KALENG

4.5K 290 26
                                    

Srak!!

Suara kertas-kertas yang diulurkan secara estafet dari depan kebelakang menggema diseluruh ruangan.

Beberapa anak berbisik mengeluh ketika melihat kertas itu adalah kertas jawaban untuk ulangan harian.

Seperti yang dijadwalkan oleh pak derman - guru matematika mereka. Bahwa hari ini adalah waktu untuk menguji pengetahuan dan pemahaman anak 12 IPS 1 mengenai beberapa materi yang sudah mereka pelajari.

"Njir 50 soal?"

Itu suara Alvino yang berbicara dengan Kenzo saat mengestafetkan kertas terakhir.

"Baik anak-anak! Bapak harap kalian mengerjakannya sendiri. Jangan mencontek! Jangan tanya kanan kiri karena waktu kalian mengerjakan sangat singkat. Nanti gak keburu kalo cuma nanya-nanya doang. Pehem?"

"Pehem!" Jawab mereka serentak.

Pak Darman kembali duduk dibangkunya setelah mempersilahkan anak-anak didiknya untuk mengerjakan soal yang telah ia bagikan sebelum membagi lembar jawaban tadi.

"Anjirlah udah kayak UKK aja!"

Alvino menggosok kepalanya dengan pulpen.

Seluruh siswa mulai mengerjakan soal dengan tenang dan sunyi. Namun hal itu bukan berarti mereka mengerjakannya sendiri.
Itu sangat mustahil. Terlebih ulangan Matematika.

Bagaimanapun juga, mencontek adalah kebiasaan mereka. Ibaratnya mencontek adalah hal untuk menguji seberapa setianya teman kalian. Diwaktu seperti ini kalian akan tahu mana teman kalian yang setia dan bukan.

Ada banyak cara mencontek yang sering dilakukan dikelas 12 IPS 1 seperti pura-pura meminjam tip-x yang didalam tutupnya terselip kertas kecil berisi jawaban, menjejak kursi didepannya untuk mendapat jawaban atau dengan secara terang-terangan bertanya ke teman sebelahnya dengan gerak bibir.

Kalian tipe yang mana nih?

Tak!!

Suara pulpen yang ditaruh asal menggema diseluruh ruang kelas membuat beberapa orang menatap kearah sumber bunyi. Namun Devarga sama sekali tidak memperdulikannya, ia sekarang tengah sibuk dengan dunia mimpinya.

"Njo! Nyontek dikit woy!!"

Justin menjejak kursi Kenzo yang duduk didepannya berharap Kenzo akan memberinya contekan walau itu sedikit mustahil.

Kenzo adalah orang yang bisa dibilang cerdas namun tak secerdas Devarga. Tapi tingkat kepelitannya dalam memberi jawaban melebih Devarga.

Suka heran. Orang pinter terkadang gak mau nyontekin orang yang kesusahan.

"Njo!! Jangan pelit-pelit woy! Kata guru agama. Ilmu itu harus diamalkan! Sini amalin ke gue! Cepet!!"

Kenzo menoleh pelan. "Nomor berapa njir?"

"Dikit doang 1-30 gak paham gue!"

"Dikit matamu!"

"Hehe! Cepet dah!" Desaknya.

Kenzo kembali menatap kertas jawabannya kemudian menyobek kertas buram dan melemparkannya kebelakang. Justin akhirnya dapat bernafas lega setelah mendapat kertas contekan dari Kenzo. Ia segera membukanya dan ternganga heran.

"Lu beneran dong kalo nyontekin njir!!"

Ia kembali menjejak kursi belakang kenzo.

"Udah beneran itu!"

Justin hanya berdecis kesal. Pasalnya dari 30 soal yang diajukan Kenzo hanya memberinya 1 jawaban. Berani taruhan dia sebenarnya sudah selesai namun tidak mau memberi contekan kepada justin.

Dear D : : love or Die? | Revisi Full BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang