita yang telah mendapatkan perhatian dari fikri.
"Ternyata buat kekasih hatinya brow." Ujar beni sambil menepuk nepuk bahu firman pelan.
"Jadi banyak cewek yang patah hati dong." Jawab firman.
"Sakit hati dedek." Ucap beni dibuat buat seperti banci yang pengkolan.
"Ta aku ingat semuanya, kamu ama ku." Ujar fikri lagi.
"Ka..kamu ali?" Tanya dita dan dibalas anggukan kepala oleh fikri.
Dita hanya mampu melongo mendengar perkataan fikri, dia kaget sekali ternyata orang yang telah ia cari serta ia rindukan selama ini ada didekatnya. Jalan takdir memang sulit ditebak tetapi jalan takdir jugalah indah.
"Aku seneng banget al, kamu masih hidup." Ujar dita sambil menitikan air mata kebahagiaan itu.
"Jangan nangis ta, aku ada disini." Ujar fikri.
"Kamu jangan tinggalin aku lagi ya al." Ucap dita lagi.
"Aku janji bakalan disini untuk kamu." Balas fikri.
Teman-temannya saling menatap mereka berdua dengan tatapan bertanya-tanya.
Fikri yang menyadari tatapan dari teman-temannya itu langsung menjelaskannya.
"Dia ama teman masa kecilku saat kita masih dibandung." Ujar fikri.
"Dan saat aku mau pindah kebandung mobil yang dikendarai oleh keluargaku mengalami kecelakaan, dan aku sempat hilang ingatan dan melupakan semua tentang masalaluku termasuk tentang ama." Ujar fikri.
"Ternyata kamu fik, orang yang selama ini dita cari." Ucap nisya.
Takdir sekarang seperti berpihak pada mereka berdua, dengan mengingatkan kembali ingatan fikri tentang dita teman masa kecilnya serta orang yang ia sayangi selama ini.
~Assalamualaikum~
Jangan lupa vote dan komennya..
~Wassalamualaikum~
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Sepihak ✔
Teen Fiction"Dulu aku ingin menjadi seseorang yang spesial dalam hidupmu, tetapi saat aku tahu kamu menjauhiku aku hanya ingin menjadi temanmu.." ~Dita Rahma Asfiya Putri~ "Saling mencintai belum tentu bisa hidup bersama.." ~Alfikri Rahmaditia...