Sebenarnya felix tak masalah dengan reunian yang diadakan salah satu teman shsnya yang kini tengah merengek dengan menggoyangkan lengannya ricuh, tentu saja siapa yang tak rindu bertemu dengan teman-temanmu dikala kau tengah masa bandel-bandelnya dan itu kenangan yang menyenangkan. Masalahnya, felix hanya tak ingin bertemu dengan seseorang yang dia hindari bertahun-tahun lamanya.
"Ayolah felix... datang yah? Jika kau begini kau malah memperlihatkan padanya jika kau belum move on."
"Sembarangan, aku sudah move on! Hanya saja aku malas bertemu dengannya."
"Mantanmu bukan hanya dia kan, kemarin kau menemui hyunjin dan seungmin tapi kau nampak biasa saja."
"Tapi dia berbeda, dia..."
"Apa? Karena kau yang memutuskannya begitu? Jadi kau tak enak padanya?"
Terkutuklah mulut jujur jisung, karena apa yang dikatakannya memang benar juga ada urusan hati yang belum selesai.
.
.
.Dan disinilah felix berada, tempat yang sudah jisung dan kawan-kawannya rencanakan untuk menjadi tempat reunian shs seangkatannya. Felix sudah cukup sebal pada jisung karena jisung malah meninggalkan dia hanya untuk menyapa teman-temannya yang lain padahal jisunglah yang menyeretnya kemari. Felix hanya mendengus kesal karena jisung menyapa teman-temannya dengan nada riang melupakan felix yang memandang jisung kejauhan dengan tatapan kemusuhan.
"Tupai itu memang minta digoreng."
"Felix hyung?"
Uhukk!!
Felix yang tadi tengah menikmati minumannya, tanpa sengaja tersedak minumannya karena merasa kenal dengan suara yang memanggilnya. Dengan cepat felix memandang suara itu dan melihat Yang Jeongin -mantan felix yang dibahasnya bersama jisung- tengah tersenyum kearahnya dan berjalan kearahnya.
"Gila, bagaimana bisa jeongin tumbuh secepat ini?" Pikirnya.
Jeongin memang dulu sudah tampan, tapi seingat felix jeongin tak memiliki tubuh sebagus sekarang dan juga dulu jeongin adalah tipe pria manis seakan-akan dia adalah adik termanis yang harus dijaga makanya banyak yang mengira dulu felix berubah menjadi seme dan jeongin adalah ukenya. Mereka tak tahu saja jeongin tipe yang sedikit beringas kalau bersama felix.
"J-jeongin?"
"Oh hai hyung, lama tak bertemu."
Meskipun felix dan jeongin sekelas, namun mereka sebenarnya berbeda umur. Jeongin adalah siswa akselerasi karena kepintarannya, hingga dia bisa setingkat dengan yang lainnya dan menjadi bungsu dikelasnya.
"L-lama tak bertemu juga." Ucap felix gugup ketika jeongin duduk disampingnya dan meminum minumannya. Felixpun ragu-ragu memandang jeongin, namun nampaknya jeongin terlihat santai dan itu membuat felix semakin tak nyaman.
"A-aku akan mencari jisung dulu di..."
"Tak perlu repot-repot hyung, jisung hyung sedang sibuk kesana kemari. Lagipula nampaknya jisung hyung tengah mendekati minho hyung dari kelas tetangga." Jeongin menunjuk jisung yang tengah asyik bicara bersama minho dengan dagunya dan itu cukup untuk membungkam felix.
"Ah benar." Ucapnya kikuk, merekapun kembali terdiam dan felix hampir terjungkal ketika jeongin memandangnya.
"Hyung sudah punya pacar?"
"Ye?!"
"Tidak apa, hanya... mengingat dulu kau bersikeras memutuskanku karena kau bilang punya kekasih lain membuatku sedikit penasaran. Siapa dia?" Ucapnya, felixpun hanya bisa menunduk dan meremas gelas yang dia pegang.
Bohong, sebenarnya alasan felix memutuskan jeongin saat itu karena felix merasa tak pantas bersama bintang kelas yang mempunyai otak cerdas. Berbeda dengannya, felix hanya mempunyai kekuatan otak standar dan itu membuatnya digunjing oleh beberapa orang yang tak suka fakta jika jeongin malah tertarik pada felix.
Felix tak masalah jika hanya dia yang digunjing, namun felix tak suka ketika semua orang mulai menyudutkan jeongin juga. Maka dari itu ia memutuskan mengakhiri hubungannya dengan jeongin, mengorbankan perasaannya yang sampai sekarang masih tertuju pada pria disampingnya itu.
"Jadi?"
"A-aku... aku tak punya."
"Baguslah."
"Apa?" Tanya felix bingung, jeonginpun merogoh kantung celananya dan menarik tangan felix sampai felix terkejut namun hanya diam ketika jeongin memasangkan cincin pada jarinya dan mengelus cincin yang tersemat dijari felix. Jeongin sepertinya tahu ukuran tangan felix, padahal mereka sudah tak bertemu bertahun-tahun.
"Cocok? Suka?"
"Apa... maksudnya ini?"
"Ini cincin pertunangan."
"Hah?" Jeongin hanya bisa tersenyum gemas melihat pria kecilnya ini memasang wajah bingung, duh jeongin sudah lama tak bertemu tapi jujur saja felix rindu pipi tembam felix dibandingkan pipi tirusnya sekarang. Ingatkan jeongin untuk mencekoki felix makanan setelah mereka menikah.
"Cincin pertunangan, aku melamarmu kali ini. Besok aku akan ke rumahmu dan bicara dengan keluargamu."
"Besok? BESOK?!" Pekik felix tak percaya, jeonginpun tertawa dan mengusap kepala felix.
"Yaps, jadi kau tak bisa memberikan alasan bodoh lagi karena aku akan langsung menikahimu."
"Jeongin, ini..."
"Kau pikir aku tak tahu, jisung hyung mengatakan semuanya dan aku menunggu bertahun-tahun untuk memastikan kau tak berpindah hati. Ternyata hyung betah melajang sampai sekarang yah?"
"Kau pikir ini karena siapa?" Ucap felix sebal, jeonginpun terkekeh dan mencium tangan felix.
"Jadi, mau jadi masa depanku?"
"Aku bisa nolak?"
"Aku bakalan paksa."
"Jadi tau kan jawabannya apa?" Jeonginpun kembali terkekeh dan felix tersenyum melihat cincin yang jeongin berikan tadi.
Well, felix tak butuh lamaran romantis. Asal serius dan langsung melamar, kenapa tidak?
End
Ada yang mau tahu gaya pacaran mereka dulu gimana sebelum putus? Nggak? Yaudah
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE (Felix Harem)
FanficNggak ada deskripsinya cuman tentang 8 bucin felix dengan latar cerita yang berbeda-beda BxB Non baku yang nggak suka BL menjauh sana!!!