20. Pelik

1.7K 167 8
                                    

Tadinya gak mau bikin sequel tapi aku itu paling gak bisa nolak request :(

.

.

.

Sudah setahun sejak kematian jisung, namun felix masih belum bisa menerima kematian belahan jiwanya itu. Baik felix dan minho, masih berjalan ditempat yang sama dimana mereka hidup seakan jisung masih menjadi bagian kehidupan mereka kapanpun itu.

Bukan hanya felix yang terluka, namun minho juga merasakan hal yang sama bahkan bisa dikatakan lebih sakit perasaan minho dibandingkan siapapun. Minho mengetahui semua kesakitan yang jisung alami selama ini, dimulai dari jisung yang mencintai saudaranya sendiri, appanya yang mengabaikannya, ummanya yang membuang mereka hingga harus tinggal dengan appanya, dan juga perasaan sakit karena jisung harus mengalami ini sendirian tanpa bisa mengatakannya pada si polos felix. Dan lebih menyakitkan lagi baginya karena minho menyalahkan dirinya sendiri atas kematian jisung, minho gagal menyembuhkan hati kekasihnya dan berakhir kehilangan jisung untuk selamanya.

Itu yang minho pikirkan selama ini, sebelum minho menyadari ada yang aneh dari kematian jisung dihari itu.

.

.

.

"Menurutku jisung tak perlu di otopsi, bukankah sudah jelas dia bunuh diri?" Kening minho otomatis mengkerut ketika awalnya pihak polisi menyarankan felix dan minho untuk bersedia melakukan otopsi pada jenazah jisung dihari ditemukannya jisung.

"Kenapa? Aku hanya ingin meyakinkan diri jika jisung tak mungkin bunuh diri."

"Oh ayolah hyung, kau tak kasihan pada tubuh jisung yang akan dibedah dan mereka melepas satu persatu organ tubuh jisung hanya untuk diperiksa? Jisung juga akan merasa kesakitan, benarkan sayang?" Tanya hyunjin pada felix, mendengar hal itu felix mengangguk langsung dan memandang minho.

"Minho hyung, jangan bedah tubuh jisung felix mohon." Ucapnya tersedu, minho yang merasa ada kejanggalan dengan ucapan hyunjin hanya diam dan memandang polisi.

"B-baiklah, kita akan menguburkannya secara biasa saja."

"Anda yakin?"

"Iyah, bagaimanapun jisung sudah beristirahat dengan tenang." Ucapnya terdengar ragu, polisi bernama bangchan itu hanya mengangguk ragu dan minho menghampirinya dan mendekati telinganya.

"Temui aku setelah ini." Bisiknya, chanpun memandangnya dan minho tersenyum.

"Anda sudah bekerja dengan keras, terimakasih."

Tidak, minho tak bisa menerima kematian jisung semudah itu.

.

.

.

"Setidaknya periksa darah jisung atau apapun itu yang membuatnya terindikasi overdosis, aku yakin jisung tak akan sebodoh itu membunuh dirinya sendiri. Dia sudah berjanji akan hidup untuk menjaga felix, bagaimana bisa sekarang dia mati semudah itu?" Jelas minho, chan yang mendengar penuturan minho mulai berpikir.

"Anda yakin saudara jisung tak memiliki alibi untuk bunuh diri?"

"Sangat yakin, aku sudah menghabiskan sisa hidupku selama ini bersamanya jadi aku tahu apa yang dia pikirkan. Dan bunuh diri bukanlah opsi terakhir yang ada dipikirannya." Ucap minho yakin, chan hanya bisa mengangguk dan mengeluarkan ponselnya.

MINE (Felix Harem)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang