CHAPTER SEMBILAN BELAS
COULD YOU?
Hanya saja itu sebatas bayangan Dahyun.
Nyatanya, dia justru memejamkan mata dan menggeram samar. Tidak saat ini. Tidak di momen ini. Ini hari Jimin. Dahyun berusaha menetralkan napasnya. Akan ada banyak awak media dan bagian keluarga Jimin. Akan jadi berita miring. Dahyun memikirkan banyak hal dan pikirannya bercabang. Aku tidak boleh egois.
"Apakah kau tengah mengutukku? Katakan saja. Jangan dipendam," celetuk Seohyeon. Dia tersenyum tajam dan melenggang begitu saja.
Dahyun memberenggut, merapikan kembali riasan dan gaunnya di hadapan cermin. Dirasa cukup tenang, dia pun keluar dari area toilet. Tersisa waktu empat menit, Jimin sudah menampilkan wajah waswas sesaat Dahyun duduk di dekatnya.
"Aku baru akan menyuruh Manager Kim untuk mencarimu, kau baik baik saja? Sepertinya, kau jadi agak pucat," ujar pria tersebut.
"Um, tidak apa."
"Kau yakin? Apakah kau pusing?"
Dahyun menggeleng. Tanpa dapat dicegah, Dahyun menunduk untuk mencari cari di mana cincin itu berada. Mengapa Jimin tidak mengenakannya seperti Seohyeon? Apakah dia sengaja? Karena akan ada konferensi pers? Akan memicu berita yang tidak ia inginkan? "Aku .. aku hanya gugup saja," katanya.
Jimin tersenyum kecil. "Aku juga gugup."
Teater pun mulai padat. Kau dapat mendengar sedikit celotehan dari berbagai sudut, kemudian lampu lampu besar yang ada segera dimatikan karena detik detik mendebarkan akan segera dimulai. Itulah ajaibnya film, dia dapat membuatmu masuk ke dalam dimensi yang otakmu dapat ciptakan. Dia membuatmu tidak dapat berkutik selain turut mendengar, melihat dan merasakan apa yang tersaji di hadapanmu bagaikan kilas memori dan potongan kenangan. Dahyun menggeliat resah sewaktu film akhirnya terputar. Ini adalah waktu hampir tujuh bulan lebih yang mereka habiskan bersama. Ini adalah waktu terpanjang dalam hidup Dahyun untuk berada di tempat syuting kemudian berbaur dengan para kru. Segalanya tersaji sesingkat film dua jam tanpa jeda.
.
.
Mungkin beberapa orang belum tahu. Tadinya, Dahyun juga termasuk golongan yang tidak tahu tersebut. Sampai akhirnya sebelum hari premier, Manager Kim mendatanginya dan menjelaskan bahwa akan ada tambahan acara yang lebih privat setelah konferensi pers tersebut. "Afterparty, mirip yang ada di Hollywood setelah Metgala. Kau tahu kan? Para artis akan berkumpul dan berpesta meriah? Jimin senang yang seperti itu, setelah acara selesai, dia ingin kita semua ke klab untuk afterparty. Tenang saja, tidak akan ada media karena ini bersifat privat, seperti yang sudah aku bilang."
"Tapi .. aku tidak terbiasa dengan itu semua," ujar Dahyun kaku. Menurutnya, seharian itu saja sudah cukup merontokkan ototnya. Apakah dia harus muncul juga di sana? "Kurasa aku hanya akan pulang saja, orang tuaku juga pasti akan bertanya terus. Ayah memang tengah pergi ke luar kota untuk pekerjaan, nah maka dari itu, di rumah hanya ada ibu dan Yeesung. Aku akan pulang saja, agak rindu juga tidur di kamarku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Breakfast Buddy | park jm ✔
FanfictionKim Dahyun pikir, kehidupan selepas kuliah adalah yang terbaik. Sampai akhirnya, realita menghempas keras; diprotes ibunya, diceramahi sahabatnya, digunjing seluruh keluarga karena tidak mendapatkan pekerjaan. Rentetan kesialan terus berlanjut hingg...