APA ITU?

1K 112 16
                                    

Happy Reading...
______________________________________





"Gimana keadaannya? Apa dia bisa diselamatkan?"

Seorang pria tua berumur sekitar 40 tahunan tengah berdiri didepan sebuah banker rumah sakit. Diatas banker itu terdapat seorang anak laki-laki yang tengah terbaring lemah tak sadarkan diri dengan beberapa luka di tubuh dan kepalanya.

Beberapa selang penunjang kehidupanpun terpasang rumit ditubuh kurus itu. Disebelah pria itu ada seorang lelaki berumur sekitar 30 tahunan berdiri dengan baju putih khas doktee yang melekat ditubuhnya.

"Dia masih belum sadarkan diri tuan. Ini aneh, seharusnya saat ini tuan devano sudah sadarkan diri atau setidaknya memberi tanda-tanda gerakan. Tapi sampai sekarang, tidak ada yang terjadi pada tuan devano. —" ucap dokter pribadi itu.

Tuan aldevander mendengus kesal. Mengepalkan tangannya dengan begitu erat seolah tengah berusaha untuk melampiaskan kemarahannya pada kedua tangannya.

"—Seharusnya dia sering diajak berbicara untuk memancing kesadarannya." sambungnya.

Aldevander hanya menghela nafas kasar. Ia benar-benar tak tahu harus melakukan apa lagi. Janjinya kepada mantan istrinya untuk menjaga devano tidak bisa ia tepati sekarang. Sungguh dia benar-benar merasa gagal.

"Terus berikan yang terbaik untuk devano, aku akan membayar berapapun asal devano sembuh." ucapnya sembari membalikan badan hendak pergi dari sana.

Pria berbaju khas dokter itu mengangguk paham. Menatap kearah devano sekilas kemudian bergegas menyusul tuannya yang sudah keluar dari ruangan vip itu beberapa menit yang lalu.

oOo


Ting tong! Ting tong!

Sebuah suara bel dari pintu utama mulai menggema diseluruh ruangan megah keluarga Aldevander. Seorang maid dengan baju hitam putih mulai berjalan cepat menuju kearah pintu. Memasukan jarinya kedalam finger scanner kemudian membuka pintu berdaun ganda itu.

"Lama banget sih bi?" ketus seorang gadis dengan tubuh tinggi bak model.

Pelayan itu hanya menundukkan sedikit kepalanya, berniat untuk meminta maaf. Namun belum sempat wanita tua itu mengucapkan kata maaf, gadis itu langsung menyelonong masuk kedalam rumah tanpa permisi. Mengedarkan pandangan ke segala arah kemudian mendudukan tubuhnya diatas sofa putih mewah di ruang tamu.

"Devarga ada kan?" tanyanya pada wanita yang mengikutinya dari belakang.

Wanita itu mengangguk tanpa menjawab. Sebelum ia benar-benar mendapat perintah dari gadis itu, wanita itu langsung bergegas pergi kearah tangga menuju kamar devarga yang terletak di lantai 2 meninggalkan gadis itu sendirian sembari menatap punggung maid itu dengan senyum smirk andalannya.

Klik!

Pintu kamar berwarna putih milik devarga perlahan terbuka. Menampakan seorang pria berbaju singlet tengah tenggelam dialam mimpinya dengan posisi tengkurap diatas kasur empuk kamarnya.

Ia sama sekali tak terganggu dengan kedatangan bibi kesayangannya. Sepertinya dia benar-benar ngantuk berat karena baru tidur jam 4 pagi tadi. Semua ini karena kebiasaannya mengikuti balapan liar yang mungkin akan membahayakan dirinya.

Membuka gordyn jendela kamar. Bibi itu mulai duduk ditepian ranjang tempat tidur devarga. Mengusap pucuk kepala pria itu dengan penuh kasih sayang, perlahan senyum manis wanita itu terpancar dengan begitu tulus.

Bibi gak nyangka ternyata tuan muda sudah sebesar ini.

Melirik ke arah jam weker yang menunjukkan pukul 9 pagi. Wanita itu hanya menghela nafas kasar. Menepuk pundak devarga pelan, seperti tengah membangunkan anaknya. "Aden muda ayo bangun!" ucapnya lembut.

Dear D : : love or Die? | Revisi Full BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang