HUKUMAN MANIS

2.1K 167 1
                                    

Happy Reading...
________________________________________






"Hati-hati neng! Kaki dulu yang turun." ucap seorang kondektur bus pada Seinna yang tengah turun dari bus yang ia tumpangi.

"Kaki kanan dulu neng, kata abah kanan itu baik jadi biar berkah pake kanan dulu neng." sambungnya.

Seinna hanya tersenyum kemudian mengikuti intrupsi berfaedah dari sang kondektur. Melangkah turun dengan kaki terlebih dahulu. Ah ralat! Maksudnya kaki kanan terlebih dahulu.

Kini Seinna sudah berada diseberang SMA Argantara. Menatap lurus, tepat kearah gerbang yang sudah tertutup sempurna. Ya, tidak perlu dijelaskan panjang lebar bahwa Seinna telat lagi.

Menghela nafas kasar. Gadis itu kini mulai melangkah menyebrangi jalanan yang sudah sepi. Sesekali ia merutuki kebodohannya sendiri karena lebih memilih naik bus dibanding dengan taksi atau ojek.

Bodoh memang hahaha.

"Pak satpam! Tolong bukakin gerbangnya dong! Saya ada ulangan nih!" ucapnya memelas sembari bersandar pada gerbang tinggi itu.

Tak lama seorang satpam yang Seinna tahu bernama pak Yoyo datang dengan tampang sangar seperti biasanya. Tampak menyeramkan, namun tidak terlalu bagi Seinna.

"Kamu telat lagi? Neng neng! Udah berapa kali sih kamu telat? Lama-lama penuh juga buku point sama nama kamu." omelnya.

Seinna hanya mendengus sebal. Bapak itu bukannya segera membukakan pintu malah ikut menceramahi seperti guru bp.

"Yaudah sih pak! Kalo penuh tinggal beli lagi apa susahnya sih?"

Pak satpam itu hanya menggeleng. Ya, dia seharusnya sudah tahu kebiasaan Seinna yang suka nyolot jika dalam keadaan mood buruk.

Dengan segera satpam itu mengambil buku point dan menuliskan nama Seinna didalamnya. Mengembalikan buku kedalam posnya lagi kemudian membukakan gerbangnya.

"Tadi saya mendapat mandat dari bu Sur. Kalau ada yang telat langsung disuruh keliling lapangan olahraga outdoor 15 kali. Sana berangkat!"

What?!

Seinna membelalakan matanya kaget. Menatap satpam itu dengan pandangan curiga. "Yakin pak? Kan saya udah dapet point! Masa masih dihukum?"

Satpam itu hanya menghardikan bahunya sembari kembali menutup pintu gerbang. "Mana saya tahu? Kan saya cuma satpam. Sudah sana kerjakan!" usirnya sembari mendorong lengan Seinna.

"T-tapi yakin 15 kali? Jangan-jangan bapak tambahin ya?!" tuduh Seinna.

Satpam itu menatap datar ke arah Seinna. "Heh! Sebenci-bencinya saya sama anak SMA ini, saya gak pernah nambahin hukuman! Itu murni dari ibu Sur. Sana kerjakan! Jangan ganggu pekerjaan saya!" usirnya.

Menghela nafas kasar. Kini gadis itu segera pergi ke lapangan untuk mengerjakan hukumannya.

Jujur, sebenarnya gadis itu sangat malas, tetapi mau tak mau harus ia jalankan daripada akan susah nantinya.

Menaruh tasnya asal. Gadis itu mulai meregangkan ototnya dan pemanasan sedikit, untuk mencegah cidera yang bisa saja menyerangnya. Setelah selesai dengan aktivitas pemanasannya, Seinna segera berangkat lari mengelilingi lapangan.

Dear D : : love or Die? | Revisi Full BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang