18. Long Distance

1.6K 101 2
                                    

Kalau gak suka ada woojinnya abaikan saja

Kududukan tubuhku didekat seorang pria yang terus menatap sebuah foto dengan wajah sendu, akupun tersenyum dan mengelus pundaknya sampai dia memandangku.

"Hyung?"

"Memikirkan apa?"

"Aku merindukan kekasihku, ini benar-benar sakit karena harus menjalani hubungan jarak jauh seperti ini." ucapnya, akupun tersenyum dan memandang kedepan dengan menghela nafas.

"Kau tahu? Apa yang lebih menyakitkan dibandingkan dengan hubungan jarak jauh antar negara?" tanyaku, diapun memandangku minat dan menggeleng.

"Apa hyung?"

"Hubungan jarak jauh, bahkan jarak itupun kau tak akan bisa menempuhnya sama sekali."

"Apa maksud hyung?" tanyanya heran, akupun hanya memandang langit dan tersenyum kearahnya.

"Hubungan... yang tak akan pernah berakhir bahagia."

.

.

.

(All Felix POV)

"Ya! Lee felix , ada yang mencarimu!" teriak salah satu teman kelasku dengan menunjuk kearah pintu kelas, kuhela nafasku jengah ketika melihat pria tinggi dengan wajah mirip beruang itu dikala dia tersenyum bodoh yang nampaknya sangat senang melihatku. Dengan malas, kubangkitkan tubuhku untuk menghampirinya dan memandang malas pria itu.

"Apa? Apa? Tidak bosankah kau selalu menghampiriku setiap saat?"

"Tidak, aku suka melihat wajah kesalmu."

"Dasar psycopath!" ucapku kesal, diapun tertawa dan merangkul pundakku.

"Ayo ke kantin, aku akan mentraktirmu."

"Tidak mau."

"Tapi aku tak menerima penolakan."

"Ya! Kim woojin!"

.

.

.

"Nampaknya kau sangat dekat dengan kim woojin?" tanya jisung, akupun memandangnya dan menghela nafas jengah.

"Ini sudah keribuan kalinya kau mengatakan itu, sekali lagi mengatakannya kau akan aku piting han jisung!"

"Wae? Bukan hanya aku yang berpikir seperti itu, selain dari kebisingan kalian karena kau terus bertengkar dengannya terlihat sekali jika dia sangat perhatian padamu."

"Salahkan kalian yang dulu mengunciku dikamar mandi hanya karena menjahili kami berdua, dasar kurang kerjaan."

"Hei, aku hanya mengabulkan permintaan woojin, dia yang meminta kami untuk mengunci kalian berdua dikamar mandi disaat kau masuk sendirian."

"Apa katamu?" ucapku kaget, akupun memandang kearah woojin yang baru saja melewati kami dengan beberapa temannya.

"Dia? Jadi dia yang mengerjaiku?"

"Sebenarnya bukan, dia bilang ingin berbicara denganmu. Aku kira kalian sudah bicara berdua?"

"Tidak karena aku sibuk membuka pintu kamar mandi, lalu apa yang mau dia katakan?" tanyaku, jisungpun hanya menggeleng.

"Molla. Tanyakan saja sendiri." ucapnya santai, akupun memandang woojin yang kini tengah tertawa dengan teman-temannya.

.

.

.

"Apa maksudmu meminta jisung dan yang lainnya untuk mengunci kita berdua dikamar mandi?" introgasiku ketika berhasil menarik woojin masuk kedalam kelas kosong dan hanya tinggal kami berdua disini, diapun menatapku terkejut.

MINE (Felix Harem)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang