CHAPTER TIGA PULUH DUA
PARK JIMIN
Aku tahu ada yang mencurigakan. Aroma sebusuk dan sebejat ini tidak mungkin tidak terendus selamanya. Mungkin, instingnya lengah tapi waktu itu tidak pernah berkhianat begitu lama kan?
Satu sosok turun dari mobil, merapatkan mantelnya sedangkan angin terus berhembus kuat. Dia begitu rapuh, mungkin akan tumbang kalau saja tidak segigih itu bergerak sampai di hadapan bangunan yang sudah akrab dengannya. Aku terus menunggu, masih mendengar gigiku yang bergemeletuk. Dia sendirian?
"Astaga! Aku pikir kau hantu!" pekik Chaeyeoung dengan horor. "Apa yang kau lakukan di tempat usahaku?" Chaeyeoung mengerang karena hanya ada aku dan dirinya sekarang. "Park Jimin .. kau tidak bisa datang begitu saja seenaknaya. Apakah ini untuk liputan? Dengar, restoranku sangat penting jika kau berani membawa wartawan tengik.."
"Di mana Dahyun? Mengapa kau sendirian?"
Chaeyeoung sontak tertawa. Mengerikan dan mengejutkanku. "Kau masih bertanya!? Setelah dia menangis karenamu? Jangan mencarinya. Minggir!" Dengan kasar, dia mendorongku agar bergeser sehingga dia dapat memutar kuncinya.
"Aku tidak akan pergi kalau kau tidak jawab."
"Aku sudah jawab! Jangan mencarinya!"
Aku mengerang. "Jawab!"
"Hish, lelaki sepertimu pasti hanya tahu seks dan ranjang, bukan? Mana pernah berpikir soal perasaan perempuan kan? Dengar, aku bisa panggil polisi dan akan adukan betapa kau menganggu laju usahaku sekarang. Minggir!" teriaknya lagi. Chaeyeoung bergegas masuk, dia tidak mengindahkanku meski aku mengekorinya bagaikan anak anjing tersesat. Chaeyeoung mulai bergerak, mengecek pantry seraya mengecek ponselnya juga.
"Aku ingin bertemu dia, dan bayi kami."
Gadis itu membalikan tubuhnya. "Dia keponakanku. Jangan macam macam ya. Aku sudah bilang, jangan mencarinya, astaga? Kemana pula asistenmu itu? Kau jadi sendirian .. apakah kau melakukan sesuatu? Kau tidak seperti Park Jimin sekarang."
"Aku menuntutnya."
"Uh?"
"Bersama kekasihku juga. Aku menuntut mereka." Aku tersenyum getir. "Mereka busuk. Aku seharusnya tahu. Jadi anggap saja aku tidak peduli sekarang dan aku akan lakukan apa yang aku mau!"
Chaeyeoung hanya berdecak berulang kali, kemudian menyalakan Tvnya. Dasar orang aneh! Mungkin itu yang terlintas di kepala gadis itu. Tetapi, aku sudah sejauh ini dan semuanya serba terlanjur sekarang. "Apa yang mampu kau berikan kalau dia kembali?"
"Diriku seutuhnya?"
"Kau tidak bertahan hanya dengan tubuh. Oke, mungkin itu seksi .. tapi .." Gadis itu mendengus. "Kau bisa apa untuk mereka? Semuanya butuh tempat tinggal dan uang. Apakah kau mau jatuh miskin dan menampung mereka? Kau gila?! Aku tidak akan biarkan," ujarnya sinis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Breakfast Buddy | park jm ✔
FanfictionKim Dahyun pikir, kehidupan selepas kuliah adalah yang terbaik. Sampai akhirnya, realita menghempas keras; diprotes ibunya, diceramahi sahabatnya, digunjing seluruh keluarga karena tidak mendapatkan pekerjaan. Rentetan kesialan terus berlanjut hingg...