TERUNGKAP

1K 110 13
                                    

Happy Reading...
______________________________________




"Bibi disini dulu ya? Kenzo mau pulang bentar ambil uang buat bayar operasi mama dulu. Sekalian mau ambil baju ganti buat mama sama bibi."

Bi Ijah yang sedari tadi terlihat cemas hanya menunduk tanpa menjawab. Dalam hatinya ia tidak tega jika harus mengatakan apa yang terjadi pada nyonyanya saat Kenzo tidak ada dirumah sore tadi.

Ia takut Kenzo akan kecewa dan sedih setelah mendengarnya. Namun, ia juga tak bisa menutupinya. Ia harus mengatakan semuanya.

"D-den." panggilnya pelan. Tangan kanan bi Ijah mencengkeram lembut tangan Kenzo seolah tengah menahan pria itu agar tak pergi dari sana.

Kenzo menoleh kearah bi Ijah yang sedari tadi duduk di bangku tunggu. "Kenapa bi?" jawab Kenzo bingung.

Bi Ijah tak langsung menjawab. Wanita tua bertubuh mungil itu hanya menatap takut kearah wajah Kenzo sekilas kemudian kembali menunduk. Membuat Kenzo semakin bingung dengan tingkahnya.

"Kenapa bi? Ada yang mau bibi omongin?" tanya Kenzo mencoba untuk memancing bibinya.

Wanita itu hanya mengangguk kecil.
Kenzo yang sudah berdiri akhirnya memilih untuk kembali duduk disebelah bi Ijah. Menatap fokus kearah wanita tua itu dengan dahi berkerut heran. "Ada apa bi?"

"S-sebenarnya s-semua aset yang nyonya miliki s-sudah d-disita sama bank den." cicitnya berbisik.

Kenzo terdiam sejenak. Mencoba untuk mencerna ucapan bibinya itu. Disita? Mengapa harus disita? Bagaimana bisa? Kenapa tiba-tiba seluruh aset mamanya disita bank? Apa yang sebenarnya telah terjadi?

"Bibi tau kenapa bank bisa nyita semuanya?" tanya Kenzo menyelidiki.

Bi ijah hanya diam menunduk, membuat kenzo semakin merasa kebingungan dengan situasi ini. Menghela nafas kasar, tangan pria itu mulai terangkat dan menyentuh lembut punggung bi ijah - wanita yang sudah ia anggap orang tua keduanya selama ini.

"Bi-" ucapnya lembut.

Bi ijah mengangkat kepalanya. Menatap kearah kenzo dengan mata yang sudah basah oleh air mata yang entah sejak kapan mengalir dari kedua pelupuk pengasuhnya itu. Oh masih pantaskah kenzo memanggil bi ijah dengan sebutan pengasuh?

"Anu den, bibi gak terlalu paham. Cuma bibi pernah denger percakapan nyonya sama tuan tentang penipuan penipuan gitu den." jelas bi ijah.

Damn! Kenzo hanya diam tak berkutik. Dari raut wajahnya, sepertinya pria itu tahu maksud bi ijah. Yah sepertinya mamanya telah ditipu oleh seseorang hingga membuat semua aset mamanya hangus begitu saja.

Lantas, bagaimana dengan papanya? mengapa disaat seperti ini ayahnya itu tidak ada disamping mamanya? apa ia sudah benar-benar pergi dan tidak memperdulikan mereka lagi?

Fyi, sudah hampir 3 bulan terakhir ini kedua orang tua kenzo selalu bertengkar. Entah itu karena hal kecil maupun hal besar. Semua hal mereka ributkan hingga terkadang membuat kenzo malas untuk pulang ke rumah. Itu sebabnya, akhir-akhir ini ia lebih memilih untuk menginap di basecamp atau rumah pribadi devarga.

"Bibi udah ngasih tau ke papa tentang keadaan mama sekarang?" tanya kenzo dingin.

"Sudah den, tapi kata tuan - dia sudah tidak mau berurusan dengan nyonya lagi." cicitnya takut.

kenzo mengepalkan tangannya erat hingga membuat urat di punggung tangannya terlihat begitu ketara. Rahangnya mengeras dan matanya mulai memancarkan sorot tajam. Ia benar-benar kesal sekarang.

Papanya yang selalu ia banggakan sejak kecil, ternyata adalah pria yang tidak memiliki hati. Salah sudah semua pikiran yang terpatri dikepalanya sejak kecil tentang ayahnya. Ternyata pria itu sama sekali tidak bisa ia jadikan panutan.

Dear D : : love or Die? | Revisi Full BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang