Buddy - 16

522 112 68
                                    

CHAPTER ENAM BELAS

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CHAPTER ENAM BELAS

SMALL TALK

Kita bertengkar bagaikan pasangan yang sudah menjalin hubungan lama.

Dahyun merasa dongkol, dan setengah tidak nyaman. Sewaktu Jimin menyantap makanannya, Jimin terus saja menambatkan perhatian bagaikan jika Dahyun bergerak, bola matanya juga akan bergulir kemanapun Dahyun beranjak. Sepertinya, Manager Kim tidak perlu repot untuk menahan diri seakan pura pura tidak tahu. "Maaf, apakah saya harus pergi?"

"Ya, tolong!"

"Jangan!" pekik Dahyun panik.

"Dahyun!"

"Jangan kemana mana." Dia berdeham singkat. "Maksudku, makan saja di sini dengan kami. Kau kan yang mengajakku untuk makan juga, Tuan." Dahyun mendelik kepada Jimin dan menggigit sandwich isi kalkunnya yang lezat tersebut.

Jimin mendengus. "Aku ingin bicara denganmu. Kalau Manager Kim di sini, bagaimana bisa aku mengatakannya? Aku akan syuting, dan ku benci jika masih ada yang menganggu pikiranku."

"Apakah aku sangat menganggu pikiranmu?"

"Kau membuatku gila," katanya setengah parau.

"Ya sudah bicarakan saja, aku tidak merasa kita butuh tempat seprivat itu.."

"Kau sudah menciumku dan itu membuatku tidak dapat berpikir," cetusnya. Jimin bahkan tidak gentar balas memandang Dahyun dengan sungguh. "Kau sudah merebut hatiku sejauh itu, Nona.'

Manager Kim menahan napas, mati matian untuk pura pura tidak mendengar padahal siapapun dapat melihat telinganya yang memerah tidak nyaman, ataupun tangannya yang gemetaran sewaktu meraup sandwich miliknya. Dahyun menangkap itu dan meringis.

"Itu tidak berguna .."

"Tapi kau juga menyukainya kan? Saat aku menyentuhmu?" ujarnya penuh provokasi.

Dahyun mengembuskan napas berat. "Aku juga tidak tahu. Jangan desak aku dan menuntutku seakan aku perlu tanggung jawab! Kau yang memulainya .." Gadis itu merasa bibirnya kering, dia meneguk minumannya dan menundukkan wajah.

"Kita akan bicara saat aku ada waktu lagi."

Dilihatnya, pintu ruangan sudah terbuka, satu kru sudah memintanya untuk keluar lagi. Beginilah jika berhubungan dengan aktor sibuk, bahkan waktu makan saja sampai diinterupsi. Bagaimana Dahyun dapat menyeimbangkan itu semua dengan kehidupannya yang tenang dan damai? Bagaimana .. mereka dapat cocok satu sama lain selain dalam hal berciuman? Banyak perbedaan yang terbentang, semakin menakutkan untuk melihatnya dengan jelas.

.

.

Menunggu di pojok ruangan, Dahyun mulai mengangkat telepon yang masuk. Dia agak menepi dari kerumunan yang tengah berdiskusi dan membicarakan banyak adegan yang akan maupun telah berlangsung. "Ya, Eomma? Ada apa?"

Breakfast Buddy | park jm ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang