PENYESALAN

4.1K 278 5
                                    

Saya berjanji akan vote dan spam comment cerita ini.

Jangan lupa ditepati.

SAYA TAHU KALIAN ORANG YANG CERDAS DAN BISA MENGHARGAI KARYA ORANG LAIN!

Typo terdeteksi? Beritahu Author yaa

Happy Reading...








"Kok gak jelas sih anjir!!"
Protes vino kesal saat justin beberapa kali men-zoom gambar dilayar komputernya. Devarga menyipitkan matanya mencoba meneliti setiap detail wajah gadis itu.

"Gak ada gambar yang wajahnya lebih jelas? Kalo cuma dari samping gimana mastiinnya njir?"

Kini satria sudah merasa putus asa setelah beberapa menit tidak berkedip hanya untuk meneliti wajah gadis yang hanya terlihat dari samping itu.

Justin kembali mengotak atik video itu namun sayang tidak ada gambar yang lebih jelas selain itu dan gambar punggung gadis itu saat bersembunyi dibalik semak-semak.

"Dahlah capek gua! Awas aja kalo sampe ketemu! Gue gak akan lepasin dia."
Devarga berbalik menuju pintu keluar dan pergi begitu saja dari sana meninggalkan keempat temannya yang masih diam mematung dan menatapnya kesal.

Devarga








"Kok lu bisa ngelempar kaleng itu sih sei?!"

Seinna langsung membungkam mulut natalie yang berbicara dengan suara yang cukup keras. Sesekali gadis itu melirik kanan dan kirinya memastikan tidak ada orang dikelasnya yang mendengar ucapan natalie barusan.

"Lu kalo ngomong jangan keras-keras anjir!!" Protes claazora berbisik.

Natalie melepas tangan seinna kasar kemudian mencengir kuda, memasang wajah tanpa dosanya kearah ketiga temannya.

"Ck! Iya iya!! Jadi gimana?! Kenapa lu bisa ngelempar itu?"
Seinna menggaruk kepalanya frustasi.

Kejadian tadi begitu cepat menurutnya dan ia sangat bingung harus memulainya dari mana. Oh ayolah kepalanya sekarang terasa berdenyut nyeri akibat memikirkan kejadian tadi.

"SEI!!"
Mereka menatap seinna Menuntut agar segera memberi jawaban dari semua rasa penasaran mereka.

Seinna menarik nafas dalam, mau tidak mau ia harus menjelaskan semuanya kepada teman-temannya agar tidak lagi melontarkan pertanyaan yang pasti akan menyudutkannya.

"Tadi tuh gue gak sengaja nendang tuh kaleng soalnya gue masih kesel sama tiga curut cabe itu dan entah kayak gimana, itu kaleng nemplok aja ke kepala si varga. Gimana dong!!" Seinna menggigit bibir bawahnya cemas.

Ketiga sahabatnya hanya menggeleng pelan.

"Poor seinna."

Natalie memeluk seinna erat, mencoba menyalurkan rasa simpatik ke gadis itu kemudian diikuti kedua temannya.

Seinna membalas pelukan teman-temannya. Hatinya mulai merasa tenang walau masih ada rasa takut jika nanti devarga sudah mengetahui jika dirinya yang melempar kaleng itu.

Dear D : : love or Die? | Revisi Full BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang