Sepasang Asing
Kau, separuh yang pernah buatku penuh.
Kini, kau bersarang dalam keluhku yang jenuh.
Kita pernah menginjak jalan yang sama.
Saat langkahmu ku genapkan, dan mimpiku kau aminkan.Namamu menjulang ke angkasa nadiku.
Dan ceritamu lantang terbayang dalam lubuk ingatku.
Kau melengkapi hari dengan cerita dan melengkapi hati dengan cinta.
Hingga, kenangan bahagia itu buatku menderita.Sekarang kita menjadi asing, kembali.
Seolah tak pernah saling menjaga hati.
Seolah tak pernah saling menggenggam janji.
Dan lupaku serta lupamu adalah sah, karena semua takdir yang terukir adalah saksi.
Bahwa aku dan kamu bernama jarak, bukan kekasih.Aku bersujud dalam dingin lantai nestapa.
Merintih lirih meminta iba.
Saat lukaku kian gila menusuk relung jiwa.Ini hal yang semakin tak wajar.
Bukankah kita hanya saling kenal.
Kemudian tak sengaja mengisi masing masing yang gasal.
Kemudian setelah puas digenapi, aku hilang pun kemudian kau hilang, tanpa sesal.Aku hanya terngiang soal waktu yang pernah kita sumpahi tak akan melindas cinta.
Lalu sekarang bersisa malu, pada asmara yang ternyata bukan hal yang istimewa.
Kita sepasang asing yang telah usang.
Pergilah, aku sudah bosan.
Aku pergi, aku tak pernah cukup menyenangkan.Kita sepasang asing.
Kini, kenangan yang menekankan bahwa kita hanya pernah yang sudah punah, terdengar edan begitu nyaring.
Kita pun sudah lengkap masing masing.
Tak lagi menyapa dan berbalas sapa dalam dunia yang fana hingga lewat perantara daring.Tak apa.
Karena, dari awal kita adalah asing.Iniipy
KAMU SEDANG MEMBACA
Elegi Roman Remaja
PoetryKarena asmara kaum remaja tak pernah berakhir pada satu warna.