Buddy 34

307 72 15
                                    

CHAPTER TIGA PULUH EMPAT

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CHAPTER TIGA PULUH EMPAT

ALL OF YOU

Terhitung sudah sebanyak 1.800.456 kali ditonton. Sampai akhirnya, agensi langsung mentakedown video tersebut. Memang tidak panjang, hanya enam menit, tapi itu memuat berbagai momen ketika Jimin dan Seohyeon di kamar hotel dengan nafsu menguasai mereka, juga saat mereka bermalam di dekat pantai, mandi bersama bahkan pesta dengankeadaan sangat teler dan terdengar cekikikan Seohyeon disusul suara mendayup dayup yang membuat iman siapapun akan goyah.

"Terima kasih," gumam Jimin setelah mendapatkan laporan tersebut. Tidak ada jamiann tidak ada tangan tangan iseng yang dapat menyebarluaskan atau bahkan nekat menjualnya di situs PornHub, tetap saja, agensi sudah melakuka tugasnya. Jimin turut bersyukur. Sementara itu, persidangan dijadwalkan besok dengan bukti perekam, telepon genggam serta berbagai rekaman CCTV di beberapa lokasi, merekam bagaimana seringna pertemuan mereka dan bagaimana Seokjin bertingkah bagaikan budak.

"Tuan Park, apakah ada sesuatu yang Anda butuhkan?"

"Bisa aku keluar sebentar?"

"Maaf, Tuan. Keadaan sedang chaos sekarang. Tidak mungkin jika Anda keluar dari gedung tanpa ada bentrokan ataupun kerumunan menggila. Sebaiknya, Anda tetap di sini."

Jimin mengangguk dan memijat pelipisnya. "Baiklah.." Akhirnya, dia pun ditinggalkan seorang diri di ruangannya. Pria berambut hitam itu memandangi layar ponselnya dengan perasaan campur aduk. Sekarang publik sudah tahu bagaimana kelakuannya di balik kamera, itu sama sekali tidak menyenangkan karena seperti ditonton oleh banyak mata yang jahat.

"Datanglah ke rumah. Aku akan memasak sup untukmu."

Jimin mengetukkan balasannya dan menunggu beberapa saat.

"Kata siapa? Kau tetap putraku. Paling tampan dan keren. Kami tidak akan bicarakan apa yang terjadi, kami ingin bicara santai saja. Aku lebih khawatir kau akan tumbang, nanti rumah sakit akan heboh."

Jimin tersenyum kecil, membiarkan jemarinya mengetuk layar ponsel dengan lihat. Dia menarhnya kembali sembari menunggu, menikmati detik demi detik mengambang di sekitarnya.

"Jimin, aku tidak pernah merasa kecewa. Kau sebesar ini, kau sesukses ini, aku selalu bangga akan dirimu. Kau tidak perlu ragu atau khawatir. Aku percaya bahwa kau pasti akan belajar dan kau pasti bisa tumbuh karena masalah in, oke? Berhenti cengeng dan datang! Cepat! Nanti malam jam tujuh! Atau ibu yang akan datang ke sana dan mendorong siapapun yang menghalangi."

"Astaga .." Jimin mengusap air matanya. Dia mengembuskan napas keras, kemudian mulai menyandar dengan tubuh yang masih kaku. Tidak pernah, tidak sekalipun dia tahu akan bertahan di titik ini. Itu semua, jelas sekali karena campur tangan orang orang terbaiknya. Dia dan Soohye memang tidak tidak seperti ibu dan anak biasa, bahkan kadang dia kelepesan memanggil Soohye Ahjumma daripada Eomma, tetap saja, mereka punya hubungan yang manis dan harmonis. Soohye tidak pernah menghakimi ataupun membentaknya sama sekali. Dia seperti rekan, sahabat dan kadang menjadi teman bertengkar yang cocok.

Breakfast Buddy | park jm ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang