Chan merasa di hidupnya yang sekarang telah menginjak umur 25 tahun akhir-akhir ini mengalami kejenuhan, entahlah hanya saja apa yang chan ingin kini sudah dia capai semuanya. Dimulai dari bersekolah di australia dimana dia dilahirkan namun dia harus pindah korea ketika usianya menginjak 7 tahun, dia berhasil membujuk keluarganya untuk bisa kembali berkuliah di negara asalnya dengan jaminan nilai dan juga prestasi yang gemilang dan chan tak perlu bersusah payah mendapatkannya karena dia diberkati otak yang cerdas. Banyak uang? Tentu saja chan punya banyak uang, dia lahir di keluarga yang untungnya ada. Ada segalapun maksudnya. Teman? Chan itu orang yang humble dan tentu saja dia memiliki teman dan sahabat dimana-mana. Lalu kenapa chan masih merasa kurang?Merasa jenuh luar biasa, chan memutuskan untuk berjalan-jalan sendirian tanpa menggunakan kendarannya mengelilingi kota sydney. Chan merasa kali ini dia butuh berjalan-jalan tanpa kendaraan, perasaannya mengatakan hari ini dia akan beruntung.
Namun belum juga setengah jam dia berjalan, pundaknya tertabrak oleh seseorang sampai chan hampir saja mengumpat pada orang itu namun terhenti ketika chan melihat wajah pemuda manis yang tadi menabraknya kini tengah melihat chan terkejut dengan mata membulat.
"S-sorry, aku..."
"Tak apa-apa, aku baik-baik saja." potong chan ketika melihat pria itu nampak sangat bersalah, pria manis itupun memungut sesuatu dibawah kaki chan dan membersihkan kertas yang sepertinya peta itu.
"Kau turis?"
"Apa?" tanya pria manis itu, diapun melihat arah tunjuk chan yang menunjuk peta itu dan mengangguk.
"Sebenarnya aku masih orang australia hanya saja aku sudah lama tinggal di korea, ini pertama kalinya lagi aku kemari setelah 20 tahun."
"Kebetulan sekali, aku juga orang korea."
"Aku tahu, kau dari tadi mengajakku berbicara bahasa korea." ucapnya, chanpun hanya terkekeh canggung dan pria manis itu tertawa.
"Kalau begitu aku pergi."
"Tunggu." Tahan chan, chanpun melihat peta di tangan felix dan berdehem.
"Kau mau pergi denganku?"
"Apa?"
"M-maksudku, aku mengenal seluruh sudut kota ini jadi aku bisa mengantarkanmu dan mengenalkannya padamu. Jadi... mau pergi denganku?" Tanya chan memelan diakhir, melihat itu felix hanya bisa terkekeh kecil dan mengangguk.
"Baiklah, ayo." Ucapnya, dan chan langsung tersenyum sumringah dan menggandeng tangan felix.
"Ayo! Aku handal untuk menjadi tour guide." Ucapnya antusias dan menarik tangan felix pergi.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE (Felix Harem)
Fiksi PenggemarNggak ada deskripsinya cuman tentang 8 bucin felix dengan latar cerita yang berbeda-beda BxB Non baku yang nggak suka BL menjauh sana!!!