STALKER

2.8K 205 22
                                    

VOTE DULUU!! JANGAN PELIT!😉

Spam comment yaa, anggep aja buat vitamin author biar up lebih rajin.

Saya tahu kalian orang cerdas yang bisa menghargai karya orang lain.

Typo terdeteksi? Beritahu Author yaa

Happy Reading...
________________________________________





"Berapa siswa waktu yang ada?"

Seinna menatap gusar kearah seorang pria paruh baya yang kini duduk berhadapan dengannya didalam ruang sempit nan tertutup.

Dia adalah Dokter John — Dokter yang sudah lumayan dekat dengan seinna sekaligus pamannya.

"Mungkin 5 bulan, tapi aku berharap bisa lebih."

Seinna mengangguk. Hatinya sedikit teriris ketika mendengar penuturan Dokter itu. Sejenak gadis itu menarik nafas dalam mencoba menetralkan rasa kecewanya.

"Lalu bagaimana dengan dia?" tanya seinna mengalihkan pembicaraan.

Pria paruh baya itu menghela nafas kasar. Dengan hati-hati ia beranjak dari kursinya. Berjalan dalam diam. Seinna yang melihat hal itu langsung berdiri mengikutinya dengan perasaan bingung. Hingga sampailah mereka kesebuah ruangan berpintu ganda. Ada tulisan IGD disalah satu daun pintu itu.

Sekarang seinna sudah tahu tujuan langkah kaki dokter itu.

Perlahan pria itu membuka pintu kembar dan nampaklah seorang pria dengan balutan seragam pasien rumah sakit terbaring dengan banyak selang yang melilit tubuhnya. Sedikit miris ketika melihatnya dengan jarak dekat. Pria itu terlihat sangat kurus dan pucat.

"Tidak ada perbuahan, dia masih sama seperti minggu lalu." ucapnya dengan nada kecewa.

Seinna berjalan mendekati pria itu. Matanya kini berkaca-kaca menatap kearah wajah pria yang tengah tertidur hampir 3 minggu lamanya.

"Bangunlah, kamu satu-satunya harapanku." bisiknya ditengah isakan.

Dokter john menepuk pundak seinna saat menyadari gadis itu tengah terisak. Tubuhnya bergetar seirama dengan tangisnya.

"Kita akan melakukan semaksimal mungkin. Percayalah." ucap dokter itu menenangkan.

Seinna mengangguk. Mengangkat wajahnya kemudian mengusap kedua matanya. Ia menoleh menatap penuh harap kepada Dokter John.

"Kita keluar sekarang sebelum dokter  yang bertugas hari ini datang."

Dokter itu memegangi kedua pundak seinna kemudian membalik tubuh gadis itu kemudian merangkulnya untuk dituntun pergi dari ruangan itu.

Seinna hanya pasrah dan menurut. Gadis itu masih mencoba menetralkan emosinya yang tiba-tiba meledak hingga membuatnya menangis.

Melihat wajah pria tadi, seketika hati seinna kembali berdenyut nyeri. Memori mengenai insiden itu kembali terputar jelas dibenaknya.

Ketika ia menangis,

Ketika seseorang tertawa puas,

Dear D : : love or Die? | Revisi Full BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang