Haiii..
Seberapa kangen kalian sama cerita ini?
Atau mungkin sudah move on?
🌹🌹
Bahagia itu banyak. Banyak bentuknya, banyak wujudnya. Hanya saja kita lupa menyadari berbagai bentuk bahagia lainnya saat seseorang mengisi tempat terbanyak di hati. Seolah-olah, bentuk bahagia hanya dia.
Nana menyadari ini saat Juan meninggalkannya.
Atau mungkin lebih tepatnya, Nana yang meminta Juan untuk meninggalkannya?
Oke, lupakan soal kesalahan Nana yang satu itu.
Setelah kepergian Juan tanpa pamit ke Singapura, Nana menyadari ada banyak kebahagian yang bisa ia temukan dimasa kesendiriannya.
Seperti, duduk di pojokan cafe hingga malam menjelang, lalu membiarkan hujan turun dan mengurung diri disana. Berkutat dengan coretan-coretan kecil yang ia buat hanya untuk mengisi waktu luangnya.
Nana bahagia saat itu dengan red velvet lattenya yang dingin, memandang ke pintu untuk menikmati hujan malam itu.
Nggak banyak yang bisa mendapatkan kesempatan menikmati hujan dengan minuman kesukaan mereka, duduk bersantai dan membiarkan waktu menguar begitu saja.
Beberapa orang, masih harus berkejaran dengan waktu bahkan ketika hujan mengguyur tubuhnya.
Atau ketika ia menghabiskan waktu bersama Erin diantara sibuknya persiapan pernikahan gadis itu. Menyewa ruang karoke, bernyanyi hingga suara mereka serak dan menertawakan nada-nada fals yang mereka buat. Lalu berkeliling kota, singgah di tempat makan cepat saji dan mengobrol tak tentu arah sampai tahu-tahu sudah tengah malam saja.
Nggak semua orang seberuntungnya yang mempunyai hubungan persahabatan seindah itu. Tak semua orang punya sahabat yang bisa meluangkan waktu untuk sahabatnya masing-masing. Beberapa, sibuk mengejar mimpi masing-masing hingga tak punya kesempatan untuk bertemu.
Tapi mereka diberi banyak kesempatan untuk menikmati masa berdua, menghabiskan waktu seolah hari ini sangat panjang tanpa perlu dikejar-kejar tuntutan dan kecemasan tentang hari esok.
Nana sembuh lebih mudah berkat pengalamannya menghadapi semua luka.
Ketimbang menunggu dan membuat harapan, ia belajar untuk menikmati waktunya saat ini. Karena bahagia itu tanggung jawabmu sendiri.
Antara membiarkan hatimu menikmati luka atau berdiri dari keterpurukan dan segera beranjak dari sana.
Dan Nana memilih untuk beranjak. Tidak ada alasan untuk mengenang, tapi tentu juga tak ada alasan untuknya melupakan Juan. Juan masih ada dalam hatinya. Ia simpan sebagai kenangan baik dengan janji terhadap dirinya sendiri bahwa ketika ia mengingat tentang laki-laki itu tak perlu ada luka dan rasa sakit.
Jadi, jika orang-orang mengira setahun yang Nana lewati tanpa Juan adalah setahun penuh kesakitan seperti ketika ia di Bukittinggi untuk pergi dari Hanung, itu salah besar.
Satu tahun Nana bahagia. Hatinya penuh dengan rasa syukur yang oleh sebab itu ketika ia bertemu dengan Juan lagi, ia siap dengan semua rasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enchanteur
Aléatoire'Mungkin belum jodoh,' kata yang terdengar sepele dan sangat mudah diucapkan itu ternyata punya beban perasaan yang sangat berat. Nana ingin kabur, memulai hidup baru dan melupakan kata 'mungkin belum jodoh,' yang berulangkali ia ucapkan hanya u...