ACIEEE

1.7K 165 11
                                    

VOTE DULUU!! JANGAN PELIT!😉

Masa yang baca sama yang vote banyakan yang baca sih. Ayolah saling menghargai.

Spam comment yaa, anggep aja buat vitamin author biar up lebih rajin.

Saya tahu kalian orang cerdas yang bisa menghargai karya orang lain.

Typo terdeteksi? Beritahu Author yaa

Happy Reading...
________________________________________







"Varga stop!"

Pria dengan nama Devarga itu langsung menghentikan langkah panjangnya ketika Seinna berdiri menghalangi dirinya dengan tangan merentang.

Tangan pria itu mengepal kuat seperti tengah menahan emosi. Sayangnya ia tak mau melampiaskan pada orang yang telah membuatnya marah.

Seinna.

"Minggir!" ucapnya dingin.

Seinna menggeleng. Tangannya masih telentang memblokir jalanan koridor kelas yang akan dilalui Devarga. Masa bodoh dengan apa yang akan Devarga lakukan padanya. Namun yang pasti dia tak ingin Devarga marah padanya.

"Minggir gue bilang!" ucapnya sedikit membentak.

Seinna masih diam. Kekeh dengan pendiriannya membuat Devarga berdecak sebal. Seinna yakin pria itu semakin marah padanya.

"Lu kenapa nutupin semuanya dari gue? Kenapa lu gak cerita masalah ini sama gue! Kemaren masalah stalker lu gak cerita, sekarang masalah terror lu juga gak cerita. Lu anggep gue apa Sei? Kenapa lu tutupin semuanya dari gue!"

Seinna terdiam. Bentakan Devarga barusan sukses membuat hatinya berdenyut. Ya Seinna akui jika dia salah, tetapi ia tidak bermaksud untuk tak menganggap Devarga. Ia melakukan hal ini karena ia terlalu yakin bahwa dirinya bisa menyelesaikan semuanya sendiri. Tanpa merepotkan Devarga.

"Karna gue gak berhak buat cerita ke lu. Gue bukan siapa-siapa lu Ga!" ucapnya datar.

Devarga tertawa miris. Mengusap kepalanya dengan kasar. Ia benar-benar tak habis pikir jika Seinna akan mengatakan hal itu.

Apa dia tidak menganggap semua usaha pendekatan yang Devarga lakukan? Apa itu belum membuat Seinna paham jika Devarga benar-benar menyukainya?

"Sei! Walau gue gak pernah nembak lu bukan berarti lu bukan siapa-siapa gue."

Seinna terdiam. Menundukkan kepala. Menatap kearah lantai dingin yang menjadi saksi perdebatan mereka. Ia tak berani menatap Devarga, karena sekilas tatapan pria itu benar-benar menakutkan untuknya. Tatapannya sangat dingin dan tajam.

"Gue milik lu!"

Deg!

Seinna semakin terdiam. Ucapan Devarga barusan sukses membuatnya tercekat. Namun entah mengapa, ucapan itu juga berhasil membuat hati Seinna menghangat. Tidak munafik, Seinna menyukai ucapan itu.

"Lu tau alasan gue gak nembak lu?" tanya Devarga.

Seinna menggeleng pelan. Matanya masih menatap kearah lantai yang sepertinya lebih enak dipandang daripada wajah Devarga.

Dear D : : love or Die? | Revisi Full BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang