CHAPTER DUA
Morning Sunshine
"Oppa." Terdengar suara perempuan di atas ranjang besar itu.
Jimin tidak ambil pusing dan malah bangkit seraya mengenakan jubah sutra biru tuanya. Dia menoleh ke arah jam dinding dan terlihat bahwa jarum jam masih menunjukkan ke pukul dua dini hari. Biasanya, Jimin akan terbangun karena kepalanya pusing. Tetapi, saat ini, Jimin tidak dapat menahan senyumannya karena kejadian kemarin pagi. Bahkan karena itu, seharian tersebut Jimin jadi banyak tersenyum sampai membuat beberapa orang keheranan; Kau mabuk, Sunbaenim? Apakah kau baru saja terbentur? Jimin tidak ambil pusing, hanya mengulum senyuman layaknya sekarang.
"Gadis aneh itu," katanya dan mulai berjalan ke dekat meja kaca untuk menuangkan sedikit anggur ke gelas slokinya. Dia meneguknya dan mengerang singkat. Udara dini hari masih serupa jilatan es, sesaat dia pun berjalan keluar dari kamar, menuju balkon yang menghadap ke bangunan tinggin nan angkuh.
"Oppa, kau bangun? Apakah tidak bisa tidur?"
Jimin berbalik dan menggeleng. "Aku sedang ingin minum saja."
"Mau aku temani?" tawar gadis berambut cokelat itu dengan mata masih meredup.
"Tidak perlu."
"Apakah setelah yang terjadi malam ini kau akan membuangku? Begitu?" Seohyeon mengerecutkan bibir dengan tatapan sayu. Dia menggeleng. "Jangan. Aku masih ingin bersamamu! Oppa!"
Jimin memunggungi perempuan itu untuk mengisi dalam paru paru. Dia tidak pernah suka hubungan yang berlangsung dalam kurun waktu yang lama; melelahkan. Sekarang, momen itu datang; partner ranjangnya ingin memperpanjang momen di tengah mereka. Jimin tidak dapat menahan diri untuk acuh tak acuh. "Entahlah." Jimin menandaskan gelasnya dan tersenyum kecil. Dia manis juga.
.
.
Seluruh penghuni kafe ikut terperajat. Sesaat mereka baru saja hendak membuka kafe, menaikkan beberapa tirai, memasang tanda Open dan menurunkan beberapa kursi dari atas meja bekas semalam. "Apa ini? Mengapa ramai sekali?" ujar Chaeyeong bertanya-tanya. Dahyun yang berangkat bersama Chaeyeong ikut terngaga.
Mengapa ramai sekali?
"Ada apa?"
"Nona, apakah kau sudah mengecek akun Instagram Park Jimin? Astaga! Dia mempromosikan kafe kita secara cuma-cuma!" Eunbie memekik histeris di balik kornernya.
Chaeyeong yang baru saja berhasil masuk dengan cepat mengecek ponselnya. Sedangkan, Dahyun pun sibuk memperhatikan beberapa remaja dan beberapa pria yang sudah berkumpul dengan gemas itu. "Maaf, ada apa?" tanyanya polos.
"Nona! Ini benar kafenya kan?"
"Kami mencari cari sejak pagi buta. Ini kafenya kan?"
"Kafe apa yang kalian maksud?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Breakfast Buddy | park jm ✔
FanfictionKim Dahyun pikir, kehidupan selepas kuliah adalah yang terbaik. Sampai akhirnya, realita menghempas keras; diprotes ibunya, diceramahi sahabatnya, digunjing seluruh keluarga karena tidak mendapatkan pekerjaan. Rentetan kesialan terus berlanjut hingg...