22. Care

1.7K 179 11
                                    

Tak pernah ada yang mengerti bagaimana jalan pikiran felix sehingga pria manis yang notabenenya adalah incaran seluruh kampus ini malah memilih berpacaran dengan pria cuek dan jutek yang sama-sama memiliki marga lee bernama lee minho. Sungguh, bahkan jisung yang menggembor-gemborkan kembaran felix ini sungguh tak mengerti bagaimana jalan pikiran anak yang kini tengah menunduk didepannya ini.

"Kau sungguh-sungguh tak dicuci otak olehnya kan?" Tanya jisung, felix yang ditanyai hanya bisa melihat jisung heran.

"Kenapa?"

"Apanya yang bagus dari minho? Ok, aku mengakui dia tampan. Tapi tampan saja tak cukup, sikapnya sungguh parah." Ucapnya mendramatisir, felixpun menggeleng heran.

"Jangan seperti hyunjin, kau melebih-lebihkan cerita."

"Apa? Bahkan seluruh kampus akan setuju padaku jika aku berteriak mengatakan hal itu." Ucapnya kesal, felixpun terkekeh.

"Kalian mana tahu bagaimana aku dan kak minho berhubungan, kak minho baik koq."

"Baik?!"

"Sudah ah jisung, kak minho udah jemput aku mau pulang duluan yah."

"Ya! Tapi..." ucapnya terhenti ketika jisung sudah tak lagi melihat felix yang berlari keluar kantin, jisungpun menghela nafas.

"Semoga dia benar-benar baik padamu."

.

.

.

"Maaf kak, lama yah?" Tanya felix pada minho yang memainkan ponselnya di mobil, namun minho tak menjawabnya dan felix hanya tersenyum dan menggunakan sabuk pengamannya.

"Ini." Ucap minho dengan memberikan kantung makanan pada felix, felixpun menerimanya dengan wajah bingung.

"Kau belum makan siang, ini makanan kesukaanmu dan jangan berani-beraninya melakukan diet lagi sampai kau pingsan seperti tadi. Aku akan menghukummu jika diet lagi." Ujarnya tanpa memandang felix dan menyalakan mobilnya, felixpun hanya tersenyum senang dan membuka makanan itu.

"Dan lagi, jangan baca komentar dari wanita-wanita tengik itu." Ucap minho, felixpun memandangnya dan terkejut karena bagaimana bisa minho tahu jika felix berusaha diet karena ada beberapa wanita yang menyerbu sosial medianya dan mengatakan jika felix itu gendut dan tak pantas bersanding dengan minho.

"Kak..."

"Setelah habis temani kakak beli ice cream, mendadak kakak ingin ice cream." Ucapnya, felixpun terkekeh dan mengangguk meskipun tahu minho mustahil membeli ice cream dan berujung memberikan semua ice cream pada felix.

Felix ingat jika minho itu benci ice cream.

.

.

.

"Bagaimana bisa demam begini?" Ucap mama lee cemas dengan mengompres kening felix yang dari shubuh tak kunjung reda, felixpun terbatuk.

"Seharusnya felix tunggu hujan reda aja, sekarang demam mau gimana lagi kan?"

"Maaf ma."

"Mama mau pergi dulu sebentar, felix gak apa-apa sendiri?"

"Iyah mah gak apa-apa."

"Yakin gak mau dipanggilin minho?"

"Gak perlu ma, kak minho ada acara dies natalis felix gak enak ganggu dia."

"Yaudah kalau begitu felix tidur yah, telepon mama kalau ada apa-apa." Ucapnya dengan mengelus sayang kepala felix, felixpun mengangguk dan melihat ibunya keluar dari kamarnya dan memutuskan untuk tidur karena kepalanya sungguh sakit.

.

.

.

Perlahan felix membuka kelopak matanya dan mengerjapkannya beberapa kali untuk menghilangkan pening yang sedikit menghilang dibandingkan tadi, namun kepalanya otomatis teralihkan kearah tangannya yang terasa berat dan melihat kepala seseorang bersandar padanya dan nampaknya orang itu tertidur.

"Kak minho?" Panggil felix serak, merasa terpanggil minhopun mendongak dan langsung duduk dengan tegap ketika melihat felix sudah bangun.

"Sudah bangun? Pusing? Mau minum?" Tanya minho beruntun, felixpun mengangguk dan minho dengan cekatan membawa segelas air yang sudah disiapkannya dan membantu felix untuk duduk dan membantunya untuk minum juga.

"Kakak koq tahu aku lagi sakit?"

"Nebak aja, biasanya kau berisik pagi-pagi." Bohongnya, felixpun menyerngit.

"Kelihatan banget bohongnya, kakak terus yang kirim aku pesan kalau pagi hari." Ucap felix, minhopun berdehem dan melonggarkan kerah kemejanya dan itu tak luput dari padangan felix.

"Kakak bolos dari acara dies natalis?" Tanya felix.

"Nggak, acaranya selesai tadi koq."

"Bohong lagi, kakak juga tahu acara dies natalis gak mungkin sebentar itu dan juga kakak pasti udah lama disini kan?" Tebak felix, minho yang merasa ketahuanpun menghela nafas dan mengangguk.

"Kakak denger dari jisung kemarin kamu kehujanan dan gak masuk kelas hari ini, kakak langsung pamit dan kesini. Mama juga tadi sempet ketemu dan bilang kamu lagi tidur, jadi aku kesini dan ikut tidur juga."

"Kak..."

"Maafin kakak yah, karena sibuk ngurusin dies natalis kakak jadi gak sempet ketemu felix dan pada akhirnya sekarang kau sakit." Ujarnya merasa bersalah, felixpun terkekeh dan menggenggam tangan minho.

"Ini bukan salah kakak koq, aku juga bandel sih karena langsung terobos hujan." Ucap felix, minhopun memandangnya.

"Tadi jisung marahin kakak."

"Marahin? Emang kenapa?"

"Dia bilang sepertinya kau salah memilih pacar, seharusnya kau tak pacaran dengan kakak karena kakak cuek sekali. Apa benar kakak cuek padamu?" Tanya minho, felixpun menghela nafas dan memandang minho.

"Kak, yang tahu hubungan kita selama ini yah hanya kita berdua. Mungkin semua orang menyangka kakak cuek sama felix tapi sebenernya kakak itu benar-benar perhatian pada felix, dan hanya felix yang bisa merasakannya." Ucapnya, felixpun tersenyum.

"Kakak ingat? Ketika felix membutuhkan barang-barang untuk bahan praktek tapi felix meninggalkannya di rumah? Bahkan tanpa diminta kakak datang sendiri ke kelas felix dengan tampilan kacau dan memberikannya meskipun marah-marah tapi aku tahu kakak bener-bener perhatian sama felix. Kakak gak mau felix diet jika itu nyiksa felix sendiri, kakak ngejaga felix dengan baik meskipun kakak keliatannya gak peduli, bahkan untuk urusan sepele kakak lebih tahu felix dibandingkan felix sendiri." Ucapnya, felixpun terkekeh melihat wajah minho yang tercengang.

"Kakak bikin felix jatuh cinta setiap harinya dengan perlakuan kakak, jadi tanpa berlaku romantispun kakak udah yang sempurna untuk felix."

"Fel?"

"Iyah kak?"

"Boleh peluk?" Tanyanya, dan felix hanya bisa tertawa sebelum mengangguk dan merekapun berpelukan.

"Koq kamu gemesin sih, mau nikah besok yuk?"

"Kak?!"


END

Nyadar gak sih kalau aku belum bikin story sad minlix? Keju mulu mereka aku bikinnya sedangkan changlix gua bikin sedih mulu wkwkwkwk
Anyway aku bikin ini buat redain emosiku juga, aku tuh kalau baca apa-apa suka baperan jadi gini
Ada story yang bikin aku emosi sampe ubun-ubun, kalian pernah gak sih gini?
Mau pairing siapa lagi nih?

MINE (Felix Harem)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang