Haiiii (senyum tanpa ngerasa berdosa) udah berapa lama ya? Hehehhe
EEEH BTW AKU EXCITED BANGET WAKTU TAU KALAU SEBAGIAN DARI KALIAN TUH NULIS JUGA DI WP. BAHKAN ADA YG PENGIKUTNYA JAUH LEBIH BANYAK DARI AKU.
Pengen baca semua karya kalian tapi aku tuh bener-bener buka wp cuma buat update doang.
Sok sibuk bgt ga sih gue? Wkwkwkkwwk
Yang Nana tahu namanya Juan Kahendra. Tetangga sebelah rumah yang usil dan menyebalkan tapi juga dapat diandalkan.
Nana bisa bilang begitu karena beberapa kali ia pernah mendapati Juan menolong orang-orang disekitar rumah mereka. Entah itu menbetulkan pagar yang macet, memperbaiki keran dirumah Yuju yang bocor atau bahkan memperbaiki speaker mushalla saat adzan Subuh. Juan, bisa diandalkan dan semua orang bilang begitu.
Semua orang. Bahkan ibu-ibu penjual sayuran di depan persimpangan juga bilang begitu.
Tapi selain itu Nana tidak tahu apapun tentang Juan. Asalnya dari mana, pekerjaannya apa, pendidikannya apa, dan segala hal yang sebenarnya sangat ingin Nana ketahui. Juan tidak pernah mebahas apapun soal kehiudpan pribadinya.
"Duuh, nggak usah percaya sama Mama. Lo kaya baru kenal mama semalem aja rin," kata Nana pada Erin yang tengah mengomel diujung telepon.
Sahabatnya yang paling berisik itu pagi ini menelepon karena dapat kabar dari Mama Nana kalau Nana sudah punya pengganti Hanung di Bukittinggi. Erin jelas tidak terima.
Kenapa-Nana-nggak-pernah-cerita !!
Kenapa Nana nggak pernah cerita kalau di Bukittinggi ada tetangga ganteng yang bahkan bisa bikin Mama kesemsem? Erin kan pengen tahu. Seganteng apa sih emangnya sampai Mama Nana semangat banget waktu cerita ke Erin??
"Tapi Mama bilang kalau hari ini lo mau jalan berdua bareng dia, LO SERIUS UDAH MOVE ON DARI HANUNG PADAHAL BELUM GENAP SEBULAN? HAH? GILA LO!!" Erin meledak lagi.
Tuh kan, beneran deh. Mama ini emang biangnya semua biang. Erin nggak akan gini kalau mama nggak cerita aneh-aneh ke Erin.
"Astaghfirullah, beneran deh Rin, menurut lo gue bisa segampang itu ngelupain Hanung? Masalah kita bahkan belum kelar, nggak mungkinkan gue jalin hubungan sama orang lain segampang itu?" Ujar Nana frustasi.
Iya. Belum menjalin hubungan, hanya sudah saling menyatakan kalau mereka saling tertarik satu sama lain. Sudah. Itu saja tidak lebih.
"Ya mungkin aja, kan ada kan orang yang emang gampang move on dan jadian dengan cepat,"
"Lo maksudnya?" Tembak Nana to the point.
"Sialan lo. Gue setia tahu. Buktinya gue betah 8 tahun sama Vikri tanpa kepastian," umpat Erin ngenes sendiri.
"Ah, terserah deh, pokoknya hari ini lo utang janji buat nyeritain anaknya itu gimana, kerjaanya apa, TERUS MUKANYA GIMANA SIH GUE PENGEN TAHU," pekik Erin diujung kalimatnya. Menekankan bahwa bagian yang paling penting itu adalah MUKANYA.
"Gue belum terlalu kenal Rin sama anaknya.. "
"Nggak percaya ! Kalau lo emang belum terlalu kenal ya lo kenalan lebih dalam sama dia. Kan hari ini lo mau ngedate sama dia,"
"Nggak ngedate Rin, kita tuh cuma_"
"Iya iya iya terserah, lo mah suka kebanyakan alasan. Pokoknya gitu. Dah. Bye,"
Nana menggerutu kesal begitu sambungan telepon dimatikan sepihak oleh Erin. Beberapa hal jadi simpang siur dan ditelan mentah-mentah oleh Erin yang percaya saja dengan omongan Mamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enchanteur
Random'Mungkin belum jodoh,' kata yang terdengar sepele dan sangat mudah diucapkan itu ternyata punya beban perasaan yang sangat berat. Nana ingin kabur, memulai hidup baru dan melupakan kata 'mungkin belum jodoh,' yang berulangkali ia ucapkan hanya u...