CHAPTER TIGA
The Charming Prince
Dia pasti punya gangguan.
Dahyun tidak tahu bagaimana menjelaskannya secara benar dan akurat. Hanya saja ... dari tatapan mata, dari bentuk senyum dan dari perilaku, Jimin itu makhluk mematikan dan akan melemahkan siapapun. "Bukankah tempo hari itu termasuk pelecehan verbal? Aku .. jadi penghiburnya? Aish, aku bisa saja menuntutnya."
Chaeyeoung terkekeh singkat. "Mengapa?"
"Apa? Mengapa apanya?"
"Mengapa kau sebenci itu kepadanya? Kalau memang tidak ingin peduli kepadanya, cukup abaikan saja tapi kau terus menggerutu soal kejadian itu berulang kali. Kau nanti naksir dengannya," goda sahabat Dahyun tersebut.
Dahyun terbatuk. "Aku? Cih ..." Mereka berdua tengah duduk di tengah bagian kafe yang berbentuk lingkaran kuning. Para pengunjung menyebutnya highlight tempat tersebut, spot terbaik untuk mengambil foto. Tapi bagi Dahyun, ini adalah tempat yang membuat dia seperti berada di tengah matahari dan itu artinya menyenangkan. Sejak kecil, Dahyun terbiasa dengan musim semi, matahari, aroma asin pantai dan festival meriah. Menurutnya, itu jadi hiburan di tengah keabu abuan dan muramnya kehidupan. Morning Sunshine membuatnya bahagia dan terhibur.
Cih, penghibur.
"Aku sangat berterimakasih kepadanya. Apakah kau sempat penasaran berapa besar bayaran dia untuk mempromosikan sesuatu? Wah, kau pasti akan terhenyak dan tidak percaya. Tidak hanya itu, ada banyak brand yang mengantre juga di dekatnya. Jadi, ketika dia menyebut kafe ini dan membawa banyak pelanggan, aku tidak dapat berhenti bersyukur. Kita lihat sisi baiknya saja dari orang itu."
"Tetap saja .." Dahyun memberenggut. "Aku tidak cocok dengannya. Dia nampak ..."
"Membuatmu terintimidasi?"
"Mungkin, hanya saja .. aku tidak nyaman. Dia agak mesum, nampaknya," jawab Dahyun bergidik ngeri. Dari jutaan makhluk berjenis kelamin laki-laki mengapa dia dipertemukan dengan sejenis Park Jimin? "Aku ingin meninju wajahnya."
.
.
"Dahyun Noona sudah punya pacar ya?"tanya Yeongsu dengan cengiran kecil. Dahyun buru buru mendorong bocah dengan ransel hijau itu ke dekat kelasnya dan melotot.
"Jangan bicara macam macam nanti Noona jemput seperti biasa, oke?"
Yeongsu mengangguk dan tersenyum memasuki kelasnya. Sementara itu, Dahyun tersenyum dan melambai singkat sesaat Yeongsu membalikkan tubuh dan balas melambai kepadanya. Dahyun meninggalkan adiknya, melewati lorong bersama dengan orangtua murid lain sedangkan Chaeyoung masih menunggu di mobil. Ini jadi rutinitas baru; Chaeyeoung menjemputnya dengan mobil, membiarkan Dahyun mengantarkan Yeongsu sampai ke sekolah bocah tersebut, dan mereka berangkat bersama menuju Morning Sunshine. Dahyun menyukai rutinitas baru tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Breakfast Buddy | park jm ✔
FanfictionKim Dahyun pikir, kehidupan selepas kuliah adalah yang terbaik. Sampai akhirnya, realita menghempas keras; diprotes ibunya, diceramahi sahabatnya, digunjing seluruh keluarga karena tidak mendapatkan pekerjaan. Rentetan kesialan terus berlanjut hingg...