Helloooooooo 👋👋
Selamat datang di Bitter sweet episode by mocamachiato 😁😁
Happy saturday night everyone hehehhehe
GUYS JANGAN LUPA DIATAS AKU LAMPIRKAN TEASER BUATAN faystark_ DITONTON YA !! BAGUS BANGET 👍👍😭
🌹🌹
Kita itu cuma menguntai janji, menyusun rencana dan berangan. Selebihnya Tuhan yang menentukan. Itu hukum mutlak yang tak bisa di ubah.
Nana percaya bahwa Tuhan punya rencana yang terbaik untuk Nana. Kepercayaan itu membuat Nana jadi lebih mudah menerima setiap kejutan kecil di hidupnya, termasuk dengan kejutan kurang mengenakkan tentang kehilangan Hanung. Tidak mudah, tapi nyatanya Nana mampu melewati itu.
Ini ilmu dari Mama. Kalau kamu percaya Tuhan, semua akan lebih mudah untuk diterima. Bahwa semesta ini diciptakan olehnya dan ia yang memegang kendali atas segalanya. Termasuk hidupmu dan semua tentangmu.
Jadi, tak usah khawatir. Tuhan punya cerita, punya skenario terbaik yang mungkin tidak selalu indah untukmu, tapi sekali lagi, itu skenario terbaik untukmu.
Nana menarik napas panjang. Pagi lainnya di Jakarta dengan suasana hati yang jauh berbeda. Pagi lainnya di Jakarta yang tak sedamai di Bukittinggi tapi tetap Nana syukuri.
Nana merapikan rambut pendeknya yang diterpa angin kendaraan. Pagi ini ia ada janji dengan Juan. Dan karena Nana siap lebih awal, ia memilih menunggu Juan di depan appartemen agar cowo itu tidak perlu susah-susah memarkirkan mobil di dalam lingkungan appartement Nana.
Tak lama mercedes benz bewarna hitam milik Juan tampak melambat dari ujung jalan dan berhenti tepat di depan Nana.
Juan turun, kali ini dengan setelan celana bahan dan kemeja lengan panjang garis-garisnya yang digulung setengah lengan.
"Hai cantik butuh tumpangan? Kebetulan mobil om kosong nih," ujarnya usil seraya membukakan pintu untuk Nana.
Nana mencubit lengan Juan kesal, "om apanya? Kamu lebih pantes jadi anak SMA," balasnya.
Juan terkekeh, masuk kedalam mobil dari pintu lainnya lalu bercermin "Iya sih, ganteng banget kan aku?" Katanya percaya diri sambil menyisir rambutnya kearah belakang.
Bukan Juan namanya kalau nggak bikin Nana kesal sehari aja.
"Pernah ada yang bilang nggak sih kalau kamu itu pecicilan kaya Raffi Ahmad?" Cibir Nana.
Juan tertawa geli, "Raffi Ahmad banget Na?" Tanyanya tak terima.
"Iya. Temen kamu kan? Waktu itu pernah liat di acara lelang,"
"Bukan kok, Aa' Raffi kenalannya bang Adam," jawab Juan masih terkekeh karena dibilang pecicilan kaya Raffi Ahmad. Maksudnya ya.. Juan kan pecicilannya cuma sama Nana nggak kemana-mana kaya Raffi.
"Ooh..,"
Lalu Nana diam.
Ngomong-ngomong soal seseorang bernama Adam, Nana sudah tahu bahwa Kakak tertua Juan itu tidak terlalu setuju dengan keputusan Juan melamar Nana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enchanteur
Random'Mungkin belum jodoh,' kata yang terdengar sepele dan sangat mudah diucapkan itu ternyata punya beban perasaan yang sangat berat. Nana ingin kabur, memulai hidup baru dan melupakan kata 'mungkin belum jodoh,' yang berulangkali ia ucapkan hanya u...