Dari awal Han jisung atau yang lebih kita kenal han merasa dirinya baik-baik saja, apa yang dia harapkan selalu terpenuhi dan dia merasa usahanya selama ini membuahkan hasil.
Tapi tidak, hidup itu tak semudah yang jisung pikirkan.
Ternyata Tuhan tak sebaik itu memberikan kesempurnaan hidup pada jisung, meskipun dia memiliki segudang talenta tapi jisung memiliki sebuah ketakutan besar.
Itu yang membuat jisung membenci dirinya sendiri.
Dia takut, dia takut karena apa yang dia alami akan membuat para penggemarnya merasa jijik padanya, dia takut apa yang dia alami akan membuat semua member risih padanya, dia takut...
"Jisung, memikirkan apalagi hm?" Jisung sontak membuka matanya dan mendongak ketika suara manis sedikit berat itu menyapa telinganya dan membangunkannya dari pikiran dangkalnya, bibirnya berusaha tersenyum meskipun sedikit bergetar dan Felix 'yang menyapanya tadi' sadar akan itu dan duduk disebelah jisung untuk menggenggam tangan yang sama kecilnya itu (meskipun sedikit agak besar dari Felix).
"Sudah minum obat?"
"Aku tidak gila kan?" Felix menggeleng heboh dan memilih memeluk pemuda beda sehari didepannya ini dan mengusap pelan tengkuk jisung agar sedikit tenang.
"Jisung itu tidak gila, kata siapa jisung gila? Jika ada yang berani mengatakan itu akan Felix gigit!" Bukannya terdengar menyeramkan, namun ancaman Felix malah terdengar lucu ditelinga jisung dan itu membuat jisung perlahan tenang dan memilih memeluk balik perut ramping Felix.
"Jisung tak perlu takut, kami kan ada untuk jisung."
"Kalian tak jijik padaku?"
"Tidak! Jisung itu belahan jiwa Felix, mana mungkin dan member yang lain akan jijik pada jisung." Perlahan jisung mengendorkan genggaman tangannya dan tersenyum.
"Syukurlah." Ucapnya tenang, perlahan jisung meneteskan air matanya dan memejamkan matanya.
"Aku ketakutan felix."
"Eung, aku tahu."
"Dan ini benar-benar membuatku sesak sampai rasanya mau mati."
"Jangan mati, nanti yang maen sama Felix siapa?" Jisung terkekeh pelan.
"Kan ada seungmin dan ayen."
"Tapi Felix maunya sama jisung."
"Mau nikah sama aku juga?"
"Ish, apa sih?!" Kesalnya, dan itu sungguh imut dimata jisung sampai jisung hanya bisa tertawa dan kembali menikmati wangi Felix yang masih betah dipelukannya.
"Jisung janji sama Felix terus?" Tanya Felix lirih, jisung pun mengangguk.
"Terimakasih, terimakasih sudah menghampiriku ketika aku membutuhkan bantuan. Terimakasih." Ucapnya pelan, Felix pun mengangguk dan jisung perlahan tidur dipelukan felix dan Felix memandang kearah pintu kamar untuk memberikan kode pada yang lainnya jika jisung sudah tenang.
Obat terbaik dari kesehatan mental bukanlah obat mahal ataupun perawatan mahal, namun kasih sayang orang sekitar dan dukungan mental dari mereka yang tak pernah memandang sebelah mata penyakit mental. Jika kalian memiliki orang terdekat yang membutuhkan bantuan, bantulah dia karena dengan adanya satu orang didekatnya itu sudah sangat membantunya untuk memiliki motivasi hidup dimasa depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE (Felix Harem)
Fiksi PenggemarNggak ada deskripsinya cuman tentang 8 bucin felix dengan latar cerita yang berbeda-beda BxB Non baku yang nggak suka BL menjauh sana!!!