"Hah... melelahkan." ucap felix lelah karena felix baru saja menyelesaikan pekerjaannya dan sekarang dia dalam perjalanan untuk pulang, felix memandang segala arah ke jalanan dan melihat lampu rambu sudah berubah menjadi merah dimana pejalan kaki bisa lewat. Dengan santainya felix berjalan melewati penyebrangan bersama dengan para pejalan kakinya namun felix melihat seorang pria berlari kearahnya dengan tangannya yang seperti menyembunyikan sesuatu di jaketnya.
"Eh?" ucapnya terkejut ketika melihat pria itu mengeluarkan sebuah belati di balik jaketnya dan tanpa bisa dihindari pria itu menabrak felix sekaligus menancapkan belati itu pada felix.
"KYAAAAAAA..." teriak seorang wanita yang melihat kejadian itu disamping felix, pria itupun mencabut belatinya dan kembali berlari dari lokasi. Seluruh warga yang ada disana langsung mengerubungi felix yang terkapar dengan memegang perutnya yang tertusuk, seorang pria berusaha membantu felix dan yang lainnya berusaha menghubungi ambulance.
"T-tolong..." lirihnya, semua yang disana berusaha untuk membuat felix tetap tersadar namun rasanya felix sudah tak bisa mempertahankan kesadarannya kembali.
"Apa... aku akan mati begitu saja?" tanyanya entah pada siapa, felixpun tersenyum dan memandang langit malam diatasnya.
"Lucu sekali... apa ini... benar-benar terakhir?"
"Jika kau memiliki keinginan, kau ingin menemui siapa untuk yang terakhir kalinya?"
"Siapa?" gumam felix ketika mendengar bisikan itu, namun dia tak melihat orang-orang disekitarnya berbicara padanya.
"Siapa... yang berbicara?"
"Siapa yang ingin kau temui, untuk terakhir kalinya?"
"Yang ingin kutemui... untuk terakhir kali?" ucap felix, felixpun tersenyum dan perlahan menutup matanya.
"Bisakah... aku menemuinya? Menemuimu, changbin hyung?"
"Akan kukabulkan."
.
.
.
Felix tersentak dari posisinya yang hampir saja terkantuk meja cafe yang tengah dia kunjungi dan felix memandang kesana kemari dengan pandangan terkejut.
"Apa... tadi aku bermimpi?"
"Ya! Lee felix." panggil seseorang, felixpun terkejut dengan panggilan tersebut dan memandang kearah sumber suara.
"Jisung-ah?"
"Kenapa? Kau nampak terkejut?" ucap jisung dengan duduk didepan felix dengan menaruh tas laptopnya.
"K-kau... kau ada dikorea?"
"Apa maksudmu? Tentu saja aku ada disini, kita bahkan satu kelas."
"H-hah? Apa?"
"Kau mimpi buruk di siang hari lagi, astaga sudah kukatakan jangan banyak begadang karena game sialan itu lagi. Lihatlah! Porsi tidurmu kacau lagi bukan? Bertengkar dengan changbin hyung lagi?" ucap jisung dengan nada kesal. felixpun hanya terdiam dan perlahan memegang kepalanya.
"Oh, kurasa aku bermimpi buruk tadi." ucapnya lesu, jisung yang merasa aneh dengan kembaran beda sehari tak sekandungnya inipun memegang tangan felix hingga felix memandangnya.
"Kenapa? Apa ada yang kau pikirkan?" tanyanya, felixpun tersenyum dan menggeleng.
"Tak apa, kurasa kau benar aku harus mulai mengurangi bermain game lagi. Kau ada janji dengan minho hyung?" tanya felix, jisungpun mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE (Felix Harem)
FanfictionNggak ada deskripsinya cuman tentang 8 bucin felix dengan latar cerita yang berbeda-beda BxB Non baku yang nggak suka BL menjauh sana!!!